Instrumen Pengumpulan Data.
H. Instrumen Pengumpulan Data.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Test
Untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa digunakan test akhir siklus I berupa post tes dalam bentuk pihan ganda, isian dan essai. Test ini bertujuan Untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa digunakan test akhir siklus I berupa post tes dalam bentuk pihan ganda, isian dan essai. Test ini bertujuan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Pada Siklus I Standar
Nomor Soal Kompetensi Materi
Indikator
Instrumen Soal
C1 C2 C3 Jumlah No Kompetensi
Dasar
Standar
Gaya siswa dapat
pengertian gaya
memahami
pengertian gaya. siswa dapat
Menyebutkan alat 2 1
2 gaya dapat
menyebutkan alat
ukur untuk gaya.
mengubah
ukur gaya
gerak dan atau
Siswa dapat
Menyebutkan
3 bentuk suatu
menyebutkan
satuan ukur untuk
satuan ukur untuk
Siswa dapat
bentuk gaya yang
4 menyimpulkan
bentuk gaya yang
digunakan pada
suatu kejadian
suatu kejadian
percobaan
Siswa dapat
Mengklasifikasikan
bahwa gaya (
Mengklasifikasikan gaya yang terjadi
5 dorongan dan
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
tarikan ) dapat
pada suatu kejadian ( gaya otot ) ( gaya otot )
mengubah
Siswa dapat
Mengklasifikasikan
gerak suatu
Mengklasifikasikan gaya yang terjadi
benda
6 gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
pada suatu kejadian ( gaya gesek ) ( gaya gesek )
Standar Kompete
Nomor Soal
N nsi Juml
Mate o Kompete
ah ri
Indikator
Instrumen Soal
C1 C2 C nsi Dasar 3
7 Standar
Gay Siswa dapat
Memperkiraka
Kompeten
a Memperkiraka n
besar
si :
kecilnya gaya
memahami gaya dapat
besar kecilnya
yang terjadi
mengubah
gaya yang
pada
suaatu
gerak dan
terjadi pada
tempat.
atau bentuk
suaatu tempat.
suatu
8 Siswa dapat
Mengklasifika sikan
gaya
Kompeten
si Dasar :
sikan gaya
yang terjadi
pada
suatu
kan hasil
pada suatu
kejadian ( gaya
percobaan
kejadian ( gaya gravitasi )
bahwa gaya (
gravitasi )
9 dorongan
Siswa dapat
Mengklasifika 9,1 `2
dan tarikan
Mengklasifika sikan
gaya 4,
) dapat
sikan gaya
yang terjadi
pada
suatu
gerak suatu
benda pada suatu
kejadian ( gaya
kejadian ( gaya listrik ) listrik )
1 Siswa dapat
Menunjukkan
0 Menunjukkan sifat benda sifat benda
elastis
elastis
1 Siswa dapat
memperkiraka
1 memperkiraka n
besar besar
kecilnya gaya
kecilnya gaya
yang
terjadi
yang terjadi
pada
suatu
pada suatu
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Isian Pada Siklus I Standar
Nomor Soal Kompetensi Materi
Indikator
Instrumen
C3 Jumlah No Kompetensi
Gaya Siswa dapat
benda elastis
memahami
benda elastis Siswa dapat
menentukan
gaya dapat
menentukan
pengaruh/akibat
mengubah
pengaruh/akibat dari suatu gaya
gerak dan atau
dari suatu gaya yang dikenakan
bentuk suatu
yang dikenakan terhadap benda terhadap benda (benda
diam
benda
(benda diam
menyimpulkan hasil
percobaan bahwa gaya ( dorongan dan tarikan ) dapat mengubah gerak suatu
benda
Jumlah
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Essay Pada Siklus I Standar
Nomor Soal Kompetensi Materi
Indikator
Instrumen Soal
C1 C2 C3 Jumlah No Kompetensi
Dasar
Standar
Gaya Siswa dapat
gaya yang terjadi
gaya yang terjadi
dikehidupan siswa
memahami
dikehidupan siswa
gaya dapat
Siswa dapat
Mengklasifikasikan
mengubah
Mengklasifikasikan gaya yang terjadi
2 gerak dan atau
gaya yang terjadi
pada suatu kejadian
bentuk suatu
pada suatu kejadian ( gaya gravitasi )
( gaya gravitasi ) Siswa dapat
gaya listrik
Dasar :
gaya listrik
menyimpulkan
Siswa dapat
pengaruh/akibat
pengaruh/akibat
dari suatu gaya
percobaan
4 dari suatu gaya
yang
dikenakan
bahwa gaya (
yang dikenakan
terhadap
benda
dorongan dan
terhadap benda
(benda
diam
tarikan ) dapat
(benda diam
menjadi bergerak)
menjadi bergerak)
mengubah
Siswa dapat
Menuliskan
5 gerak suatu
benda Pengaruh gaya
terhadap
suatu
terhadap suatu
benda
benda
Jumlah
2. Non Test
Instrument non test yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
a. Lembar observasi tentang aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran, baik yang mengenai keaktifan, motivasi, minat, sikap, dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Pada Siklus I dan II
Penilaian Penilaian Pertemuan
Pertemuan No
Aspek yang dinilai
siklusII 1 2 3 4 5
siklusI
1 Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
2 Menyimak apa yang disampaikan guru
3 Memperoleh pengetahuan awal melalui kegiatan tanya jawab
4 Menyimak penjelasan guru tentang metode demonstrasi
5 Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik
6 Siswa mendemonstrasikan benda yang mempengaruhi gerak benda
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran
8 Bersama guru menyimpulkan apa yang dipelajari
9 Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan tertib
Jumlah Persentase pertemuan Kategori
Sangat baik kriteria:
Katagori Jumlah Skor
5 = Sangat baik 80-100% = Sangat baik
