Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan

(1)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN PADA

RUMAH SAKIT UMUM (RSU) SARAH, MEDAN

Oleh

NAMA : IQBAL IBRAHIM NASUTION

NIM : 040522171

JURUSAN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan universitas.

Medan, 22 Mei 2009

Yang Membuat Pernyataan,

Iqbal Ibrahim Nasution NIM : 040522171


(3)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan”.

Dengan semua keterbatasan yang penulis miliki, maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta dukungannya baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad,M.Si,Ak., dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc,Ak. Selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB,MM,Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada Bapak Drs. Syahrul


(4)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Rambe,MM,Ak., dan Bapak Iskandar Muda,SE, M.Si,Ak., selaku dosen pembanding dan penguji yang telah banyak memberikan pengarahan, kritik dan saran yang terbaik bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Narumundang Bulan Siregar,MM,Ak. Selaku dosen wali yang telah banyak memberikan waktu dan nasehat kepada penulis.

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

6. Kedua orang tuaku yang terkasih dan tercinta, ayahanda Otteman

Nasution,SH, dan ibunda Ir.Rosmalina Dewi Batubara. Terima kasih atas kasih sayang, doa, semangat dan pengorbanan untuk menunggu selesainya skripsi ini. Semoga Allah dapat membalas apa yang telah kalian berikan dan dapat mewujudkan yang telah kalian cita-citakan. Amin.

7. Kakak dan adik-adikku, Fitri Trisnasari Nst, SH, Arifin Hidayat Nst,SH, Romi Muhammad Nst terima kasih atas doa, motivasi yang tidak henti. 8. Seluruh staff dan pegawai Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan atas

kesempatan yang diberikan bagi penulis untuk melakukan penelitian pada perusahaan.

9. Sahabat-sahabatku yang tak henti-hentinya mendampingi dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, Alumsi SMU 4 Medan Stambuk 2000, Fairuzi, Wahyu W., Kelvin, Baginda, Dedi, Edywan, M. Arfah, Candra, Alumni HMI Komisariat PAAP “Party Zone” Kiki, Nina, Dona, Ipul, Lia, Risma, Nova, Reja dan anak-anak komplek BBLKI Medan, serta


(5)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

seluruh teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Thanks for the

amazing experience.

10.Rekan-rekan staf KAP. Syamsul Bahri TRB & Rekan, Kak Munthe makasih buat dorongannya, Selvi, Cut, Enda, Reja Fitri, Bang Rahmad, Doni, Hakim, Joe, and special thanks to Mr. Abdul Karim for support, time, and

motivation.

11.For My Special Present, Siti Aisyah “Icha”, Terimakasih atas kesabarannya,

semangatnya, motivasinya, dan seluruh bantuannya yang takkan bisa terlupakan.

Sebagai manusia yang tidak akan pernah luput dari kekhilafan, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Akuntansi.

Medan, 22 Mei 2009 Penulis,

Iqbal Ibrahim Nasution NIM :040522171


(6)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penetapan harga pokok penjualan dan biaya-biaya yang termasuk unsur-unsur kedalamnya harga pokok penjualan pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah dan metode-metode untuk menetapkan harga pokok penjualan.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari buku, perpustakaan, artikel, majalah, dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penetapan unsur-unsur biaya yang termasuk kedalam harga pokok penjualan memegang peranan penting dalam mengukur kinerja manajemen, pemisahan dan alokasi biaya yang tepat memegang peranan yang penting untuk mengukut kinerja manajeman


(7)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

ABSTRACT

This research intent to know and to analyze cost of goods sold and cost elements that included to cost of goods sold on Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah and methods to establish cost of goods solds.

In this research, the data that used is secondary data which is Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah financial statement, Field. The data techniques used are documentation and bibliography by collecting the correlated data and information from books, library, articles, magazines, and other sources, to get an accurate data.

The result of this research show , the establishment of cost elements that included to cost of goods sold hold essential role in measure management performance, separation and cost allocation in point hold important role for measure management’s performance


(8)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian dan Penggolongan Biaya ... 7

1. Pengertian Biaya ... 7

2. Karakteristik Biaya dan Tujuan Sistem Biaya Organisasi Kesehatan ... 8

3. Penggolongan Biaya ... 9

B. Harga Pokok Penjualan ... 13

. 1. Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga Pokok Penjualan 13 2. Unsur-Unsur Harga Pokok Penjualan ... 14


(9)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

1. Variabel Costing ... 19

2. Activity Based-Costing ... 20

D. Pelaporan Harga Pokok Penjualan ... 23

1. Variabel Costing ... 23

2. Activity Based-Costing (ABC) ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Jenis Data ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Teknik Analisa Data ... 33

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 34

A. Data Penelitian ... 34

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 35

3. Unsur-unsur Harga Pokok Penjualan ... 43

4. Perhitungan Harga Pokok Penjualan ... 44

5. Laporan Harga Pokok Penjualan ... 48

B. Analisa dan Evaluasi Hasil Penelitian ... 49

. 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel No. Judul

1 Pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode

Halaman

Variabel Costing 20

2 Pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode

Activity Based Costing 25


(11)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran No.

1 Laporan Laba Rugi Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah,

Medan Tahun 2007


(12)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia berencana mewujudkan Indonesia Sehat di tahun 2010. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong-menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, kemampuan masyarakat yang diharapkan dimasa depan adalah mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan yang bermutu dimaksudkan adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan, sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.

Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap organisasi pelayanan kesehatan


(13)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

pasti mempunyai tujuan atau sasaran, agenda kegiatan maupun program bagi masyarakat yang dituju. Dengan demikian, implikasinya adalah timbulnya kebutuhan akan organisasi kesehatan tersebut. Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelayanan kesehatan adalah menjadi salah satu agent of public service bagi sebuah masyarakat.

Rumah Sakit adalah salah satu bentuk dari organisasi yang memberikan pelayanan bagi masyarakat. Rumah sakit menurut Indra Bastian (2008:27) :

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga dirumah. Rumah sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik.

Fungsi utama rumah sakit adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun bagian dari mata rantai rujukan pelayanan kesehatan. Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu serta teknologi kedokteran, rumah sakit telah berkembang dari suatu lembaga kemanusiaan, keagamaan, dan sosial yang murni, menjadi suatu lembaga yang lebih mengarah dan berorientasi kepada bisnis, terlebih setelah para pemodal diperbolehkan mendirikan rumah sakit dibawah badan hukum yang bertujuan mencari laba (profit). Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang padat modal, padat karya, dan padat ilmu serta teknologi, dimana untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang tinggi, diperlukan profesionalisme yang handal dalam hal pengelolaan lembaga bisnis yang modern.

Rumah sakit juga merupakan suatu “Unit Sosio-Ekonomi” yang majemuk. Yang artinya bahwa rumah sakit bukan hanya merupakan lahan untuk mencari nafkah semata, apalagi menganggap rumah sakit sebagai tambang emas untuk


(14)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

menghimpun kekayaan. Rumah sakit adalah lahan pengabdian profesi para insan kesehatan dan insan rumah sakit itu sendiri.

Pengelolaan organisasi kesehatan ini sangat erat kaitannya dengan perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan seluruh kegiatan didalam organisasi atau lembaga. Dan setelah itu, mekanisme pertanggung jawaban menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan tidak akan pernah ditinggalkan dalam pelaksanaan seluruh aktivitas organisasi kesehatan tersebut. Dalam konsep idealita secara umum, tidak ada suatu organisasi kesehatan pun yang berorientasi kepada ketidak jujuran, pelanggaran terhadap amanah, maupun pelarian dari tanggung jawab. Apabila program sudah dijalankan, pertanggung jawaban harus dilakukan. Jadi, seluruh aspek pengelolaan organisasi kesehatan menjadi bahan yang harus dipertanggung jawabkan oleh penanggung jawab program atau pelaku organisasi.

Perubahan lingkungan pelayanan kesehatan telah menimbulkan beban berat bagi pengurus kesehatan, administrator, kepala bagian keuangan, dan pimpinan bagian. Kemajuan teknologi, join venture dan merger serta spesialisasi lembaga telah memberikan kontribusi pada perubahan pada pelayanan kesehatan. Metode pembayaran baru antara lain reimbursement (penggantian pembayaran), Medicare

Prospective Payment Methods, telah bermunculan saat ini. Informasi biaya

merupakan hal yang krusial dalam pembuatan keputusan. Keputusan yang diambil dalam rangka menghasilkan laba untuk dapat survive dan berkembang dengan menggunakan resiko yang sekecil mungkin. Ini dimungkinkan jika perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien.


