Pasar Jumat Karanganyar Sebelum Program Tendanisasi

2. Pasar Jumat Karanganyar Sebelum Program Tendanisasi

Pasar Jumat Karanganyar awalnya merup akan gagasan dari Dinas Pertanian Karangan yar yang dituju kan seb agai temp at promosi untuk penghasil produk pertanian Kabupaten Karanganyar. Akan tetapi dalam pelaksanaannya banyak kendala yang d i hadapi seperti produk pertanian yang tidak tahan lama serta masa panen yang b erb eda. Karena kendala tersebut pasar yang semula bernama Pasar Tani Jumat Pagi ini semp at terhenti karena sedikitn ya pedagang yang b erjualan. Setelah beberapa lama Pasar Jumat kembali berkembang dengan masukn ya pedagang non komoditi pertania n yang semakin lama ju mlah pedagangn ya terus bertamb ah. Mayoritas pedagang yang masuk adalah pedagang keb utu han pokok yang lama kelamaan keberadaan p ed agang produk pertanian sendiri semakin tertutup.

Adapu n p edagang yang berjualan di Pasar Jumat b ervariasi menurut jenis dagangann ya baik itu kebu tuhan pokok yang berup a sembako, p akaian, makanan maupun produ k-produk lain seperti kerajina n rotan, mainan anak, jilbab, tanaman hias serta beberapa produk pertania n maupun hasil olahannya. Keberadaan Pasar Jumat mampu menjadi pusat ekonomi bagi masyarakat Karanganyar karena menyediakan barang- barang kebu tuhan poko k. Pasar Jumat menjad i daya tarik tersendiri bagi Adapu n p edagang yang berjualan di Pasar Jumat b ervariasi menurut jenis dagangann ya baik itu kebu tuhan pokok yang berup a sembako, p akaian, makanan maupun produ k-produk lain seperti kerajina n rotan, mainan anak, jilbab, tanaman hias serta beberapa produk pertania n maupun hasil olahannya. Keberadaan Pasar Jumat mampu menjadi pusat ekonomi bagi masyarakat Karanganyar karena menyediakan barang- barang kebu tuhan poko k. Pasar Jumat menjad i daya tarik tersendiri bagi

Pasar Ju mat yang semula berlokasi dari depan GOR Mini hingga depan KPU pada awalnya kond isi fisiknya tidaklah seperti saat ini. Sekitar 4 tahun yang lalu Pasar Jumat masih terlihat semrawut dan kurang tertib. Kurangnya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah membuat pedagang berjualan dengan sarana p ribadi yang seadanya. Umumnya m ereka menggu nakan terpal untuk menutupi barang dagangannya yang dipasang di atas seb agai atap. Selain itu terpal juga digunakan sebagai alas barang dagangan mereka. Ped agang harus datang pagi-pagi u ntuk memasang terpal. Dari p emerintah sendiri seb elumnya memang su dah memberikan fasilitas sep erti payu ng tapi hanya di khususkan untuk pedagang komoditi pertanian saja. Karena Pasar Jumat awalnya memang ditujukan untuk pedagang hasil bumi.

Seperti pernyataan yang disampaikan oleh Mas Iyan, ped agang buah sektor timur berikut ini. “dulu seb elum di ad akan program tendanisasi kondisi fisik Pasar Jumat

sangatlah tidak rapi d an kurang menarik. Sehingga demi kelancaran usaha dagang para pedagang harus menggunakan sarana swadaya. Dari mereka ad a yang datang pagi-pagi untuk memasang terpal. Ketika itu pasar terlihat semrawut dan pengunjungnyapun tidak banyak sep erti sekarang ini, dulu kan seb elum diresmikan tendanya oleh Bupati, Pasar Ju mat sendiri kurang populer.”(wawancara 13 April 2012).

Senada dengan pern yataan dari Mbak Um i, pedagang mainan anak berikut ini; “waktu b elum ad a tenda, Pasar Jumat p anas sekali. Udah gitu kalau dilihat d ari jauh kurang menarik. Pengu njungnyapun ngga k seramai seperti sekarang. Pedagangnyapun nggak tertib .”(wawancara 13 April 2012)

Keadaan di Pasar Jumat ya ng cukup panas karena tidak adanya penutup membu at masyarakat malas untuk berkunjung ke Pasar Jumat. Terlebih pasar yang terkesan semrawut akan m enimbulkan akib at yang tid ak di inginkan teru tama bagi lingkunga n sekitar p asar berad a. Akib at tersebut berupa mengganggu kelancaran lalu lintas mengingat lo kasi Pasar Jumat yang berada di jalur lambat. Karena sarana yang di pakai oleh pedagang hanya seadan ya membuat pengu njung kurang n yaman untuk berlama-lama di Pasar Jumat. Akibatnya keb anyakan dari pengunju ng hanya sekedar melihat-lihat tanp a membeli.

Selain itu kondisi Pasar Jumat yang semrawut dianggap mengganggu kinerja pegawai instansi ya ng kanto rnya terletak d i sekitar Pasar Jumat. Pedagang ketika itu tidak tertib mereka berd agang di sembarang tempat yang mengganggu aktifitas penggu na jala n. Pedagang menempati ru ang-ru ang yang seharu snya tidak diperbolehkan untuk berjualan seperti di trotoar. Kond isi fisikn ya jau h dari kesan menarik, pedagang terkesan berpencar-pencar dengan sarana dagang yang beraneka ragam. Karena akib at yang tidak diinginkan ini sempat ada wacana untuk menggeser Pasar Jumat ke hari M inggu yang tentu saja mend apat penolakan d ari pedagang karena jika hari Minggu ped agang sudah memiliki lo kasi berdagang sendiri.

