PENDAHULUAN EFEKTIVITAS MOEDEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

4 Penjelasan Marpaung tersebut sejalan dengan hasil penelitian Wahyudin tentang kualitas proses pembelajaran dalam Ardiyanti, 2006: 3 bahwa proses pembelajaran di kelas masih didominasi oleh guru. Sebanyak 90 guru matematika masih menerapkan proses pembelajaran dengan cara ceramah atau ekspositori. Dengan demikian siswa kurang aktif dan menjadi tidak terampil dengan memecahkan persoalan-persoalan terutama yang mencakup persoalan tidak rutin yang menuntut strategi pemecahan dengan pemikiran tingkat tinggi. Rendahnya pemahaman konsep matematis dan interaksi pembelajaran yang berjalan satu arah juga terjadi di SMPN 1 Terbanggi Besar. Berdasarkan pengalaman pada Program Pengalaman Lapangan PPL dan hasil Observasi di sekolah terlihat aktivitas belajar siswa yang kurang optimal. Jelas ini menandakan masalah serius dalam proses pembelajaran matematika yang harus dicari solusinya. Sebagai upaya pemecahan terhadap masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran Matematika di kelas VIII SMPN 1 Terbanggi Besar tersebut maka dilakukanlah model pembelajaran Problem Based Learning PBL. Menurut Nurhadi 2004: 100 PBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dar i materi pelajaran”. Pada pembelajaran berbasis masalah, kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan atau memunculkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan pemikiran bagi siswa dalam memecahkan masalah untuk memperoleh pengetahuan dari 5 suatu materi pelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model PBL memiliki beberapa manfaat Amir, 2009:27, yang dipaparkan sebagai berikut: 1 meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah; 2 lebih mudah mengingat materi pembelajaran yang telah dipelajari; 3 meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar; 4 meningkatkan kemampuannya yang relevan dengan dunia praktek; 5 membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; 6 kecakapan belajar dan memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas model Problem Based Learning ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa. Oleh karena itu, penulis melakukan sebuah penelitian dengan judul “Efektivitas Model Problem Based Learning ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematis Siswa”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka secara umum permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pe rtanyaan “Bagaimana efektivitas Penerapan Model PBL ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII semester genap SMPN 1 Terbanggi Besar ?” Berdasasarkan Rumusan Masalah di atas, dapat dijabarkan pertanyaan penelitian secara rinci sebagai berikut: 6 1. Apakah Model PBL efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa? 2. Apakah Model PBL lebih Efektif dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas Model PBL ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII semester genap SMPN 1 Terbanggi Besar. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini memberikan sumbangan terhadap perkembangan pembelajaran matematika, utamanya pada pengembangan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan model pembelajaran PBL. 2. Manfaat Praktis 1 Manfaat bagi guru dan calon guru Sebagai bahan sumbangan pemikiran khusunya bagi guru kelas VIII SMPN 1 Terbanggi Besar mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan model PBL untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa. 7 2 Bagi peneliti Memberikan bahan referensi tentang PBL untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa. 3 Bagi sekolah Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk menerapkan model PBL pada pembelajaran di Sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Efektivitas Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pada penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila : a. Model pembelajaran PBL efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 1 Terbanggi Besar Semester Genap Tahun Pelajaran 20142015 b. Model PBL lebih efektif dibandingkan dengan pembalajaran konvensional 2. PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis atau pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan dunia nyata. 3. Pemahaman konsep matematis adalah Menyatakan ulang suatu konsep, kemampuan mengklarifikasikan objek-objek matematika; menginterpretasikan gagasan atau konsep; memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu 8 konsep; Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika ; Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu; Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merupakan deviasi dari kata efektif yang dalam Bahasa inggris effective didefinisikan “Producing a desired or intended result” atau “Producing the result that is wanted or intended ” dan definisi sederhananya “Coming into use ” Oxford Learner’s Pocket Dictionary, 2003: 138. Kamus besar Bahasa Indonesia 2002: 584 mendefinisikan “efektif adalah ada efeknya akibatnya, pengaruhnya, kesannya” atau “dapat membawa hasil, berhasil guna usaha, tindakan” dan efektivitas diartikan “keadaan berpengaruh; hal berkesan” atau “keberhasilan usaha, tindakan”. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasan pengguna client. 10 Menurut Hamalik 2001: 171 pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas- luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari. Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran harus ditetapkan sejumlah fakta tertentu, antara lain dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1. Apakah pembelajaran mencapai tujuannya? 2. Apakah pembelajaran memenuhi kebutuhan siswa dan dunia usaha? 3. Apakah siswa memiliki keterampilan yang diperlukan di dunia kerja? 4. Apakah keterampilan tersebut diperoleh siswa sebagai hasil dari pembelajaran? 5. Apakah pembelajaran yang diperoleh diterapkan dalam situasi pekerjaan yang sebenarnya? 6. Apakah pembelajaran menghasilkan lulusan yang mampu bekerja dengan efektif dan efisien? Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Indikator keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari persentase kememiliki pemahaman konsep lebih baikan. Dalam penelitian ini, tercapainya efektivitas pembelajaran apabila persentase pemahaman konsep siswa yang diterapkan model PBL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diterapkan model pembelajaran lain. 11 2.1.2 Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne dalam Suprijono, 2009 mengemukakan bahwa: “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan secara alamiah”. Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 13 berpendapat bahwa: Belajar merupakan pengetahuan yang dibentuk oleh individu sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Belajar meliputi tiga fase. Fase-fase itu adalah fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Dalam fase eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan bimbingan. Dalam fase pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut. Hal senada juga diungkapkan oleh Skinner dalam Sagala, 2009: 14 mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif”. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responsnya menurun. Jadi belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Dari berbagai pendapat di atas maka pengertian belajar dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik, yang mempunyai kemampuan sebagai hasil pengalaman dan usaha 12 serta interaksi dengan lingkungan. Dalam hal ini kemampuan yang dimaksud adalah keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

2.1.3 Hakikat Matematika

Pembelajaran adalah suatu upaya membelajarkan siswa. Upaya yang dimaksud adalah aktivitas guru memberikan bantuan, memfasilitasi, menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat mencapai memiliki kecakapan, keterampilan, dan sikap. Menurut Corey dalam Sagala, 2009: 61 menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Matematika merupakan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Menurut Hudoy o 1988: 3, “mempelajari matematika harus bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman yang telah lalu”. Kutipan ini menjelaskan bahwa belajar matematika itu saling terkait dimana konsep sebelumnya mendasari konsep berikutnya. Jadi pengetahuan prasyarat sangat menentukan keberhasilan belajar matematika. Pembelajaran matematika merupakan suatu upaya kegiatan merancang dan menyediakan sumber-sumber belajar, membantu membimbing, memotivasi mengarahkan dalam membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, yaitu: belajar bernalar secara matematis, penguasaan konsep dan