(15)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Pengendalian terhadap biaya-biaya yang timbul dalam menjalankan operasional perusahaan mutlak diperlukan karena biaya-biaya inilah yang akan membentuk harga pokok produk atau jasa yang nantinya akan membentuk harga jual produk atau jasa di pasar, dan harga jugalah yang akan membentuk volume penjualan atas barang atau jasa. Biaya merupakan proses penentuan biaya penuh maupun biaya tambahan bagi penyediaan layanan serta barang untuk pasien dan masyarakat.

Untuk menentukan total biaya penyediaan layanan, semua jenis dan besaran biaya harus diperhatikan terlebih dahulu. Dalam kenyataannya, untuk mengeluarkan keputusan manajemen, biaya harus diketahui berdasarkan dengan prosedur, pasien, dan bagian atau departemen terkait. Namun pada umumnya, biaya tidak menentukan harga jual produk atau jasa. Harga jual suatu produk atau jasa terbentuk di pasar sebagai bentuk interaksi antara jumlah permintaan dan penawaran di pasar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyadi ( 2003 : 80 )

Manajemen puncak memerlukan informasi biaya penuh untuk mendapatkan jawaban atas konsekwensi laba dari setiap alternatif harga jual yang terbentuk di pasar, sehingga diperoleh jaminan harga jual produk/jasa yang dijual di pasar dapat menutupi biaya penuh untuk menghasilkan produk/jasa tersebut dan menghasilkan laba yang wajar. Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah didirikan oleh Yayasan Sarah dengan izin operasional sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: YM.02.04.2.2.200. Tujuan dari Rumah Sakit Umum Sarah adalah untuk memberikan jasa dalam bidang perawatan kesehatan dan pelayanan masyarakat. Sebagai sebuah kegiatan sosial dari Yayasan Sarah, Rumah Sakit Umum Sarah diharapkan dapat memberikan mutu pelayanan yang optimal dengan memperhitungkan harga pokok penjualan yang telah dikeluarkan


(16)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Mengingat pentingnya perhitungan harga pokok penjualan maka penulis merasa tertarik untuk membahas lebih dalam lagi tentang harga pokok penjualan dengan mengangkat judul “Analisa Penetapan Harga Pokok Penjualan Pada

Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan”

B. Perumusan Masalah

Penulis mencoba merumuskan bahwa masalah yang dibahas dan diteliti berkisar pada analisa terhadap struktur biaya dan pemilihan metode penetapan harga pokok penjualan. Adapun masalah yang dihadapi RSU Sarah adalah :

1. Apakah pembebanan biaya yang menjadi unsur-unsur harga pokok

penjualan sudah efisien?

2. Apakah perhitungan harga pokok penjualan sudah mencerminkan nilai wajar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah pembebanan biaya yang menjadi unsur-unsur harga pokok penjualan sudah efisien.

2. Untuk mengetahui apakah perhitungan harga pokok penjualannya sudah mencerminkan nilai wajar.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan serta wawasan penulis tentang perhitungan harga pokok penjualan rumah sakit.

2. Memberikan saran bagi manajemen Rumah Sakit Umum Sarah untuk penyempurnaan perhitungan harga pokok penjualan.


(17)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

3. Sebagai bahan acuan bagi pihak lain yang mengadakan penelitian dalam bidang yang sama.


(18)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Penggolongan Biaya

1. Pengertian Biaya

Pengalokasian setiap faktor produksi dengan cermat, tepat dan efisien akan memberikan hasil yang sangat maksimal. Pemakaian faktor produksi dengan cermat, tepat dam efisien merupakan tindakan yang harus dilakukan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu diperlukan penataan biaya-biaya produksi yang baik untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Biaya dalam manajemen tradisional hanya dituntut untuk mencatat biaya yang terjadi sebagaimana adanya. Sedangkan biaya dalam manajemen kontemporer tidak hanya diharapkan mampu mencatat biaya sebagaimana adanya, tetapi juga dituntut untuk memotivasi manajemen dan karyawan dalam melakukan pengurangan biaya agar organisasi mampu menghasilkan produk/jasa secara efisien. Penyediaan informasi biaya memungkinkan manajemen dan karyawan mengelola aktivitas, sehingga manajemen terdorong untuk melakukan perbaikan berkelanjutan atas aktivitas menghasilkan produk/jasa dengan selalu mempertimbangkan kualitas biaya.

Dalam masyarakat awam pengertian akan biaya (cost) disamakan dengan pengertian beban (expenses), tetapi dalam akuntansi kedua hal tersebut berbeda. Pengertian biaya menurut Mursyidi (2008 : 14) “Biaya (cost) adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang”.


(19)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Sedangkan beban (expenses) menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14) “Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”. Selanjutnya, beban menurut Mursyidi (2008:14) “ Biaya yang telah terjadi (expired cost) yang dikurangkan dari penghasilan atau dibebankan pada periode yang bersangkutan dimana pengorbanan terjadi”.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat kita tarik satu kesimpulan bahwa biaya (cost) dan beban (expenses) merupakan hal yang berbeda.

2. Karektersitik Biaya dan Tujuan Sistem Biaya Organisasi Kesehatan

Beberapa karakteristik yang melekat pada biaya organisasi kesehatan adalah: a. Biaya merupakan pengukur, dalam unit moneter, suatu sumber ekonomis

yang digunakan atau dikorbankan untuk tujuan tertentu

b. Biaya secara fisik, yang merupakan kesatuan usaha dimana penguasaan pengelolaan sumber ekonomi, adalah suatu aktiva. Dalam istilah akuntansi sumber ekonomi dan perubahannya direpresentasikan dalam bentuk unit moneter, yaitu hasil pengukuran yang ditentukan ketika transaksi perolehan sumber ekonomi didasarkan atas harga pertukaran

c. Sebagai dasar pengukuran, biaya tidak mempunyai konotasi sesuatu hal yang negatif atau mengurangi, merugikan, atau sesuatu yang jelek.

Desain biaya pada apotek penyedia layanan kesehatan adalah sebagai ‘sumber daya yang dapat digunakan apotek’ (tenaga kerja, obat-oabatan, persediaan dan


(20)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

overhead). Biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan nonvariabel (tetap), berdasarkan ketekaitannya dengan proses pengobatan

Tujuan biaya organisasi kesehatan adalah :

a. Mengefektifkan dan mengefisienkan pengunaan dana organisasi kesehatan. b. Mengetahui penyebab utama biaya kesehatan.

c. Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat.

d. Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta pelaporannya.

e. Menghasilkan laporan biaya terkini (up to date) sebagai bahan

pertimbangan atas keputusan pengelolaan organisasi kesehatan, terutama aspek keuangan.

3. Penggolongan Biaya

Pengumpulan biaya (cost accumulation) adalah pengumpulan data biaya dengan berbagai cara dengan menggunakan sarana sistem akuntansi. Setelah pengumpulan biaya, pengelolaan lembaga menentukan biaya untuk menunjuk objek biaya sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Penetapan biaya (cost assignment) merupakan istilah umum yang meliputi; penelusuran (tracing), pengumpulan biaya ke objek biaya dan pengalokasian kumpulan biaya yang ada biaya objeknya.

Pembagian biaya dapat dihubungkan dengan suatu proses produksi baik yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung, yaitu berhubungan dengan :

a. Produk

Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya yang sifatnya :


(21)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

1. Biaya langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan yang direncanakan. Jenis biaya langsung adalah biaya staf dan relawan serta biaya peralatan. Karakteristik biaya langsung adalah bahwa input (alokasi biaya) yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan. Variablilitas jumlah komponen biaya langsung sebagian besar dipengaruhi oleh target kinerja atau tingkat pencapaian program atau kegiatan yang diharapkan

2. Biaya tidak langsung (indirect cost).

Biaya yang tidak berhubungan langsung (indirect cost) dikenal dengan nama beban komersial (commercial expenses). Yaitu biaya yang tidak dapat diidentifikasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk yang dihasilkan. Misalkan, beban pemasaran (selling

expenses) dan beban administrasi umum (general and administrative expenses). Biaya tidak langsung digunakan secara periodik (umumnya

bulanan) dalam rangka kordinasi penyelenggaraan kewenangan organisasi kesehatan yang bersifat umum.

b. Volume produksi

Biaya dapat diklasifikasikan atas dasar perubahan yang terjadi pada volume produksi atau produk yang dihasilkan atau produk yang terjual, yaitu dibagi menjadi :


(22)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya dipengaruhi oleh perubahan kegiatan. Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Secara total biaya variabel berubah sesuai dengan perubahan volume produksi.

b. Biaya per unit (satuan) relatif tetap.

c. Dapat ditelusuri ke setiap produk yang dihasilkan.

d. Dapat dikendalikan oleh tingkat manajemen yang paling bawah, bahkan oleh tingkat operasional.

