Tekanan Tekanan berbanding lurus dengan gaya tekan dan berbanding terbalik dengan luas

20 diajarkan di kelas. Selanjutnya keterampilan metakognisi yang nantinya akan diajarkan, dinilai menggunakan posttest dalam bentuk soal essay. Sehingga dari situlah muncul hasil belajar siswa baik itu tinggi maupun rendah. Selain itu, tujuan yang lain yaitu membangun sikap melalui pembelajaran discovery, dimana di dalamnya diintegrasikan sejumlah keterampilan metakognisi. Respon dalam bentuk sikap yang diungkapkan melalui pengamatan di akhir pembelajaran. Penelitian ini terdapat tiga bentuk variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan metakognisi X, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar fisika Y 1 , dan sikap siswaY 2 dan variabel moderatornya adalah metode discovery Z. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel moderator terhadap variabel bebas dan variabel terikat, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran seperti berikut ini: r r Gambar 2.1 Bagan Paradigma Pemikiran Keterangan: X = keterampilan metakognisi Y 1 = hasil belajar X Y 1 Y 2 z 21 Y 2 = sikap siswa Z = metode discovery r = pengaruh keterampilan metakognisi terhadap hasil belajar dan sikap siswa melalui metode pembelajaran discovery

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama: Terdapat pengaruh keterampilan metakognisi terhadap hasil belajar melalui metode pembelajaran discovery. 2. Hipotesis kedua: Terdapat pengaruh keterampilan metakognisi terhadap sikap siswa melalui metode pembelajaran discovery. 22

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 20122013 di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMPN 28 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 20122013 yang terdiri dari tujuh kelas, yaitu VIII A sampai dengan VIII G.

C. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat- sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 7 kelas, diambil 1 kelas berdasarkan pertimbangan peneliti sebagai sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas XII E yang terdiri dari 36 siswa. 23

D. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VIII E. Penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan dua variabel terikat, serta variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan metakognisi berupa pemberian soal-soal metakognisi. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan sikap siswa satu variabel moderator, yaitu metode discovery. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case study. Pada desain ini, hanya dilakukan posttest setelah diberikan perlakuan karena pada anggapan dasar telah ditulis bahwa seluruh siswa yang menjadi objek penelitian memiliki kemampuan relatif sama. Desain penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini ditampilkan pada gambar 3.1 sebagai berikut : Gambar 3.1 Desain eksperimen One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan O = nilai observasi hasil perlakuan ujian akhir Sugiyono, 2009: 110 X O 24

E. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini ada tiga, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan veriabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan metakognisi X, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar Y 1 , dan sikap siswaY 2 dan pembelajaran dengan metode discovery dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel moderator variabel antara. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Kerja Kelompok LKK digunakan dalam proses pembelajaran discovery. 2. Keterampilan metakognisi menggunakan instrumen observasi berbentuk lembar soal metakognisi. Soal ini diberikan diakhir sesi pembelajaran. 3. Sikap belajar siswa menggunakan instrumen berupa lembar observasi sikap. lembar observasi sikap ini diberikan saat akhir pembelajaran. 4. Hasil belajar siswa menggunakan instrumen berupa soal posttest. Soal posttest ini diberikan saat akhir pembelajaran.

G. Analisis Instrumen

Peneliti menggunakan software program anates untuk menguji soal uraian. Kemudian data soal akan langsung diolah otomatis sehingga kita bisa langsung mengetahui: 1. Reliabilitas Butir soal 2. Kelompok Unggul dan Asor 25 3. Daya Beda 4. Tingkat Kesukaran 5. Korelasi skor tiap butir dengan skor total 6. Rekap hasil Analisis Butir 7. Kualitas pengecoh khusus untuk pilihan jamak Perbedaan pada data soal hasil uji anates antara soal pilihan jamak dan soal uraian terletak pada kualitas pengecohnya, dimana pada soal berbentuk uraian tidak terdapat hasil data analisis kualitas pengecoh. Data berdasarkan kriteria pengujian dari ketujuh data di atas pada anates soal, dapat diketahui dengan melihat Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kriteria Kualitas Soal untuk Kepentingan Pemilihan Butir Soal Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran Tingkat Kesukaran p 0,00 – 0,09 Sangat Sukar Diulang perlu revisi total 0,10 – 0,29 Sukar Perlu revisi 0,30 – 0,70 Sedang Baik 0,71 – 0,90 Mudah Perlu revisi 0,90 – 1,00 Sangat Mudah Diulang perlu revisi total Daya Beda D D ≤ 0,19 Sangat Rendah Diulang perlu revisi total 0,20 – 0,29 Rendah Perlu revisi 0,30 – 0,39 Sedang Sedikit atau tanpa revisi D ≥ 0,40 Tinggi Bagus sekali Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran Proporsi Jawaban 0,00 – 0,01 Kurang Diulang perlu revisi total 0,01 – 0,05 Cukup Baik 0,06 – 1,00 Baik Baik sekali Realibilitas Soal 0,00 – 0,40 Rendah Kurang baik 0,41 – 0,70 Sedang Cukup 0,71 – 1,00 Tinggi Baik Rosidin, 2010: 5 – 9