4 = baik 70-79% = baik
3 = Cukup 60-69% = cukup
2 = kurang 50-59% = kurang
1 = kurang sekali 0-40% = kurang sekali
b. Lembar observasi tentang keterampilan guru dalam menggunakan Metode Demontrasi dalam menyampaikan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa, membangkitnya motivasi siswa, mengelola kelas dan berbagai kompetensi lain yang harus dimiliki seorang guru.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Pada Siklus I dan II
Penilaian Penilaian Pertemuan
Pertemuan No
Aspek yang dinilai
siklusI siklusII 1 2 3 4 5
1 Guru membuat RPP
2 Guru membuka pelajaran dengan baik
3 Guru menanyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya (appersepsi)
4 Guru menguasai materi
5 Guru mengolah kelas dengan baik
6 Guru memberikan tugas
7 Guru menggunakan metode demonstrasi
8 Guru bersifat luwes, terbuka dan membantu
9 Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas siswa
10 Guru menutup pelajaran dengan baik Jumlah Persentase pertemuan Kategori
Sangat baik kriteria:
Katagori Jumlah Skor
5 = Sangat baik 80-100% = Sangat baik
4 = baik 70-79% = baik
3 = Cukup 60-69% = cukup
2 = kurang 50-59% = kurang
1 = kurang sekali 0-40% = kurang sekali
c. Lembar observasi keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung.
e. Dokumentasi, berupa foto, dan dokumen-dokumen lain sebagai bukti otentik penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan.Hal ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Rincian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam materi gaya diperoleh dari test hasil belajar setiap akhir siklus.
2. Keterampilan dan kemampuan guru menggunakan Metode Demontrasi diperoleh dari lembar pengamatan yang dilakukan oleh observer.
3. Instrument penelitian dicatat dengan menggunakan lembar catatan lapangan, baik yang dilakukan peneliti maupun observer.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Dalam penelitian ini, validitas instrument dilakukan melalui judgement (penilaian) oleh dosen pembimbing.Instrument tes hasil belajar di validasi secara konstruk baik aspek bahasa/redaksinya maupun kesesuaian item soal dengan indikator pembelajaran.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada pelaksanaan kegiatan penelitian. Data yang sudah terkumpul berupa hasil kerja LKS, hasil observasi, catatan lapangan dan hasil belajar siswa.Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Adapun peneliti menggunakan indikator keberhasilan penelitian untuk menentukan apakah siklus akan dilanjutkan atau dihentikan. Indikator keberhasilan tersebut adalah:
1. Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah: 2
Keterangan: P = Angka persentase
F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya N = Number of Cases (Jumlah frekuensi)
2. Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam memperoleh data hasil belajar siswa adalah tes tertulis, dianalisis dengan membuat rata-rata nilai tes formatif yang kemudian dibuat persentasenya, yang dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Penelitian ini diakhiri setelah hasil analisis data menunjukkan bahwa target peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor pada Materi Gaya telah tercapai. Jika belum tercapai akan dilanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.
2 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.43.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sekolah
1. Sejarah singkat Berdirinya Sekolah SDN Kertajaya 02
Penelitian perbaikan pembelajaran telah dilaksanakan di SDN Kertajaya
02 yang terletak di Kp. Babakan RT. 002 RW. 006, Desa Kertajaya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Adapun fasilitas gedung yang dimiliki Sdn Kertajaya
02 diantaranya : Ruang kelas yang memadai, Ruang kantor guru, Ruang kantor Kepala Sekolah, Ruang Perpustakaan dan toilet serta lapangan yang cukup memadai untuk memenuhi sarana dan prasarana sekolah.
a. Profil Sekolah
Profil sekolah adalah identitas sekolah SDN Kertajaya 02. Peneliti menjabarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Profil sekolah SDN Kertajaya 02 Kp. Babakan RT. 002 RW. 006 No
Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah SDN Kertajaya 02
2. Alamat Kp. Babakan RT.002 RW. 006
Jawa Barat
6. Kode Pos
7. Status Sekolah
Negeri
8. Tahun Berdiri
9. KBM
Pagi/siang
10 Bangunan Sekolah
Negeri
b. Visi, Misi, dan Tujuan
Sekolah ini menetapkan visi, misi, dan tujuan untuk menyeleraskan gerak organisasi dengan kinerja warga sekolah sebagai berikut :
Visi :
“Mewujudkan sekolah berkualitas, relevan, kompeten dan dinamis sesuai dengan perkembangan masa depan”
Misi :
Melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, efisien, inovatif dan menyenangkan untuk dapat :
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa sebagai landasan utama dalam melaksanakan aktivitas sehari –hari.