Contoh biaya variabel adalah semua biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel seperti loundry linen, belanja dapur.

2. Biaya tetap (fixed cost).

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan organisasi. Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Secara total biaya ini tetap pada tingkatan volume produksi (range) tertentu.

b. Biaya per unit (satuan) selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau jumlah yang dihasilkan.

c. Pengakuan biaya didasarkan pada kebijaksanaan manajemen atau metode alokasi biaya.

d. Tanggung jawab pengendalian terletak pada tingkat manajemen tertentu.


(23)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Contoh biaya tetap dalam biaya overhead adalah gaji manager produksi, penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan, asuransi pabrik, sewa, pemeliharaan dan perbaikan gedung.

3. Biaya semi variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan vaiabel. Unsur tetap adalah jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan biaya variabel adalah bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Contohnya, biaya listrik dari perusahaan listrik negara (PLN) sebagian ada bersifat tetap dan ada pula yang berubah sesuai dengan penggunaannya, yaitu yang berdasarkan kilowatt.

Untuk memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam biaya semi varibel dapat digunakan 3 metode yaitu :

- High and low point method

- Scattergraph method

- Method of least squares

B. Harga Pokok Penjualan

1. Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga Pokok Penjualan

Harga pokok menurut Mursyidi (2008:14) adalah biaya yang telah terjadi

(expired cost) yang belum dibebankan/dikurangkan dari penghasilan. Harga pokok

ini membentuk harta (assets). Penentuan harga pokok adalah pembebanan unsur biaya langsung terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses, artinya penentuan biaya yang melekat pada produk pelayanan.


(24)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Persaingan tingkat dunia memaksa manajemen perusahaan memperhitungkan dengan cermat biaya produk mereka dengan tujuan :

a. Konsumen tidak dibebani biaya bukan penambah nilai (non value added

cost). Dengan semakin mudahnya konsumen memperoleh informasi mengenai

mutu, harga, dan kinerja produk atau jasa yang mereka perlukan, maka konsumen hanya memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dengan harga yang terendah di antara harga berbagai produk atau jasa yang ditawarkan produsen di pasar. Agar konsumen terjamin hanya akan dibebani dengan biaya yang wajar, maka produsen harus senantiasa melakukan penyempurnaan aktifitas secara berkesinambungan (continual improvement) yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa.

b. Laba yang diperoleh perusahaan yang memasuki persaingan global dan tajam adalah rendah sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang cost effective saja yang mampu bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan seperti itu.

2. Unsur-Unsur Harga Pokok Penjualan

Unsur-unsur harga pokok terdiri dari : a. Biaya bahan

Biaya bahan menurut Carter dan Usry (2004 : 40) : ” bahan adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan harga pokok produk.


(25)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Sedangkan menurut Garrison dan Norren (2000 : 41) : “ bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut.

Dalam memperoleh bahan, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja. Oleh karena itu harga pokok bahan terdiri dari harga beli (yang tercantum di dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan tersebut. Apabila didalam pembelian pemasok memberikan potongan tunai (cash discount), maka potongan tunai diperlakukan sebagai pengurangan terhadap harga pokok bahan yang dibeli. Sedangkan untuk biaya angkutan dapat diperlakukan sebagai berikut :

- Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan yang dibeli

- Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead.

Biaya bahan ini dapat secara langsung dibebankan kepada produk/jasa karena pengamatan fisik dapat dipergunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi tiap-tiap produk. Menilai persediaan bahan baku langsung dapat dinilai berdasarkan harga bahan (standard cost), harga pasar (at market), harga perolehan (at cost) atau dasar lainnya.

Metode penentuan harga bahan pada persediaan yang digunakan dalam proses produksi umumnya dibedakan atas tiga metode yaitu :


(26)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Metode FIFO mengasumsikan bahwa nilai bahan pertama kali digunakan dalam proses produksi adalah nilai bahan yang dibeli pertama.

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode LIFO mengasumsikan bahwa nilai bahan yang pertama kali digunakan dalam proses produksi adalah nilai bahan yang dibeli terakhir.

3. Metode Rata-rata (Average)

Metode Rata-rata mengasumsikan bahwa nilai bahan yang tersedia untuk digunakan memiliki harga yang sama (rata-rata)

b. Biaya tenaga kerja langsung (upah langsung)

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 (2006 : 2) Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 Angka 2, “Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Mulyadi (2003 : 175) tenaga kerja adalah “ Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.”

Sedangkan menurut Carter dan Usry (2004:40) tenaga kerja langsung adalah “Tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu”.


(27)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia. Biaya tenaga kerja dapat dibagi kedalam tiga golongan, yaitu :

1. Gaji dan upah (original wages,) yaitu hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Ada berbagai macam perhitungan upah karyawan dalam perusahaan. Salah satu cara adalah dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu.

2. Premi lembur. Perlakukan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur dapat ditambahkan upah tenaga kerja langsung dan dibebankan kepada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut. Perlakuan ini dapat dibenarkan bila perusahaan telah bekerja pada kapasitas maksimum. Premi lembur juga dapat diperlakukan sebagai biaya overhead. Perlakuan ini hanya dapat dibenarkan jika lembur tersebut terjadi karena ketidak efisienan atau pemborosan jam kerja.

3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja, terdiri dari :

- Biaya pemula produksi (set up cost). Sering kali terjadi sebuah


(28)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

produksi. Biaya-biaya yang dikluarkan untuk memulai produksi di sebut biaya pemula.

- Waktu menganggur (idle time). Dalam memberikan pelayanan

sering kali terjadi hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal ini menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlakukan sebagai unsur biaya overhead.

c. Biaya overhead (biaya tidak langsung)

Biaya overhead (biaya tidak langsung) mencakup semua biaya selain biaya tenaga kerja langsung. Menurut Carter dan Usry (2004:41) : “Overhead terdiri dari semua biaya yang tidak ditelusuri secara langsung ke ouput tertentu”. Ada beberapa macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead, yaitu :

1. Satuan produk

Metode ini adalah yang paling sederhana dan yang langsung membebankan biaya tidak langsung kepada produk

Tarif biaya tidak langsung pabrik persatuan = Taksiran biaya tidak langsung

Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan

2. Biaya bahan baku

Jika biaya tidak langsung yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah bahan baku


(29)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

3. Biaya tenaga kerja

Jika sebagian besar elemen biaya tidak langsung mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya tidak langsung adalah biaya tenaga kerja.

Taksiran biaya overhead pabrik

Taksiran biaya tenaga kerja langsung x 100%

4. Jam mesin

Jam mesin dijadikan dasar pembebanan biaya tidak langsung apabila komponen biaya yang berhubungan dengan mesin mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan dengan gabungan dari biaya lainnya. Ini tepat digunakan pada perusahaan padat modal, dan menghasilkan produk sejenis.

Taksiran biaya overhead pabrik Taksiran jam kerja mesin

C. Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Dalam organisasi kesehatan (rumah sakit) di Indonesia, metode penentuan harga pokok penjualan yang diterapkan adalah :

a. Variabel Costing

Varibel costing adalah metode penentuan harga pokok penjualan yang hanya

membebankan biaya-biaya penjualan yang bersifat variabel ke dalam perhitungan harga pokok penjualan. Variable costing memperbaiki informasi biaya penuh produk

Taksiran biaya tidak langsung Taksiran bahan baku yang dipakai


(30)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

dengan mengelompokkan biaya menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Biaya penjualan yang bersifat tetap pada variable

costing diperlakukan sebagai biaya periodik, artinya dibebankan sepenuhnya sebagai

biaya periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi.

Selain itu, variabilitas biaya menurut variable costing hanya dihubungkan dengan aktifitas yang bersangkutan dengan jumlah produk yang dihasilkan produksi

(unit level activities). Oleh karena itu, jika biaya penuh produk tidak hanya bervariasi

dalam hubungannya dengan jumlah produk yang dihasilkan, namun sebagian besar yang lain bervariasi dengan aktifitas yang bersangkutan dengan batch produksi dan aktifitas bersangkutan dengan produk, maka biaya penuh produk menurut variable

costing tidak menggambarkan secara cermat sumber daya yang dikorbankan untuk

produk.

