ROUTING DALAM JARINGAN CIRCUITSWITCHING

8.4 ROUTING DALAM JARINGAN CIRCUITSWITCHING

Dalam suatu jaringan circuit-switching yang besar, seperti jaringan telepon jarak jauh AT&T, beberapa koneksi sirkuit memerlukan sebuah jalur sepanjang lebih dari satu switch. Bila suatu panggilan maka, jaringan harus merencanakan sebuah jalur yang melintasi jaringan dari pesawat pemanggil. Ada dua persyaratan utama untuk arsitektur jaringan yang berhubungan dengan strategi routing, yakni: efisiensi dan fleksibilitas. Pertama, diharapkan dapat meminimalkan jumlah peralatan (switch dan trunk) di dalam subyek jaringan sehingga mampu mengendalikan muatan yang berlebihan. Persyaratan untuk muatan biasanya didasarkan pada muatan lalu lintas pada jam-jam sibuk. Ini merupakan perkiraan muatan yang sederhana pada bagian jam-jam tersibuk untuk penggunaan sehari. Dari sudut pandang fungsi, ini diperlukan untuk mengendalikan jumlah muatan. Sedangkan dari sudut pandang biaya, kita lebih suka menangani muatan dengan peralatan minimum. Persyaratan lainnya adalah fleksibilitas. Meskipun jaringan bisa diukur untuk muatan pada jam sibuk, sangatlah mungkin bagi lalu lintas menyentak secara tiba-tiba untuk sementara di atas level tersebut (misalnya, selama ada badai besar). Juga akan menjadi masalah bila, dari waktu ke waktu, switch dan trunk mengalami kegagalan serta kemungkinan tidak tersedia untuk sementara waktu (kemungkinan ini terjadi pada saat badai yang sama). Kita menginginkan jaringan mampu menyediakan tingkat pelayanan yang optimal dalam kondisi seperti itu. Hal terpenting yang menentukan sifat pertukaran diantara efisiensi dan fleksibilits adalah strategi routing. Biasanya, fungsi routing dalam jaringan telekomunikasi publik benarbenar sederhana. Pada intinya, switch suatu jaringan disusun seperti

