Pendapatan Perkapita INDIKATOR KUALITAS PENDUDUK

Pembangunan berwawasan masyarakat di Indonesia sebenarnya sudah lama didengung-dengungkan mengenai penduduk sebagai subjek dan objek pembangunan, mengenai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, atau pembangunan bagi segenap rakyat. Hal ini terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Sudah saatnya tujuan tersebut diimplementasikan dengan sungguh-sungguh jika tidak ingin mengalami krisis ekonomi yang lebih hebat lagi pada masa mendatang. Dengan demikian indicator keberhasilan ekonomi harus diubah dari sekedar GNP atau GNP perkapita menjadi aspek kesejahteraan, seperti indikator Indeks Pembangunan Manusia HDIdan sejenisnya.

2.3.1 Pendapatan Perkapita

Pendapatan per kapita percapita income adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut. Pendapatan perkapita juga sering digunakan sebagai indikator pembangunan suatu negara dan kualitas sumber daya manusia atau penduduk untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara negara-negara maju dengan negara sedang berkembang. Dengan kata lain selain pendapatan per kapita bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara. Indikator pendapatan perkapita menentukan seberapa besar kualitas penduduk di satu negara. Besaran pendapatan perorangan memiliki keterkaitan dengan kualitas hidup individu, di mana besaran pendapatan seorang individu mempengaruhi kecenderungan untuk mengalokasikan sebagian pendapatannya dalam hal investasi sumber daya manusia secara pribadi, yang artinya seseorang akan lebih 7 mampu untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan mengalokasikan pendapatannya pada kesehatan dan pendidikan. Untuk mengukur bagaimana kondisi kualitas penduduk di Indonesia yang dilihat dari pendapatan perkapita, Grafik 1 di bawah ini menyajikan perkembangan pendapatan perkapita di Indonesia tahun 2006 – 2014. Grafik 1. Perkembangan Pendapatan Perkapita Indonesia tahun 2006 - 2014 Dapat dilihat bahwa pendapatan perkapita di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini secara teori bahwa kualitas penduduk di Indonesia semakin membaik jika dilihat dalam aspek pendapatan perkapita, sedangkan jika dilihat secara posisi, Tabel 1 berikut menjelaskan posisi pendapatan perkapita Indonesia di negara ASEAN pada tahun 2010 - 2012. Tabel 1. Perbandingan Pendapatan Perkapita Negara ASEAN 2010-2012 8 Dari tabel 1 di atas dapat dilihat hasil yang kontras, di mana dengan tingkat PDB yang terbesar di antara 8 negara ASEAN lainnya, Indonesia hanya menduduki posisi ke-5 dalam hal pendapatan perkapita, yaitu dengan rata-rata pendapatan perkapita US 3.384,33 dalam periode 2010 – 2012, sedangkan Singapura berada pada posisi pertama dalam hal pendapatan perkapita dengan rata-rata pendapatan perkapita sebesar US 47.690,67 selama periode 2010 – 2012. Hal yang paling kontras dapat dilihat pada perbandingan besaran PDB dan pendapatan perkapita antara Indonesia dan Brunei Darussalam, di mana dengan PDB terkecil, Brunei Darussalam berada dalam posisi kedua dalam hal besaran pendapatan perkapita, yaitu US 35.729 selama tahun 2010 – 2012. Hal ini menggambarkan bahwa besarnya PDB satu negara tidak selalu menggambarkan tingkat kesejahteraan dan tingkat kualitas masyarakatnya, karena pendapatan perkapita menjadi salah satu indikator kualitas dan kesejahteraan masyarakat atau penduduk. Sehingga dapat dipastikan bahwa: “Indonesia telah mengambil strategi pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan potensi serta kondisi yang dimiliki. Indonesia saat ini tengah menjalankan suatu strategi pembangunan yang kurang tepat. Di mana pemerintah lebih mengedepankan pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan peningkatan kualitas manusianya.” Oleh karena itu, hal ini memerlukan strategi pembangunan yang lebih mengedepankan wawasan Pembangunan kependudukan.Memang, mempergunakan strategi pembangunan berwawasan kependudukan untuk suatu pembangunan ekonomi akan memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi. 9 Namun, ada suatu jaminan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai akan lebih berkesinambungan. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan membawanya pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi sekaligus juga meningkatkan jumlah pengangguran dan setengah menganggur akibat adanya ketimpangan antara jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pencari kerja..Sehingga langkah yang dapat diambil oleh pemerintah adalah dengan mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk dan lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

2.3.2 PQLI Physical Quality Life Index