Penentuan harga pokok berdasarkan metode variable costing pada umumnya ditujukan untuk pihak manajemen dalam rangka pengambilan kebijakan harga. Harga pokok penjualan menurut metode variabel costing terdiri dari :

1. Biaya langsung

Yang termasuk ke dalam biaya langsung adalah : - Biaya bahan habis pakai medis dan non medis - Biaya obat-obatan

- Investasi gedung - Investasi alat medis - Investasi non medis


(31)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

2. Biaya tidak langsung variabel

Yang termasuk ke dalam biaya tidak langsung variabel adalah : - Biaya loundry dan linen

- Biaya angkutan - Biaya belanja dapur

b. Activity Based-Costing (ABC)

Sistem Activity Based-Costing (ABC) didesain sebagai sistem informasi biaya yang menyediakan informasi tentang fakta (informing) dan memberdayakan

(empowering) manajemen serta karyawan dalam pengurangan biaya dan pemrakiraan

biaya secara andal. Kekuatan utama dari sistem ABC terletak pada dua fungsi utama yaitu :

1. Imforming, yaitu kemampuan sistem ABC dalam menyediakan informasi

untuk memantau kinerja personel dalam mewujudkan rencana

2. Empowering, yaitu kemampuan sistem ABC dalam mengklasifikasikan

informasi untuk memberdayakan manajemen serta karyawan, terutama dalam pengurangan biaya dan pemrakiraan biaya secara andal.

Falsafah yang melandasi Sistem ABC menurut Indra Bastian (2008 : 229) adalah :

- Cost is caused. Biaya pasti ada penyebabnya dan penyebab terjadinya

biaya adalah aktivitas. Sistem ABC berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber daya yang menyediakan kemampuan aktivitas, bukan sekadar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.


(32)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

- The cost can be managed. Penyebab terjadinya biaya (yaitu aktivitas)

dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personel organisasi dapat mempengaruhi biaya.

Dalam Sistem ABC, data (sumber daya) diklasifikasikan secara alami

(natural classification) yang memungkinkan kombinasi yang fleksibel dengan data

lain, seperti pusat pertanggungjawaban, aktivitas produk atau jasa, dan customer, untuk menghasilkan informasi biaya yang multidimensi.

Arus biaya dalam sistem ABC dimulai dari proses pencatatan biaya berdasarkan natural classification menurut pusat pertanggungjawaban dan aktivitas, kemudian pembebanan biaya ke aktivitas ke produk/jasa. Menurut proses pencatatannya, biaya kesehatan dalam sistem ABC diklasifikasikan menjadi 3 jenis biaya, yaitu :

1. Biaya Bahan

Biaya yang termasuk dalam biaya bahan adalah :

- Biaya bahan perawatan luka

- Biaya bahan untuk operasi

- Biaya bahan kimia di laboraturium

- Biaya obat untuk pasien

- Biaya peralatan penunjang pasien rawat jalan

- Biaya konsumsi pasien rawat inap

2. Biaya Tenaga Kerja


(33)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

- Biaya dokter

- Biaya perawat

- Biaya petugas laboratorium (tenaga ahli)

- Biaya petugas terapi

- Biaya pegawai administrasi lainnya

- Biaya office boy/cleaning service/penjaga keamanan

3 Biaya Overhead.

Biaya yang termasuk dalam biaya overhead adalah :

- Biaya peralatan pemeriksaan

- Biaya peralatan untuk ruang operasi

- Biaya peralatan ruang terapi

- Biaya peralatan dalam kamar pasien

- Biaya listrik/diesel organisasi kesehatan

- Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi

D. Pelaporan Harga Pokok Penjualan

1. Pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode Variable Costing

Pelaporan harga pokok penjualan menurut variabel costing dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(34)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Tabel 1

Pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode Variabel Costing

Biaya Langsung

Biaya habis pakai

- Medis 30.003.000

- Non Medis 27.000.000

57.003.000

Obat-obatan 44.996.999

Investasi

- Peralatan Medis 2.000.000

- Peralatan Non Medis 20.000.000

22.000.000

Biaya Gaji Langsung 190.000.000

Jumlah Biaya Langsung 313.999.999

Biaya Tidak Langsung

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 36.000.000

Biaya Listrik (diesel) 30.000.000

Biaya Kebersihan 10.000.000

Biaya Belanja Dapur 50.000.000

126.000.001

440.000.000

Harga Pokok Penjualan

Rumah Sakit Umum (RSU) Bina Medika Harga Pokok Penjualan

Per 31 Desember 2008

Jumlah Biaya Tidak Langsung

2. Pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode Activity Based Costing (ABC)

Dalam pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode Activity Based Costing, biaya dibagi-bagi menurut pusat pertanggungjawaban atau unit-unit kerja. Unit-unit kerja dibagi menjadi :

1. Unit rawat jalan tanpa laboratorium

Rumus untuk menghitung biaya pelayanan unit rawat jalan tanpa laboratorium adalah :


(35)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Biaya = (1) Biaya Bahan + (2) Biaya Tenaga Kerja + (3) Biaya Overhead 1. Biaya bahan terdiri dari :

- Biaya bahan obat

- Biaya bahan perawatan luka 2. Biaya tenaga kerja

- Biaya dokter - Biaya perawat

- Biaya petugas administrasi 3. Biaya overhead

- Biaya peralatan pemeriksaan

- Biaya listrik/diesel organisasi kesehatan - Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi 2. Unit rawat jalan termasuk laboratorium

Rumus untuk menghitung biaya pelayanan unit rawat jalan tanpa laboratorium adalah :

Biaya = (1) Biaya Pelayanan Dokter + (2) Biaya Pelayanan Laboratorium 1. Biaya pelayanan dokter:

1.1. Biaya bahan

- Biaya bahan obat

1.2. Biaya tenaga kerja

- Biaya dokter


(36)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

1.3. Biaya overhead

- Biaya petugas administrasi

- Biaya peralatan pemeriksaan

- Biaya listrik/diesel

- Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi

2. Biaya pelayanan laboratorium Biaya bahan

- Biaya bahan kimia

Biaya tenaga kerja

- Biaya petugas laboratorium

Biaya overhead

- Biaya petugas administrasi

- Biaya peralatan pemeriksaan

- Biaya listrik/diesel

- Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi

3. Unit rawat inap termasuk laboratorium

Rumus untuk menghitung biaya rawat inap termasuk laboratorium adalah : Biaya = (1) Biaya rawat inap + (2) Biaya pelayanan laboratorium


(37)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

1.1. Biaya bahan

- Biaya obat

- Biaya konsumsi

- Biaya bahan pasien (mandi, baju pasien, dan lain-lain)

1.2. Biaya tenaga kerja

- Biaya dokter jaga

- Biaya perawat kamar/bangsal

1.3. Biaya overhead

- Biaya peralatan elektronik

- Biaya listrik/diesel

- Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi

2. Biaya pelayanan laboratorium 2.1. Biaya bahan

- Biaya bahan kimia

2.2. Biaya tenaga kerja

- Biaya petugas laboratorium

2.3. Biaya overhead

- Biaya petugas administrasi

- Biaya peralatan pemeriksaan


(38)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

- Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi

4. Unit obat (apotek)

Rumus penghitungan biaya pelayanan apotek adalah :

Biaya = (1) Biaya bahan + (2) Biaya tenaga kerja apotek + (3) Biaya overhead apotek

1. Biaya bahan - Biaya obat

2. Biaya tenaga kerja apotek - Biaya petugas apoteker

- Biaya pelayanan petugas apotek 3. Biaya overhead

- Biaya peralatan elektronik - Biaya listrik/diesel

- Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi 5. Unit cost pelayanan laboratorium

Rumus untuk penghitungan biaya pelayanan laboratorium adalah : Biaya = (1) Biaya bahan + (2) Biaya Tenaga Kerja + (3) Biaya overhead

1. Biaya bahan - Biaya obat


(39)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

2. Biaya tenaga kerja apotek - Biaya petugas apoteker

- Biaya pelayanan petugas apotek 3. Biaya overhead

- Biaya peralatan elektronik - Biaya listrik/diesel

- Biaya kebersihan

- Biaya peralatan pencatatan administrasi

Pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode Activity Based Costing (ABC) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2