struktur pohon, atau hirarki. Sebuah jalur dibangun dimulai dari pesawat pemanggil, kemudian turun ke bawah pohon menuju pesawat yang dipanggil. Untuk menambah fleksibilitas terhadap jaringan, trunk berkemampuan tinggi ditambahkan melintang pada struktur pohon untuk menghubungkan pertukaran dengan volume lalu lintas yang tinggi di antara pesawatpesawat. Umumnya, ini merupakan pendekatan yang statis. Penambahan trunk berkemampuan tinggi menyediakan redundansi dan kapasitas ekstra, namun keterbatasanketerbatasan tersebut masih tetap berkaitan dengan efisiensi dan fleksibilits. Karena skema routing ini tidak mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi, jaringan harus dirancang sedemikian rupa agar mampu memenuhi permintaan khusus tertentu. Sebagaimana contoh problem yang nampak dari pendekatan ini, jam-jam sibuk untuk lalu lintas timur-barat dan lalu lintas utara- selatan tidak sama dan menempatkan permintaan yang berbeda-beda pada sistem. Tentunya sulit menganalisis dampak-dampak dari faktor ini, terutama yang berkenaan dengan ukuran yang berlebihan dan ketidakefisiensian. Dalam hal fleksibilits, struktur hierarki yang sudah pasti dengan trunk-trunk tambahan bereaksi lamban terhadap kegagalan. Biasanya dengan rancangan seperti ini dampak kegagalan yang terjadi berupa kongesti lokal utama yang muncul didekat lokasi kegagalan. Untuk memenuhi permintaan akan jaringan telekomunikasi publik, semua provider secara virtual berpindahkan dari pendekatan hierarki statis ke pendekatan yang lebih dinamis lagi. Pendekatan routing yang dinamis adalah pendekatan di mana keputusan routing dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas yang ada saat itu. Biasanya, simpul circuit-switching saling memiliki keterkaitan satu sama lain dibanding yang hierarki. Seluruh simpul memiliki kemampuan menampilkan fungsi yang sama. Untuk routing arsitektur semacam itu Tnunya lebih kompleks sekaligus lebih fleksibel. Dikatakan lebih kompleks karena arsitektur tidak menyediakan suatu jalur 'alami' atau susunan jalur yang didasarkan atas struktur hirarki. Disebut lebih fleksibel karena dalam hal ini tersedia jalur alternatif. Sebagai contoh, kita amati suatu bentuk routing jaringan circuit-switching yang disebut routing alternatif. Inti dari skema routing alternatif adalah jalur-jalur yang memungkinkan untuk dipergunakan di antara kedua kantor sudah ditetapkan terlebih dalulu. Ini merupakan tanggung jawab switch yang utama untuk memilih jalur yang tepat untuk setiap panggilan. Masing-masing switch merupakan susunan tertentu dari jalur-jalur yang sudah terlebih dulu ditetapkan untuk masing-masing tujuan, namun ini bersifat pilihan. Bila terdapat suatu koneksi trunk yang terjadi secara langsung diantara dua switch, biasanya ini yang dipilih. Bila trunk semacam ini tidak ada, pilihan kedua bisa dipilih, dan begitu seterusnya. Rangkaian routing (rangkaian di mana jalur-jalur dalam susunan diupayakan) menunjukkan suatu analisis yang didasarkan atas pola lalu lintas hierarkis dan dirancang sedemikian rupa untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya jaringan. Bila hanya terdapat satu rangkaian routing yang ditetapkan untuk setiap pasangan sumber-tujuan, skema ini disebut sebagai skema routing pengganti yang pasti. Lebih jelas, digunakan skema routing pengganti dinamik. Dalam kasus berikutnya, susunan yang berbeda dari jalur-jalur yang sudah ditetapkan terlebih dulu dipergunakan untuk periode-periode waktu yang berbeda, yang dimaksudkan untuk mengambil struktur pohon, atau hirarki. Sebuah jalur dibangun dimulai dari pesawat pemanggil, kemudian turun ke bawah pohon menuju pesawat yang dipanggil. Untuk menambah fleksibilitas terhadap jaringan, trunk berkemampuan tinggi ditambahkan melintang pada struktur pohon untuk menghubungkan pertukaran dengan volume lalu lintas yang tinggi di antara pesawatpesawat. Umumnya, ini merupakan pendekatan yang statis. Penambahan trunk berkemampuan tinggi menyediakan redundansi dan kapasitas ekstra, namun keterbatasanketerbatasan tersebut masih tetap berkaitan dengan efisiensi dan fleksibilits. Karena skema routing ini tidak mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi, jaringan harus dirancang sedemikian rupa agar mampu memenuhi permintaan khusus tertentu. Sebagaimana contoh problem yang nampak dari pendekatan ini, jam-jam sibuk untuk lalu lintas timur-barat dan lalu lintas utara- selatan tidak sama dan menempatkan permintaan yang berbeda-beda pada sistem. Tentunya sulit menganalisis dampak-dampak dari faktor ini, terutama yang berkenaan dengan ukuran yang berlebihan dan ketidakefisiensian. Dalam hal fleksibilits, struktur hierarki yang sudah pasti dengan trunk-trunk tambahan bereaksi lamban terhadap kegagalan. Biasanya dengan rancangan seperti ini dampak kegagalan yang terjadi berupa kongesti lokal utama yang muncul didekat lokasi kegagalan. Untuk memenuhi permintaan akan jaringan telekomunikasi publik, semua provider secara virtual berpindahkan dari pendekatan hierarki statis ke pendekatan yang lebih dinamis lagi. Pendekatan routing yang dinamis adalah pendekatan di mana keputusan routing dipengaruhi oleh kondisi lalu lintas yang ada saat itu. Biasanya, simpul circuit-switching saling memiliki keterkaitan satu sama lain dibanding yang hierarki. Seluruh simpul memiliki kemampuan menampilkan fungsi yang sama. Untuk routing arsitektur semacam itu Tnunya lebih kompleks sekaligus lebih fleksibel. Dikatakan lebih kompleks karena arsitektur tidak menyediakan suatu jalur 'alami' atau susunan jalur yang didasarkan atas struktur hirarki. Disebut lebih fleksibel karena dalam hal ini tersedia jalur alternatif. Sebagai contoh, kita amati suatu bentuk routing jaringan circuit-switching yang disebut routing alternatif. Inti dari skema routing alternatif adalah jalur-jalur yang memungkinkan untuk dipergunakan di antara kedua kantor sudah ditetapkan terlebih dalulu. Ini merupakan tanggung jawab switch yang utama untuk memilih jalur yang tepat untuk setiap panggilan. Masing-masing switch merupakan susunan tertentu dari jalur-jalur yang sudah terlebih dulu ditetapkan untuk masing-masing tujuan, namun ini bersifat pilihan. Bila terdapat suatu koneksi trunk yang terjadi secara langsung diantara dua switch, biasanya ini yang dipilih. Bila trunk semacam ini tidak ada, pilihan kedua bisa dipilih, dan begitu seterusnya. Rangkaian routing (rangkaian di mana jalur-jalur dalam susunan diupayakan) menunjukkan suatu analisis yang didasarkan atas pola lalu lintas hierarkis dan dirancang sedemikian rupa untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya jaringan. Bila hanya terdapat satu rangkaian routing yang ditetapkan untuk setiap pasangan sumber-tujuan, skema ini disebut sebagai skema routing pengganti yang pasti. Lebih jelas, digunakan skema routing pengganti dinamik. Dalam kasus berikutnya, susunan yang berbeda dari jalur-jalur yang sudah ditetapkan terlebih dulu dipergunakan untuk periode-periode waktu yang berbeda, yang dimaksudkan untuk mengambil

