Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

kemudian diberi cairan etsa, cairan etsa berupa cairan dari beberapa cairan kimia diantaranya ; 6 gr asam pikral, 5 ml asam asetat, 10 ml aquades dan 100 ml alkohol 96. Magnesium AZ31 yang sudah diberi cairan etsa kemudian dibersihkan dengan menggunakan air yang mengalir dan di lap menggunakan tissue lalu didiamkan selama 20 menit. Setelah Magnesium AZ31 didiamkan selama 20 menit kemudian magnesium AZ31 diteliti di bawah mikroskop untuk dilihat perubahan struktur mikro akibat proses pengefraisan.

E. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.6 Diagram alir flow chart penelitian Mulai Pengujian tema penelitian dan penulusuran literatur Survey ketersediaan alat : • Mesin Frais • Mikroskop USB Penyediaan bahan : • Magnesium • Pahat Proses pengefraisan dengan kondisi kering Foto pengujian pengefraisan Magnesium AZ31 Pengambilan data keausan pahat Pengamatan struktur mikro benda kerja Magnesium AZ31 Data hasil pengujian Analisa data dan Pembahasan Simpulan dan Saran Selesai Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Keausan Pahat No Kecepatan Potong Vc, mmenit Gerak Makan f, mrev Kedalaman Potong d, mm Waktu Pemakanan, Menit Nilai Keausan Pahat Vb Nilai Keausan Pahat Vb menit 1 1280 256 2 2 1280 256 2 3 1280 137 2 4 1700 137 3 5 910 137 1 6 1700 425 3 7 1280 256 2 8 1700 425 1 9 1700 137 1 10 1280 256 2 11 910 137 3 12 1280 256 1 13 1280 425 2 14 910 425 3 15 910 256 2 16 910 425 1 17 1280 256 2 18 1700 256 2 19 1280 256 2 20 1280 256 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Dari ketiga parameter pemotongan v, f, dan d berpengaruh terhadap laju keausan pahat, tetapi pada parameter kecepatan potong v tinggi yang dapat menimbulkan laju keausan pahat yang tinggi. 2. Pada kecepatan potong yang tinggi, pahat mengalami keausan yang disebabkan proses deformasi plastik karena pahat menerima tekanan yang besar dan temperatur yang tinggi. 3. Pada parameter kecepatan potong tinggi yang bernilai 42,7 mmin didapat umur pahat yang paling cepat dari pada parameter pemotongan yang lainnya yaitu dengan umur pahat selama 5 menit. 4. Pada proses pengefraisan aus pahat terlebih dahulu terjadi pada bagian ujung pahat yang dikarenakan bagian ujung pahat yang mengalami kontak lebih dulu dengan benda kerja. 5. Pada proses pemesinan frais magnesium AZ31 tidak ditemukan adanya perubahan struktur mikro magnesium AZ31.

B. Saran

Untuk membantu keberhasilan penelitian selanjutnya, makan penulis menyarankan sebagai berikut : 1. Sebaiknya melakukan pengukuran temperatur yang dihasilkan pada saat proses pemesinan, agar dapat diketahui temperatur yang dihasilkan saat proses pemesinan mencapai atau mendekati temperatur austenit material magnesium. 2. Sebaiknya dilakukan pengujian SEM Scanning Electron Microscope agar dapat terlihat jelas perubahan struktur mikro dan batas butir dari material magnesium. 3. Sebaiknya dilakukan pengujian kekerasan terhadap permukaan magnesium yang belum dikenai proses pemesinan dan setelah diuji perubahan struktur mikronya agar dapat terlihat perubahan kekerasan permukaan magnesium yang telah dikenai proses pemesinan. 4. Sebaiknya melakukan pengukuran Surface Integrity permukaan agar dapat dilihat keterkaitan integritas permukaan dengan perubahan struktur mikro.