Pelaporan Harga Pokok Penjualan Metode Activity Based Costing (ABC)

1. Pelayanan Dokter Tanpa Lab.

Tenaga kerja Langsung

Dokter 21.777.778

Perawat 5.440.000

Tenaga ahli

-27.217.778

Biaya Bahan

Obat 19.565.217

Perawatan luka 30.000.000

49.565.217

Rumah Sakit Umum (RSU) Bina Medika Laporan Harga Pokok Penjualan


(40)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Jumlah Pindahan 76.782.995

Biaya Overhead

Peralatan pemeriksaan 869.565

Listrik (diesel) 13.043.478

Peralatan administrasi 869.565

Tenaga administrasi 12.000.000

26.782.609

103.565.604

2. Pelayanan Dokter Termasuk Lab.

Tenaga kerja Langsung

Dokter 21.777.778

Perawat 8.160.000

Tenaga ahli 12.000.000

41.937.778

Biaya Bahan

Obat 11.739.130

Bahan kimia 5.538.462

17.277.592

Biaya Overhead

Peralatan pemeriksaan 521.739

Listrik/diesel (ruangan dan lab.) 7.826.087

Kebersihan (ruangan dan lab.) 4.615.385

Peralatan admin. (ruangan dan lab.) 521.739

Peralatan laboratorium 2.307.692

Petugas administrasi 12.000.000

27.792.642

87.008.012

3. Rawat Inap Termasuk Laboratorium

Tenaga kerja Langsung

Dokter 54.444.444

Perawat 54.400.000

Tenaga ahli 12.000.000

120.844.444

Biaya Bahan

Obat 13.695.652

Bahan kimia 6.461.538

Bahan konsumsi 50.000.000

Bahan pasien 15.000.000

85.157.191

Harga Pokok Penjualan Unit

Rumah Sakit Umum (RSU) Bina Medika Laporan Harga Pokok Penjualan

Per 31 Desember 2008


(41)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Jumlah Pindahan 206.001.635 190.573.616

Biaya Overhead

Peralatan pemeriksaan 608.696

Listrik (diesel) 9.130.435

Kebersihan (ruangan dan lab.) 5.384.615

Peralatan admin (ruang dan lab.) 608.696

Peralatan laboratorium 2.692.308

Petugas administrasi 12.000.000

Perlengkapan kamar 10.000.000

Peralatan elektronik kamar 3.000.000

43.424.749

249.426.384

440.000.000

Harga Pokok Penjualan Unit

Total Harga Pokok Penjualan

Rumah Sakit Umum (RSU) Bina Medika Laporan Harga Pokok Penjualan


(42)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh data dan bahan yang dibutuhkan dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif yaitu menguraikan dan menjelaskan keadaan yang sebenarnya dari suatu objek penelitian.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian.

2. Data Sekunder, yaitu data yang sudah diolah dan diperoleh dari

perusahaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap objek penelitian

2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan penyediaan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.


(43)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

3. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan mencari data pada laporan-laporan bulanan yang ada di perusahaan.

D. Tehnik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode dimana data dikumpulkan, diinterpretasikan, dan dianalisis sehingga memberikan gambaran yang jelas dan lengkap.


(44)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. DATA PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Rumah Sakit Umum Sarah didirikan oleh Yayasan Sarah izin operasional yang ada terakhir sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : YM.02.04.2.2.200 berlaku tanggal 8 Februari 1997 sampai dengan 8 Februari 2002 untuk menyelenggarakan Rumah Sakit. Pada saat ini, Rumah Sakit adalah salah satu kegiatan sosial dari Yayasan Sarah.

Sesuai akte No. 01 tanggal 22 Mei 2006, yang dibuat oleh Mutiara Sahat Purnama Magelina Marpaung, SH, bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan jasa dalam bidang perawatan kesehatan dan pelayanan masyarakat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Yayasan akan menjalankan kegiatan :

- Mendirikan dan mengusahakan rumah-rumah sakit, poliklinik, asrama dan

laboratorium serta melengkapi alat-alatnya

- Menerima pasien-pasien dari segala lapisan masyarakat yang memerlukan

bantuan perawatan

- Melakukan penelitian (riset) secara ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan

di bidang kesehatan.

Unit kerja Rumah Sakit Umum Sarah terdiri dari : a. Unit Rawat Jalan dan Poliklinik


(45)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

b. Unit Rawat Inap

Unit rawat inap terdiri dari kamar:

- Kamar Suite

- Kamar SVIP

- Kamar VIP

- Kamar Kelas I

- Kamar Kelas II, dan

- Kamar Kelas III

c. Unit Laboratorium dan Radiologi. d. Unit Obat-obatan (apotek)

e. Unit OK (kamar bedah)

f. Unit Intensive Care Unit (ICU)

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Struktur organisasi menunjukkan pola hubungan antara bagian-bagian atau posisi yang menentukan kedudukan, tugas, wewenang serta tanggung jawab yang berbeda-beda dari organisasi. Rumah Sakit Umum Sarah memiliki struktur organisasi yang berbentuk garis dan staff (Line and Staff Organization). Dimana pelimpahan wewenang langsung secara vertikal yaitu pimpinan tertinggi kepada kepala unit dibawahnya dan kemudian di lanjutkan kepada unit-unit yang dibawah departemen yang bersangkutan.

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Sarah akan disajikan pada tabel dibawah ini.


(46)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Tabel 3 Struktur Organisasi

• Urusan Umum • Urusan Keuangan

•Urusan Laboratorium

• Urusan Klinik Umumi

i

• Urusan Emergency

Dewan Pengurus Yayasan Rumah ii Sakit

Umum (RSU) Sarah

Komite Medis

Direktur Rumah Sakit

• Senior Paramedis

iiPartus

Manager

Opersional Manager Farmasi

Manager Keuangan

• Senior Paramedis

iiKamar Operasi Staf Farmasi • Kasir

• Urusan Akuntansi

• Urusan Pengadaan • Urusan Medical

iiiRecord

• Urusan Loundry dan

iidapur

Secara umum uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan pada Rumah Sakit Umum Sarah Medan adalah sebagai berikut


(47)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Umum Sarah adalah :

a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan direktur Rumah Sakit, dan sewaktu-waktu dapat mengadakan pemeriksaan tentang segala hal yang berkaitan dengan harta dan kegiatan perusahaan

b. Membebas tugaskan untuk sementara atau selamanya direktur serta melaksanakan tugas mereka sampai pemelihan direktur baru.

c. Memberi penjelasan tentang hal-hal yang dinyatakan penting untuk pengawasan dan pemeriksaan

2. Komite Medis

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Komite Medis adalah :

a. Membentuk forum diskusi untuk tindakan maupun penyehatan pasien. b. Kajian dan analisis untuk diagnosa catatan medis pasien.

c. Meneliti dan mengusulkan penggunaan produk-produk obat maupun alat kesehatan.

3. Direktur Rumah Sakit

Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan dalam perusahaan dalam mengambil keputusan dan penanggung jawab atas jalannya dan tercapainya tujuan yayasan serta mengkoordinasikan tugas pada manager agar tercapainya pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah, terkendali dan terpadu.


(48)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

a. Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan sesuai dengan yang diatur dalam anggaran dasar perusahaan dan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh Dewan Pengurus Yayasan.

b. Menetapkan langkah-langkah pokok dan sasaran perseroan dalam melaksanakan kebijakan perusahaan dibidang operasional, medis dan keuangan dan pengembangannya, baik jangka panjang maupun pendek. c. Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab langsung kepada Dewan Pengurus Yayasan.

4. Manager Operasional

Manager Operasional melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan bidang penanganan medis, pengkajian dan perencanaan dan pengembangan medis serta hal lainnya yang berkaitan dengan fungsi tersebut

Tugas, wewenang dan tanggung jawab manager operasional adalah :

a. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam fungsi tersebut diatas

b. Melaksanakan peraturan, pengendalian dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dari unit-unit jasa medis

c. Dalam melaksanakan tugasnya manager operasional dibantu oleh bagian yang terkait dibawahnya.

d. Dalam melaksanakan tugasnya, manager operasional bertanggung jawab kepada direktur dan dewan pengurus yayasan.


