PENDAHULUAN Pembelajaran Anak Usia Prasekolah

I. PENDAHULUAN

Berbicara tentang anak TK, hingga saat ini, kita kerapkali mendengar polemik mengenai boleh tidaknya mengharuskan anak-anak TK untuk bisa membaca dan menulis. Pendapat yang mengharuskan anak TK bisa baca tulis, biasanya dilatar belakangi oleh keinginan untuk bisa masuk SD dengan mudah karena pada saat tes masuk SD, ada banyak sekolah yang mensyaratkan calon siswanya untuk bisa baca tulis. Sedangkan pendapat yang berlawanan dengan hal tersebut, mengatakan bahwa mengharuskan anak TK bisa membaca dan menulis, berarti memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang seharusnya baru diajarkan di SD. Hal ini membuat aktivitas bermain anak yang seyogyanya dominan untuk usia mereka, menjadi berkurang atau bahkan terabaikan, sehingga dikhawatirkan akan menghambat perkembangan potensi-potensi kemampuan anak secara optimal kelak kemudian hari. Dengan adanya polemik tersebut, tidak jarang membuat orangtua menjadi bingung, pendapat mana yang harus diikuti, karena masing-masing pendapat, tampak memiliki alasan yang cukup kuat Purbo, dalam http:www.parentsguide.co.idsmfindex.php?topic=320.0;wap2. Mengharuskan semua anak TK untuk bisa baca tulis, tampaknya menjadi hal yang kurang bijaksana mengingat setiap anak memiliki kemampuan dan kesiapan belajar baca tulis yang berbeda satu sama lainnya. Sebenarnya masih banyak hal-hal lain yang penting untuk dapat diajarkan pada anak TK, ketimbang hanya terfokus pada kemampuan baca tulis semata, misalnya penanaman disiplin, kemandirian, tanggung jawab serta budi pekerti yang baik. Stimulasi terhadap kecerdasan intelektual anak, seperti pada kegiatan baca tulis, memang penting, namun perlu diupayakan jangan sampai stimulasi terhadap kecerdasan intelektual terlalu berlebihan sehingga cenderung memaksakan anak dan melupakan aspek-aspek kecerdasan lain yang juga perlu mendapat stimulasi seperti kecerdasan sosial, emosional, dsb, Universitas Sumatera Utara yang semuanya sangat diperlukan agar dapat menjadi bekal bagi anak dalam menghadapi masa depannya kelak Purbo, dalam http:www.parentsguide.co.idsmfindex.php?topic= 320.0;wap2. Dalam usahanya dalam merumuskan kembali standar literasi untuk anak prasekkolah Bedrova, Deborah dan Paynter dalam Rusijono, 2008 menyatakan bahwa salah satu isu yang perlu diperhatikan berkaitan dengan konsep pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak adalah kesesuaian materi atau keterampilan yang diberikan dengan perkembangan anak. Apabila materi dan keterampilan yang diberikan tidak sesuai dengan perkembangan anak, maka hal tersebut justru dapat merugikan perkembangan anak. Hal tersebut menujukkan bahwa pentingnya faktor perkembangan anak sebagai dasar untuk menyusun standar literasi bagi anak prasekolah Rusijono, 2008. Perkembangan merupakan proses interaksi antara kematangan dan proses belajar. Kematangan adalah ciri bawaan dari anak. Proses belajar harus didukung oleh perkembangan dari diri anak, artinya belajar dapat dimulai apabila kematangan sudah mencapai titik siap untuk berkembang. Montesori menyebut tahap perkembangan dari diri anak yang siap mendukung kegiatan tertentu dengan istilah masa atau periode sensitif Patmonodewo dalam Rusijono, 2008.Pada periode sensitif ini apabila lingkungan memberikan rangsangan atau kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan tugas perkembangan tersebut maka anak akan merasa senang melaksanakan dan perkembanan anak menjadi optimal. Sebaliknya apabila lingkungan tidak memberikan rangsangan terhadap perkembangan yang terjadi dari dalam diri maka anak akan kecewa sehingga menghambat perkembangan anak Rusijono, 2008. Universitas Sumatera Utara

II. LANDASAN TEORI