2.6 Etika Jurnalistik
Jurnalis sebagai bagian dari masyarakat perlu memegang teguh etika atau kadiah yang berlaku. Apalagi bagi seorang jurnalis pendidikan, tidak hanya etika
jurnalis yang harus dipegang, namun juga etika seorang pendidik maupun seorang siswa.
Menurut Yunus dalam bukunya “Jurnalistik Terapan” 2010: 105, masalah etika jurnalistik merupakan aspek yang selalu hangat untuk dibicarakan, bahkan
sebagian kalangan menganggap etika jurnalistik harus menjadi perhatian utama dalam praktik dan perilaku jurnalistik yang berkembang di Indonesia saat ini. Etika
jurnalistik menjadi penting karena berkaitan dengan tolok ukur kegiatan jurnalistik yang baik dan tidak baik, jurnalistik yang dapat di terima atau tidak dapat diterima
oleh masyarakat. Etika jurnalistik sebagai sistem norma aktivitas jurnalistik yang seharusnya memang ditegakkan, disamping perlu mendapat perhatian semua pihak
untuk memperkecil terjadinya pertikaian antara masyarakat dengan narasumber objek berita, termasuk pelanggaran dalam praktik jurnalistik di lapangan.
Etika jurnalistik dapat diartikan sebagai sistem nilai atau norma yang menjadi acuan siswa dalam menjalankan tugas dan fungsi jurnalistik. Harus diingat bahwa
media massa memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam membentuk opini publik melalui berita yang disajikan. Pengaruh media massa dapat berdampak positif, namun
dapat pula berdampak negatif. Untuk menghindari dampak negatif, maka media massa diharapkan tidak memberikan informasi yang salah. Karena informasi yang
salah tidak hanya merugikan pembaca, tetapi juga dapat menurunkan kredibilitas media massa sebagai institusi yang menyajikan pemberitaan kepada orang banyak.
Etika jurnalistik menjadi diperlukan untuk menjamin peliputan dan penyajian berita
telah dilakukan dengan benar. Karena jika tidak, konsekuensinya media massa yang bersangkutan akan kehilangan kepercayaan kepada warga madrasah.
2.7 Kegiatan Jurnalis