(49)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Manager farmasi melaksanakan tugas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan bagian obat-obatan serta hal lain yang berkaitan dengan fungsi tersebut.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab Manager Farmasi adalah : a. Membuat rencana anggaran belanja tahunan bidang farmasi b. Mengelola unit bagian farmasi

c Dalam melaksanakan tugasnya manager farmasi dibantu oleh bagian lain yang terkait dibawahnya.

d. Dalam melaksanakan tugasnya, manager farmasi bertanggung jawab kepada direktur dan dewan pengurus yayasan.

6. Manager Keuangan

Manager keuangan melaksanakan dan bertanggung jawab dibidang keuangan, administrasi, perpajakan, penyusunan anggaran dan biaya perusahaan untuk dan jangka panjang juga mengurus bagian personalia dan bagian umum.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab manager keuangan adalah :

a. Melaksanakan peraturan, pengendalian dna pengawasan biaya dari unit-unit kerja dan sarana pendukungnya yang mencakup keuangan, administrasi, dan pembukuan perusahaan.

b Membuat rencana arus kas sesuai dengan program kerja.

c. Dalam melaksanakan tugasnya manager keuangan dibantu oleh bagian yang terkait dibawahnya.


(50)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

d. Dalam melaksanakan tugasnya, manager keuangan bertanggung jawab kepada direktur dan dewan pengurus yayasan.

7. Senior Paramedis Kamar Operasi

Senior Paramedis Kamar Operasi melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan unit kamar operasi.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab senior paramedis kamar operasi adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap tindakan medis pra operasi dan pada saat operasi dilakukan .

b. Mengkordinasikan seluruh staf paramedis yang bertugas di unit kamar operasi.

c. Senior Paramedis Operasi bertanggung jawab langsung kepada manager operasional.

8. Senior Paramedis Partus

Senior Paramedis Partus melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan unit persalinan.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab senior paramedis partus adalah : a. Bertanggung jawab terhadap tindakan medis pra persalinan, persalinan dan pasca persalinan dilaksanakan.

b. Mengkordinasikan seluruh staf paramedis yang bertugas di unit persalinan.

c. Senior Paramedis Partus bertanggung jawab langsung kepada manager operasional.


(51)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

9. Urusan Medical Record

Tugas, wewenang dan tanggung jawab urusan medical record adalah bertanggung jawab terhadap data-data medis pasien yang ditangani oleh Rumah Sakit.

10.Urusan Klinik Umum

Tugas, wewenang dan tanggung jawab urusan klinik umum adalah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiaran unit klinik umum (P3K) yang ditangani oleh Rumah Sakit.

11.Urusan Emergency

Tugas, wewenang dan tanggung jawab urusan emergency adalah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pasien yang mengalami kondisi gawat darurat di rumah sakit.

12.Loundry dan dapur

Tugas, wewenang dan tanggung jawab loundry dan dapur adalah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan loundry dan penyediaan konsumsi pasien selama berada di rumah sakit.

13.Staf Farmasi

Tugas, wewenang dan tanggung jawab staf farmasi adalah : a. Mengelola perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit. b. Memberikan informasi tentang obat.

c. Melayani pembelian dan pemakaian obat untuk pasien rawat inap. d. Melakukan kontrol atas obat-obatan yang tersimpan di dalam apotik. 14.Kasir


(52)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab kasir adalah :

a. Bertanggung jawab atas penerimaan kas dari pendapatan dari pasien. b. Bertanggung jawab atas pengeluaran kas.

15.Urusan Akuntansi

Tugas, wewenang dan tanggung jawab urusan akuntansi adalah :

a. Menghimpun bukti-bukti transaksi penerimaan, pengeluaran, hutang dan piutang pihak ketiga.

b. Mengimput data untuk proses penyajian keuangan bulanan dan tahunan. c. Verifikasi data hutang dan piutang pihak ketiga.

d. Verifikasi pembayaran kepada pihak internal dan eksternal.

e. Menyiapkan dan menyampaikan laporan keuangan bulanan dan

tahunan. 16.Urusan Umum

Tugas, wewenang dan tanggung jawab urusan umum adalah : a. Bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan rumah sakit. b. Bertanggung jawab atas keamanan lingkungan rumah sakit. c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan aktiva rumah sakit 17.Urusan Keuangan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab urusan keuangan adalah : a. Menyiapkan posisi keuangan harian/cash flow.

b. Memonitor setoran dana dari pasien setiap hari.

c. Memonitor realisasi tagihan dari langganan perusahaan. d. Melakukan pembayaran kepada pihak ketiga.


(53)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

e. Melakukan pembayaran gaji karyawan setiap bulan. 18.Urusan Pengadaan

Tugas, wewenang dan tanggung jawab urusan pengadaan adalah bertanggung jawab atas pengadaan bahan dan barang-barang keperluan rumah sakit.

3. Unsur-unsur Harga Pokok Penjualan

Sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penentuan harga pokok penjualan adalah hal yang penting bagi perusahaan. Unsur-unsur harga pokok penjualan harus dialokasikan dengan tepat dan benar sehingga tidak merugikan perusahaan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Rumah Sakit Umum Sarah menggunakan Metode Variabel Costing dalam menghitung harga pokok penjualan. Adapun unsur-unsur biaya penjualan dalam Metode Variabel Costing yang dibebankan Rumah Sakit Umum Sarah terdiri dari :

a. Biaya langsung

Biaya langsung adalah adalah biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan yang direncanakan. Variablilitas jumlah komponen biaya langsung sebagian besar dipengaruhi oleh target kinerja atau tingkat pencapaian program atau kegiatan yang diharapkan. Biaya langsung Rumah Sakit Umum Sarah terdiri dari :

1. Biaya gaji langsung

Biaya gaji langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji paramedis yang memberikan pelayanan langsung kepada para pasien.


(54)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

2. Biaya bahan consumable

Biaya bahan consumable adalah biaya bahan habis pakai medis dan non medis yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan.

3. Biaya obat-obatan/alat kesehatan

Biaya obat-obatan/alat kesehatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli obatan-obatan/alat kesehatan untuk dijual di apotek.

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah yaitu biaya yang tidak dapat diidentifikasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk yang dihasilkan. Misalkan, beban pemasaran (selling expenses) dan beban administrasi umum

(general and administrative expenses). Biaya tidak langsung digunakan secara

periodik (umumnya bulanan) dalam rangka kordinasi penyelenggaraan kewenangan organisasi kesehatan yang bersifat umum.

Yang termasuk biaya tidak langsung menurut Rumah Sakit Umum Sarah adalah :

1. Biaya penyusutan

- Biaya penyusutan peralatan medik

- Biaya penyusutan kendaraan

- Biaya penyusutan inventaris kamar

- Biaya penyusutan inventaris dapur

- Biaya penyusutan instalasi listrik


(55)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

- Biaya penyusutan inventaris kantor

2. Biaya pemeliharaan

- Biaya pemeliharaan gedung

- Biaya pemeliharaan kendaraan

- Pemeliharaan aktiva kamar

- Biaya pemeliharaan aktiva medis

- Biaya pemeliharaan aktiva dapur

- Biaya pemeliharaan instalasi listrik

- Biaya pemeliharaan aktiva kantor

- Biaya pemeliharaan tanaman

3. Biaya Utilitas

- Biaya listrik

- Biaya telepon

- Biaya air

4. Biaya Administrasi dan Umum

- Biaya salon

- Biaya loundry dan linen

- Biaya kebersihan

- Biaya bahan bakar

- Biaya angkutan

- Biaya bahan alat tulis kantor dan bahan cetakan

5. Biaya Dapur


(56)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

- Biaya makan kunjungan dokter

- Biaya makan operasi

4. Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Perusahaan membebankan seluruh biaya yang berkaitan dengan biaya harga pokok penjualan, baik yang bersifat tetap maupun variabel sebagai bagian dari harga pokok penjualan.

Berikut ini disajikan cara penentuan harga pokok penjualan pada Rumah Sakit Umum Sarah untuk tahun 2007, sebagai berikut :

a. Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan yang direncanakan.

Biaya langsung untuk tahun 2007 adalah sejumlah Rp. 3.175.105.273,- yang terdiri dari :

No

1 1.201.515.369

2

Laboratorium 59.092.080

Kamar operasi / kamar bedah 108.758.804

Intensive Care Unit 28.569.786

Kamar bersalin 23.818.654

Bayi dan anak 4.292.332

Klinik Umum 32.941.175

257.472.831

3 Biaya obat-obatan

Resep 1.262.338.835

Non Resep / Alat kesehatan 453.778.238

1.716.117.073

Jumlah 3.175.105.273

Biaya gaji langsung / paramedis Biaya consumable

Keterangan

b. Biaya tidak langsung

Biaya yang tidak berhubungan langsung (indirect cost) dikenal dengan nama beban komersial (commercial expenses). Yaitu biaya yang tidak dapat


(57)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

diidentifikasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk yang dihasilkan.

