Konsep Desain Pilar Jembatan Sistem Hybrid

II.2.4. Perencanaan Pilar Jembatan Pracetak Sistem Hybrid

Belum adanya suatu peraturan khusus mengenai perencanaan pilar jembatan pracetak tendon prategang tanpa lekatan post-tensioned pada daerah seismik. Karya ilmiah, studi analitis, dan percobaan eksperimental masih dilakukan untuk mengetahui perilaku sistem ini terhadap gaya gempa. Oleh karena itu, acuan peraturan yang relevan adalah ACI ITG-5.2- 09 β€œRequirement for Design of a Special Unbonded Post- Tensioned Precast Shear Wall Satisfying ACI ITG-5.1- 07 and Commentary”. Terdapat beberapa spesifikasi yang harus dipenuhi bila mengacu pada ACI ITG-5.2-09, yaitu :

1. Pada arah vertikal, tidak boleh ada diskontinuitas sistem peredam gaya lateral (gaya gempa) yang signifikan dan sistem didesain hanya memiliki satu daerah kritis untuk menahan gaya aksial dan lentur, yaitu di bawah pilar.

2. Tendon post-tensioned tanpa lekatan diangkur dari ujung ke ujung pilar dan lokasi duct tunggal berada di sumbu netral dari potongan melintang pilar. Bila duct berjumlah dua atau lebih, harus diletakan secara simetris di sisi-sisi sumbu netral dan tidak lebih dari 10% panjang dari sumbu netral ke tepi potongan melintang.

3. Disipasi energi diakomodasi oleh tulangan baja yang berada di daerah join antara muka pilar bawah dan atas fondasi. Tulangan baja pada daerah ini disebut (tulangan pendisipasi energi atau energy-dissipating energy)

4. Tendon tanpa lekatan didesain tidak mengalami kelelehan saat daerah join terbuka dan struktur mencapai perpindahan desain. Sedangkan, tulangan pendisipasi energi didesain leleh pada kondisi tersebut.

Gambar II. 17 Konfigurasi sistem hybrid pada dinding geser

Dalam perencanaan yang lebih mendetail, maksimum drift ( πœƒ 𝐿 π‘šπ‘Žπ‘₯ ) yang dijinkan tidak melebihi nilai yang dihitung dengan formula berikut.

Berdasarkan percobaan eksperimental, nilai [β„Ž 𝑀 ⁄ ] β‰₯ 0,5 akan memberikan 𝑙 𝑀 perilaku dominan perpindahan akibat lentur. Bila [β„Ž 𝑀 ⁄ ] < 0,5, akan memberikan 𝑙 𝑀 perilaku dominan perpindahan akibat geser. Untuk menghitung minimum gaya prategang mengacu pada formula berikut.

Dengan 𝐴 𝑠 𝑓 𝑒 merupakan kekuatan tarik dari tulangan pendisipasi energi, 𝐷 𝑐 merupakan berat sendiri ditambah dengan seluruh beban tambahan, dan 𝐴 𝑝𝑠 𝑓 𝑠𝑒 adalah kekuatan gaya prategang.

Gambar II. 18 Kurva perilaku dinding geser antara perpindahan dan beban lateral

Untuk memenuhi spesifikasi pada poin keempat, tulangan pendisipasi energi diharuskan sudah leleh sebelum nilai 𝑓 𝑠𝑒 mencapai 0,95 𝑓 𝑦 . Tulangan pendisipasi energi harus memiliki kekuatan yang dapat memikul paling sedikit 25% dari kekuatan lentur sistem pada daerah join. Tulangan pendisipasi energi juga diharuskan untuk diberikan panjang pengangkuran sebesar 25 𝑑 𝑏 bila diangkur pada metal duct yang bergelombang.