FRAME RELAY

10.7 FRAME RELAY

Frame relay, sama halnya dengan ATM, dirancang sedemikian rupa untuk menampilkan skema transmisi yang lebih efisien dibanding X.25. Standar frame relay matang lebih awal dibanding standar untuk ATM, dan produk-produk komersial yang telah ada sebelumnya. Karenanya, terdapat basis yang lebih besar bagi produk- produk frame relay. Nampak menarik semenjak diganti ke ATM untuk networking data berkecepatan tinggi, namun karena frame relay masih populer, maka di sini kita ulas secara singkat.

Latar belakang

Pendekatan yang tradisional untuk packet-swiching memungkinkan penggunaan

X.25, yang tidak hanya menentukan interface pemakai-jaringan namun juga mempengaruhi desain internal jaringan. Beberapa bentuk dasar dari pendekatan

X.25 adalah sebagai berikut: Packet-packet kontrol panggilan, yang dipergunakan untuk menset up dan menbubarkan sirkuit virtual, dibawa pada channel yang sama dan pada sirkuit virtual yang sama sebagai packet-packet data. Akibatnya, diperlukan pensinyalan inband. Multiplexing sirkuit virtual menempati lapisan 3. Baik lapisan 2 maupun lapisan 3 mencakup mekanisme flow control aliran dan kontrol kesalahan.

Pendekatan ini berlaku untuk overhead yang dapat diprediksikan sebelumnya. Pada setiap lompatan sepanjang jaringan, protocol control data link melibatkan pertukaran sebuah frame data dan sebuah frame balasan. Selanjutnya, pada setiap simpul perantara, tabel-tabel status harus dipertahankan untuk setiap sirkuit virtual agar sesuai dengan manajemen panggilan dan aspek-aspek flow control/kontrol kesalahan dari protocol X.25. Seluruh overhead ini bisa ditegaskan bila terdapat Pendekatan ini berlaku untuk overhead yang dapat diprediksikan sebelumnya. Pada setiap lompatan sepanjang jaringan, protocol control data link melibatkan pertukaran sebuah frame data dan sebuah frame balasan. Selanjutnya, pada setiap simpul perantara, tabel-tabel status harus dipertahankan untuk setiap sirkuit virtual agar sesuai dengan manajemen panggilan dan aspek-aspek flow control/kontrol kesalahan dari protocol X.25. Seluruh overhead ini bisa ditegaskan bila terdapat

Pensinyalan kontrol panggilan dibawa pada koneksi logik yang terpisah dari data pemakai. Jadi, simpul-simpul perantara tidak perlu mempertahankan tabel-tabel status atau pengolahan pesan-pesan yang berhubungan dengan kontrol pangggilan pada basis per-koneksi individu. Koneksi logik untuk mutliplexing dan switching dilakukan pada lapisan 2 sebagai penganti lapisan 3, mengeliminasi satu lapisan pengolahan secara keseluruhan. Tidak terdapat flow control dan kontrol kesalahan lompatan demi lompatan. Bila diaplikasikan secara keseluruhan, maka flow control dan kontrol kesalahan ujung-keujung merupakan tanggung jawab lapisan yang lebih tinggi.

Jadi, dengan frame relay, sebuah frame data pemakai tunggal dikirim dari sumber ke tujuan, dan sebuah balasan, yang dibangkitkan oleh lapisan yang lebih tinggi, dibawa kembali di dalam frame. Tidak terdapat pertukaran frame-frame data dan balasan lompatan demi lompatan.

Sekarang mari kita amati kelebihan dan kekurangan pendekatan ini. Kekurangan utama dari frame relay, bila dibandingkan dengan X.25, adalah hilangnya kemampuan flow control dan kontrol kesalahan jalur demi jalur. (Meskipun frame relay tidak menampilkan flow control dan kontrol kesalahan ujung-ke-ujung, ini tersedia dengan mudah pada lapisan yang lebih tinggi.) Pada X.25, sirkuit virtual ganda dibawa pada sebuah jalur fisik tunggal, dan LAPB tersedia pada level jalur untuk menyediakan transmisi yang andal dari sumber ke jaringan packet-switching dan dari jaringan packet-switching ke tujuan. Selain itu, pada setiap lompatan sepanjang jaringan, protocol kontrol jalur dapat dipergunakan agar tetap andal. Dengan menggunakan frame relay, kontrol jalur lompatan demi lompatan ini menjadi hilang. Bagaimanapun juga, dengan meningkatnya keandalan fasilitas transmisi dan switching, maka hal ini tidak menjadi kekurangan utama.

Kelebihan frame relay adalah adanya proses komunikasi yang ringan. Fungsi protocol yang diperlukan pada interface pemakai-jaringan berkurang saat menjadi pengolahan jaringan internal. Akibatnya, penundaan lebih rendah dan laju penyelesaian yang lebih tinggi bisa diharapkan. Studi-studi yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan dalam laju penyelesaian yang menggunakan frame relay, bandingkan dengan X.25, dalam hal perintah magnituda atau selebihnya

[HARB92]. Rekomendasi ITU-T 1.233 menunjukkan bahwa frame relay bisa dipergunakan pada akses dengan kecepatan sampai 2 Mbps.

Dokumen yang terkait

Strategi komunikasi politik dalam perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu legislatif 2009 di Kabupaten Tegald

1 48 115

Persepsi siswa tehadap kepribadian guru hubungannya dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI : ( studi kasus di kelas VIII SMPN 3 Bogor )

0 58 118

Urgensi penggunaan variasi stimulasi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ips ekonomi di Madrasah aliyah Putri Annuqayah Sumenep Madura

2 49 77

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

1 35 0

Hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan

16 134 101

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

EFEKTIVITAS siaran dialog interaktif di Radio Maraghita sebaga media komunikasi bagi pelanggan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten di Kelurahan Lebakgede Bandung

2 83 1

Laporan hasil praktek kerja lapangan di progam usaha data dan informasi pada perum perumnas regional IV Jl. Surapati No.120 Bandung

0 34 41