Biaya tidak langsung untuk tahun 2007 adalah sejumlah Rp. 1.850.670.475,- yang terdiri dari :

No Keterangan

1 Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan gedung 123.860.130

Biaya pemeliharaan kendaraan 51.676.017

Pemeliharaan inventaris kamar 21.784.765

Biaya pemeliharaan peralatan medis 4.949.150

Biaya pemeliharaan inventaris dapur 38.577.475

Biaya pemeliharaan inventaris listrik 4.707.500

Biaya pemeliharaan inventaris kantor 1.360.000

Biaya pemeliharaan taman 1.334.500

248.249.537

2 Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan peralatan medik 116.155.263

Biaya penyusutan kendaraan 33.239.918

Biaya penyusutan inventaris kamar 40.372.119

Biaya penyusutan inventaris dapur 3.671.233

Biaya penyusutan instalasi listrik 25.269.896

Biaya penyusutan inventaris dekorasi 43.605.353

Biaya penyusutan inventaris kantor 16.368.287

278.682.069

3 Biaya Utilitas

Biaya listrik 132.253.905

Biaya telepon 40.732.530

Biaya air 106.615.150

279.601.585

4 Biaya Belanja Loundry dan Dapur

Biaya loundry dan linen 17.795.795

Biaya kebersihan 89.186.336

Biaya bahan bakar 57.687.821

Biaya angkutan 33.845.475

198.515.427


(58)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

No Keterangan

Jumlah Pindahan 1.005.048.618

5 Biaya administrasi dan Umum

Biaya alat tulis kantor dan bahan cetakan 100.201.590

Gaji tidak langsung (gaji staf administrasi) 400.505.123

500.706.713

6 Biaya Belanja Dapur

Biaya makan pasien 292.280.993

Biaya makan operasi 20.359.530

Biaya makan pegawai 32.274.621

344.915.144

1.850.670.475

Jumlah Biaya Tidak Langsung

5. Laporan Harga Pokok Penjualan

Laporan Harga Pokok Penjualan oleh Rumah Sakit Umum Sarah Tahun 2007 adalah sebagai berikut :


(59)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

2007 Biaya Langsung

Biaya gaji langsung 1.602.020.492

Biaya bahan consumable 257.472.831

Biaya obat-obatan/Alat kesehatan 1.716.117.073

Jumlah Biaya Langsung 3.575.610.396

Biaya Tidak Langsung

Biaya pemeliharaan 248.249.537

Biaya penyusutan 278.682.069

Biaya utilitas 279.601.585

Biaya belanja loundry dan dapur 198.515.427

Biaya administrasi dan umum 500.706.713

Biaya belanja dapur 344.915.144

Jumlah Tidak Biaya Langsung 1.850.670.475

Harga Pokok Penjualan 5.426.280.871

LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN RUMAH SAKIT UMUM (RSU) SARAH

UNTUK TAHUN BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (DALAM RUPIAH)

B. Analisa dan Evaluasi Hasil Penelitian

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Rumah Sakit Umum Sarah pembebanan biaya-biaya yang menjadi unsur-unsur dari harga pokok penjualan tidaklah tepat. Karena Rumah Sakit Umum Sarah menggunakan metode variabel

costing tetapi dalam pelaporan harga pokok penjualan Rumah Sakit Umum Sarah


(60)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Rumah Sakit Umum Sarah terlalu besar dan laba kotor menjadi lebih kecil. Berikut disajikan perbandingan antar kedua metode tersebut :

Full Costing Variabel Costing

Biaya Langsung

Biaya gaji langsung / paramedis 1.201.515.369 1.201.515.369

Biaya consumable 257.472.831 257.472.831

Biaya obat-obatan 1.716.117.073 1.716.117.073

Jumlah Biaya Langsung 3.175.105.273 3.175.105.273

Biaya Tidak Langsung

Biaya pemeliharaan 248.249.537 248.249.537

Biaya penyusutan 278.682.069 278.682.069

Biaya utilitas 279.601.585 246.538.109

Biaya belanja loundry dan dapur 198.515.427 198.515.427

Biaya administrasi dan umum 500.706.713 500.706.713

Biaya belanja dapur 344.915.144 344.915.144

Jumlah Tidak Biaya Langsung 1.850.670.475 1.817.606.999

Harga Pokok Penjualan 5.025.775.748 4.992.712.272

RUMAH SAKIT UMUM (RSU) SARAH

PERBANDINGAN LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN TAHUN 2007 METODE FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING

(DALAM RUPIAH)

- Biaya listrik sejumlah Rp. 132.253.905,- yang menjadi bagian dari biaya

utilitas merupakan biaya semi variabel yaitu biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan biaya variable. Sehingga penetapan biaya listrik tidak tepat. Berikut disajikan cara pemisahan pemisahan antara fix cost dan


(61)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Luas bangunan fasilitas medis 1.591,01 m² 73,15%

Luas bangunan fasilitas non medis 583,99 m² 26,85%

Total luas bangunan 2.175,00 100%

Pembagian alokasi biaya 1.147,92

Fasilitas Medis (Variabel Cost) = 73,15% x 132.253.905,- 96.743.732

Fasilitas Non Medis (Fix Cost) = 26,85% x 132.253.905,- 35.510.173

132.253.905

Biaya listrik variabel dalam biaya utilitas yang seharus dicantumkan dalam biaya tidak langsung utilitas sejumlah Rp. 96.743.732,-

- Biaya penyusutan peralatan medis sejumlah Rp.116.155.263,- inventaris

kamar Rp. 40.372.119,- dan invetaris dekorasi Rp.43.605.353,- menggunakan metode garis lurus (Straight line methode). Jika menggunakan metode variable cost tidak tepat penggunaan metode penyusutan garis lurus. Seharusnya dalam metode variabel cost digunakan metode jam kerja mesin (penggunaan oleh pasien). Sehingga dapat dihitung biaya variabel cost.


(62)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penetapan harga pokok penjualan di Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Rumah Sakit Umum Sarah merupakan unit kegiatan sosial Yayasan Sarah yang bergerak dibidang pelayanan jasa dalam bidang perawatan kesehatan dan pelayanan masyarakat.

2. Unsur-unsur penetapan harga pokok penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung variabel

3. Metode penghitungan harga pokok penjualan yang dipakai oleh

perusahaan adalah metode variabel costing yaitu metode penentuan harga pokok penjualan yang hanya membebankan biaya-biaya penjualan yang bersifat variabel ke dalam perhitungan harga pokok penjualan tetapi dalam prakteknya Rumah Sakit Umum Sarah menerapkan metode full

costing.

4. Pembebanan biaya yang menjadi unsur-unsur harga pokok penjualan perusahaan telah efisien.

5. Alokasi pembebanan unsur-unsur harga pokok penjualan belum sesuai dengan teori yang berlaku umum.


(63)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

6. Rumah Sakit Umum Sarah menerapkan sistem persediaan perpetual dalam mengelola persediaan obat-obatan sehingga menyulitkan dalam menghitung pembebanan biaya obat-obaran secara harian.

7. Penetapan harga pokok penjualan Rumah Sakit Umum Sarah belum tepat (terlalu tinggi) sehingga belum menggambarkan nilai yang wajar terhadap laporan laba rugi perusahaan.

B. SARAN

Berdasarkan analisa yang telah dibuat, maka penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi Rumah Sakit Umum Sarah, Medan. Adapun saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Rumah Sakit Umum Sarah harus konsisten terhadap penerapan metode penetapan harga pokok penjualan variabel costing sehingga tidak melanggar asas konsistensi dalam pelaporan keuangan.

2. Rumah Sakit Umum Sarah harus menyiapkan perangkat-perangkat

akuntansi yang tepat untuk mendukung penggunan metode penetapan harga pokok penjualan variabel costing sehingga tidak meyulitkan perusahaan dalam menghitung harga pokok penjualan.

3. Untuk mengelola persediaan obat-obatan sebaiknya Rumah Sakit Umum Sarah menerapkan metode periodik sehingga dapat dihitung pembebanan biaya obat-obatan secara harian.

4. Dalam menghitung biaya penyusutan peralatan medis Rumah Sakit Umum Sarah sebaiknya menggunakan metode penggunan jam mesin. Sehingga dapat dipisahakan antara biaya variabel dan dan biaya tetap.