Satu contoh sederhana ditunjukkan dalam gambar 9.9. Switch utama, X, memiliki empat jalur yang memungkinkan untuk switch tujuan, Y. Jalur langsung (a) selalu diusahakan pertama kali. Bila trunk tidak tersedia (sibuk, atau tidak berfungsi), jalur- jalur lainnya akan diusahakan dengan cara khusus, tergantung pada perioda waktunya. Sebagai contoh, selama hari kerja diwaktu pagi, jalur b bisa dijadikan pilihan kedua. Salah satu bentuk teknik routing pengganti dinamik dipergunakan oleh Bell Operat- ing Companies untuk menyediakan layanan telepon lokal dan regional [BELL90]; disebut sebagai MultiAlternate Routing (MAR). Pendekatan ini juga dipergunakan oleh AT&T untuk jaringan jarak jauh-nya [ASH90] dan disebut sebagai Dynamic NonHierarchical Routing [DNHR

Gambar 9.9 Jalur-jalur pengganti dari Kantir X menuju kantor Y

Dokumen yang terkait

Strategi komunikasi politik dalam perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu legislatif 2009 di Kabupaten Tegald

1 48 115

Persepsi siswa tehadap kepribadian guru hubungannya dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI : ( studi kasus di kelas VIII SMPN 3 Bogor )

0 58 118

Urgensi penggunaan variasi stimulasi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ips ekonomi di Madrasah aliyah Putri Annuqayah Sumenep Madura

2 49 77

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

1 35 0

Hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan

16 134 101

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

EFEKTIVITAS siaran dialog interaktif di Radio Maraghita sebaga media komunikasi bagi pelanggan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten di Kelurahan Lebakgede Bandung

2 83 1

Laporan hasil praktek kerja lapangan di progam usaha data dan informasi pada perum perumnas regional IV Jl. Surapati No.120 Bandung

0 34 41