Dari gambar d i atas terlihat kondisi Pasar Ju mat yang kurang menarik, pedagang menggunakan sarana seadanya yang berupa terp al untuk menutupi barang dagangannya. Pengunjung yang datangpun masih terlihat sedikit karena ku rangn ya kenyamanan. M enurut pernyataan d ari Ibu Lestari selaku Ketua Pagu yuban Pasar Jumat di atas, sebelum adanya program tendanisasi p edagang dalam menjalankan usahanya bersifat swadaya. Karena inilah Pasar Jumat terlihat tidak rap i dan semrawut karena tid ak adanya keseragaman tempat u saha. Kondisi Pasar Jumat yang jauh d ari rapi mengakibatkan kurangnya kenyamanan b agi pengunjung, dan ini menjad i fakto r utama mengapa p ada saat itu Pasar Jumat tidak seramai sekarang ini. Selain kurang ramainya Pasar Jumat karena kead aan yang semrawut dan tidak rapi, kendala lain juga di hadapi oleh pedagang.

Gambar 3.1

Kondisi Pasar Jumat Seb elum Tendanisasi

Kendala terseb ut berkaitan dengan tidak adanya b ukti tempat usaha. Pedagang selalu bergeser apabila tempat dagangannya su dah ditempati oleh p edagang lain d an tidak ad an ya bu kti mengakib atkan mereka harus pasrah dan mengalah untu k mencari tempat lain. Terlihat sekali pedagang hanya sekedar memanfaatkan ruang koso ng yang terkadang terlihat sangat memaksakan. Tak diherankan jika terjadi perebutan tempat berdagang. Karena keinginan pedagang untuk tetap berjualan di Pasar Jumat namun tid ak memiliki temp at yang pasti membuat ped agang terkadang berjualan di trotoar dimana seharusnya mereka tid ak boleh berjualan d i sini. Tak jarang mereka haru s terkena gusur oleh Satp ol PP, terlebih lokasi Pasar Jumat sendiri yang terbatas.

Berpindah-pindahnya temp at dagangan ini membuat p ara pedagang tid ak memiliki langganan tetap. Karena untuk pembeli sendiri jika haru s mencari-cari tempat jualan pedagang yang bersangkutan merasa malas. Terlebih kond isi fisik Pasar Jumat pada saat itu jau h dari nyaman. Pedagang yang tidak tertib dan sarana d agang yang seadanya menjadi faktor sedikitnya pengunjung yang ada. Pasar Jumatpu n kurang dikenal oleh masyarakat lu as karena tidak adanya promosi dari pemerintah, pengunju ng hanya mengetahu i Pasar Jumat dari mu lut ke mulut.

Berpindah-pindahnya pedagang ini terkait tidak adanya bukti hak kepemilikan bagi masing-masing p edagang dan ku rangnya pengawasan. Pedagang harus benar-benar datang pagi untuk membuka lapak mereka agar tidak tergusur o leh p edagang lain. Selain itu karena kurang baiknya Berpindah-pindahnya pedagang ini terkait tidak adanya bukti hak kepemilikan bagi masing-masing p edagang dan ku rangnya pengawasan. Pedagang harus benar-benar datang pagi untuk membuka lapak mereka agar tidak tergusur o leh p edagang lain. Selain itu karena kurang baiknya

Kondisi Pasar Jumat yang semrawut, tidak tertata dan terkesan kumuh dianggap mengganggu pemandangan dan membuat macet. Terlebih loka si pasar yang berada di ko mplek perkantoran dap at mengganggu kinerja pegawai instansi yang lokasinya berada d i sekitar Pasar Jumat. Tidak ad anya su rat ijin usaha juga membuat p ed agang rawa n untuk digusur, hanya ada pagu yuban yang menjadi wad ah mereka.

Meskipun demikian keberadaan Pasar Jumat memberika n keuntungan yang cu kup besar bagi pedagang. M engingat lokasi Pasar Jumat sendiri yang sangat strategis dengan aksesnya yang mudah. Dengan berjualan di Pasar Jumat p edagang mampu mendap atkan keuntungan leb ih di banding mereka berjualan pada hari-hari biasa di luar Pasar Ju mat. Pemerintah sendiri beranggapan apabila di adakan penataan maka Pasar Jumat ke depannya dap at d i jadikan sebagai wisata b elanja yang d apat memberikan keu ntungan eko nomi bagi pedagang.

Matriks 3.3

Informan Berdasarkan Jenis Dagangan, Besar Kecilnya Modal Awal dan

Pendapatan di Pasar Jumat

No.

Jenis Da gangan

Modal

Pendapatan

1. Mbak Ayu k

100 rb

2. Mas Iyan

100 rb

3. Mbak Umi

50 rb

4. Mbak Kurnia

>1 jt

100 rb

5. Bap ak Ranto

100 rb Sumb er: data primer p edagang sekto r timur

Dari matriks 3 .3 d ap at dilihat besar kecilnya modal awal p edagang ketika berjualan di Pasar Jumat. Besar kecilnya modal berbeda berd asarkan je nis barang yang dijual. Untu k pedagang makanan seperti matengan dan buah yang masa bertahan barangnya singkat hanya menggunakan mod al sed ikit. Sed angkan untu k pedagang mainan anak, jilbab dan kerajinan rotan mengeluarkan modal yang besar. Karena mereka tid ak m emproduksi barang sendiri melainkan kulakan.

Pendapatan yang diperoleh antara pedagang makanan dengan ped agang non makana n terlihat tidak berimbang. Karena pedagang makanan harus memb eli barang-barang yang mereka jual setiap minggu. Sedangkan bagi pedagang non makanan han ya akan kulakan ketika b arang dagangan mereka mulai habis dan berkurang itupun han ya d ilakukan dalam kurun waktu tertentu .