(64)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin, 2000, Akuntansi Manajemen, Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan, Edisi Pertama, Cetakan 3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Bastian, Indra, 2008, Akuntansi Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Carter, William K, Milton F. Usry, 2004, Akuntansi Biaya, Edisi Tiga Belas, Terjemahan Krista, Salemba Empat, Jakarta

Garrison, Ray H., dan Eric W.Norren, 2000, Akuntansi Manajerial, Buku Satu, Terjemahan A. Totok Budi Santoso, Salemba Empat, Jakarta

Hansen, Don.R., Maryanne M. Mowen, 2000, Manajemen Biaya : Akuntansi dengan

Pengendalian, Buku Satu, Terjemahan Thomas Learning, Salemba Empat,

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007, Salemba Empat, Jakarta

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004, Buku

Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Michael W. Maher, Edward D. Deakin, 2003, Akuntansi Biaya, Edisi Empat, Jilid Pertama, Terjemahan Herman Wibowo, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Mulyadi, 2003, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 2, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Mursyidi, 2008, Akuntansi : Conventional Costing, Just In Time, dan Activity Based

Costing, Cetakan Pertama, PT. Refika Aditama, Bandung.

Rayburn, Letricia, Gayle, 1999, Akuntansi Biaya dengan Menggunakan Pendekatan

Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Cetakan 1, Terjemahan Sugiyanto,


(65)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Supriyono, R.A., 1999, Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok Produksi, Edisi Kedua, Buku Satu, BPFE UGM, Yogyakarta

Umar, Husein, 2004, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Baru, Cetakan Keenam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.


(1)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Rumah Sakit Umum Sarah terlalu besar dan laba kotor menjadi lebih kecil. Berikut

disajikan perbandingan antar kedua metode tersebut :

Full Costing Variabel Costing

Biaya Langsung

Biaya gaji langsung / paramedis 1.201.515.369 1.201.515.369

Biaya consumable 257.472.831 257.472.831

Biaya obat-obatan 1.716.117.073 1.716.117.073

Jumlah Biaya Langsung 3.175.105.273 3.175.105.273

Biaya Tidak Langsung

Biaya pemeliharaan 248.249.537 248.249.537

Biaya penyusutan 278.682.069 278.682.069

Biaya utilitas 279.601.585 246.538.109

Biaya belanja loundry dan dapur 198.515.427 198.515.427

Biaya administrasi dan umum 500.706.713 500.706.713

Biaya belanja dapur 344.915.144 344.915.144

Jumlah Tidak Biaya Langsung 1.850.670.475 1.817.606.999 Harga Pokok Penjualan 5.025.775.748 4.992.712.272

RUMAH SAKIT UMUM (RSU) SARAH

PERBANDINGAN LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN TAHUN 2007 METODE FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING

(DALAM RUPIAH)

- Biaya listrik sejumlah Rp. 132.253.905,- yang menjadi bagian dari biaya

utilitas merupakan biaya semi variabel yaitu biaya yang memiliki unsur

biaya tetap dan biaya variable. Sehingga penetapan biaya listrik tidak

tepat. Berikut disajikan cara pemisahan pemisahan antara fix cost dan


(2)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010. Luas bangunan fasilitas medis 1.591,01 m² 73,15% Luas bangunan fasilitas non medis 583,99 m² 26,85%

Total luas bangunan 2.175,00 100%

Pembagian alokasi biaya 1.147,92

Fasilitas Medis (Variabel Cost) = 73,15% x 132.253.905,- 96.743.732 Fasilitas Non Medis (Fix Cost) = 26,85% x 132.253.905,- 35.510.173

132.253.905

Biaya listrik variabel dalam biaya utilitas yang seharus dicantumkan

dalam biaya tidak langsung utilitas sejumlah Rp. 96.743.732,-

- Biaya penyusutan peralatan medis sejumlah Rp.116.155.263,- inventaris

kamar Rp. 40.372.119,- dan invetaris dekorasi Rp.43.605.353,-

menggunakan metode garis lurus (Straight line methode). Jika

menggunakan metode variable cost tidak tepat penggunaan metode

penyusutan garis lurus. Seharusnya dalam metode variabel cost

digunakan metode jam kerja mesin (penggunaan oleh pasien). Sehingga


(3)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010. BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penetapan harga pokok

penjualan di Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Rumah Sakit Umum Sarah merupakan unit kegiatan sosial Yayasan Sarah

yang bergerak dibidang pelayanan jasa dalam bidang perawatan

kesehatan dan pelayanan masyarakat.

2. Unsur-unsur penetapan harga pokok penjualan yang ditetapkan oleh

perusahaan terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung variabel

3. Metode penghitungan harga pokok penjualan yang dipakai oleh

perusahaan adalah metode variabel costing yaitu metode penentuan harga

pokok penjualan yang hanya membebankan biaya-biaya penjualan yang

bersifat variabel ke dalam perhitungan harga pokok penjualan tetapi

dalam prakteknya Rumah Sakit Umum Sarah menerapkan metode full

costing.

4. Pembebanan biaya yang menjadi unsur-unsur harga pokok penjualan

perusahaan telah efisien.

5. Alokasi pembebanan unsur-unsur harga pokok penjualan belum sesuai


(4)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

6. Rumah Sakit Umum Sarah menerapkan sistem persediaan perpetual

dalam mengelola persediaan obat-obatan sehingga menyulitkan dalam

menghitung pembebanan biaya obat-obaran secara harian.

7. Penetapan harga pokok penjualan Rumah Sakit Umum Sarah belum tepat

(terlalu tinggi) sehingga belum menggambarkan nilai yang wajar terhadap

laporan laba rugi perusahaan.

B. SARAN

Berdasarkan analisa yang telah dibuat, maka penulis mencoba memberikan

saran yang diharapkan dapat berguna bagi Rumah Sakit Umum Sarah,

Medan. Adapun saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Rumah Sakit Umum Sarah harus konsisten terhadap penerapan metode

penetapan harga pokok penjualan variabel costing sehingga tidak

melanggar asas konsistensi dalam pelaporan keuangan.

2. Rumah Sakit Umum Sarah harus menyiapkan perangkat-perangkat

akuntansi yang tepat untuk mendukung penggunan metode penetapan

harga pokok penjualan variabel costing sehingga tidak meyulitkan

perusahaan dalam menghitung harga pokok penjualan.

3. Untuk mengelola persediaan obat-obatan sebaiknya Rumah Sakit Umum

Sarah menerapkan metode periodik sehingga dapat dihitung pembebanan

biaya obat-obatan secara harian.

4. Dalam menghitung biaya penyusutan peralatan medis Rumah Sakit

Umum Sarah sebaiknya menggunakan metode penggunan jam mesin.


(5)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin, 2000, Akuntansi Manajemen, Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan, Edisi Pertama, Cetakan 3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Bastian, Indra, 2008, Akuntansi Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Carter, William K, Milton F. Usry, 2004, Akuntansi Biaya, Edisi Tiga Belas, Terjemahan Krista, Salemba Empat, Jakarta

Garrison, Ray H., dan Eric W.Norren, 2000, Akuntansi Manajerial, Buku Satu, Terjemahan A. Totok Budi Santoso, Salemba Empat, Jakarta

Hansen, Don.R., Maryanne M. Mowen, 2000, Manajemen Biaya : Akuntansi dengan

Pengendalian, Buku Satu, Terjemahan Thomas Learning, Salemba Empat,

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007, Salemba Empat, Jakarta

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004, Buku

Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Michael W. Maher, Edward D. Deakin, 2003, Akuntansi Biaya, Edisi Empat, Jilid Pertama, Terjemahan Herman Wibowo, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Mulyadi, 2003, Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 2, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Mursyidi, 2008, Akuntansi : Conventional Costing, Just In Time, dan Activity Based

Costing, Cetakan Pertama, PT. Refika Aditama, Bandung.

Rayburn, Letricia, Gayle, 1999, Akuntansi Biaya dengan Menggunakan Pendekatan

Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Cetakan 1, Terjemahan Sugiyanto,


(6)

Iqbal Ibrahim Nasution : Analisis Harga Pokok Penjualan Pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sarah, Medan, 2010.

Supriyono, R.A., 1999, Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok Produksi, Edisi Kedua, Buku Satu, BPFE UGM, Yogyakarta

Umar, Husein, 2004, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Baru, Cetakan Keenam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.