2. Meningkatkan penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan keterampilan dasar hidup dalam bidang Iptek maupun seni budaya.
3. Memberikan bimbingan dalam rangka meningkatkan : kecerdasan Spiritual (SQ) Kecerdasan Emosional (EQ) Kecerdasan Intelegensi (IQ) agar siswa mampu mengorganisasi dirinya sehingga memiliki kepribadian yang luhur.
c. Tujuan
Tujuan dasar pendidikan dasar SDN Kertajaya 02, adalah sebagai berikut :
1) Siswa memiliki Iman dan Taqwa yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.
2) Siswa mampu melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan pilihannya dan mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat.
3) Siswa memiliki kepribadian dan budi pekerti (Akhlaqulkharimah) siap menghadapi tantangan masa depan.
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain, sehingga jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan yang teratur. Adapun bagan struktur organisasi SDN Kertajaya 02 dimulai dari kepala sekolah Bapak Sukarna, S.Pd.SD, kurikulum ibu Kurniasih, S.Pd.SD, Kesiswaanibu Siti Sumirah, S.Pd.SD, Tata Usaha Batria Efendri dan Bendahara Ubang Ubaidillah.
e. Kurikulum
Struktur kurikulum SDN Kertajaya 02 disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Kurikulum SDN Kertajaya 02 memuat 10 Mata Pelajaran yaitu:
a) Pendidikan Agama Islam a) Pendidikan Agama Islam
c) Bahasa Indonesia
d) Matematika
e) Ilmu Pengetahuan Alam
f) Ilmu Pengeatahuan Sosial
g) Seni Budaya dan Keterampilan
h) Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan Kesehatan
2) Muatan Lokal
a) Budaya Sunda
b) Bahasa Inggris
c) PLH
3) Pengembangan Diri, meliputi :
a) Pramuka
b) Olahraga
1) Permainan
2) Atletik
c) Keterampilan
4) Pembelajaran pada kelas I s/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
5) Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.
6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester ) adalah 36 minggu.
f. Keadan Guru dan Siswa
Tabel 4.2
Data Kependidikan SDN Kertajaya 02 Kp. Babakan RT. 002 RW. 006 No
Nama
L/P
Jabatan Jenjang
1. SUKARNA, S.Pd.SD
Kepala Sekolah S1
2. KURNIASIH, S.Pd.SD
Guru kelas I A S1
D2
3. SITI ROFIQOH, A.Ma.Pd
Guru kelas V B
D2
4. NENGSIH, A.Ma.Pd
Guru kelas VI B
D2
5. BATRIA EFENDRI, A.Ma.Pd
Guru kelas II A
6. DAROJATUL, S.Pd.SD
Guru kelas III B S1
7 ENENG S MULYANI
Guru kelas I B MA
8 MASUMAH
Guru kelas IV SMA
9 SITI SUMIRAH,S.Pd.SD
Guru kelas VI A S1
10 ACENG SAPRUDIN
Guru kelas V A SMA
11 UBANG UBAEDILLAH
Operator Sekolah SMA
12 CITA NURANI
Guru kelas II B SMA
13 LISNA SETIAWATI
Guru kelas III A SMA
Tabel 4.3 Tabel Latar Belakang Pendidikan Guru
No
Jenjang Pendidikan
3. SMA/Sederajat
Jumlah
g. Keadaan Siswa
Siswa adalah objek pendidikan sekaligus subjek, dengan hak-hak yang dimilikinya, maka bakat, minat dan kemampuannya sedapat mungkin dioptimalkan. Hasil yang didapatkan berupa prestasi atau minimal pengamalan siswa di masyarakat akan turut mengharumkan nama sekolah.
Berikut ini adalah jumlah siswa yang bersekolah di SDN Kertajaya 02 di desa Kertajaya kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
Tabel 4.4
Data Jumlah Siswa SDN Kertajaya 02 RT. 002 RW. 006 Kelas
Daftar siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Bogor. 1 NO
No Induk
Nama Siswa
L/ Tempat Tanggal Lahir Alamat
1 11.12.01.008 BAGAS SAPUTRA
Bogor, 19-03-2005 Kp. Karehkel 2 12.13.01.022 JAENAL
Bogor, 19-05-2006 Kp. Karehkel 3 12.13.01.023 MALIKIL HARIS
Bogor, 18-05-2006 Kp. Karehkel 4 13.14.01.001 ABDUL AZIS
Bogor, 10-02-2007 Kp. Karehkel 5 13.14.01.005 ANISA
Bogor, 28-06-2006 Kp. Karehkel 6 13.14.01.008 BASIT ALBAHRI
Bogor, 21-12-2006 Kp. Karehkel 7 13.14.01.018 HOTIMAH
Bogor, 01-01-2007 Kp. Karehkel 8 13.14.01.020 IBNU SURUR
Bogor, 25-06-2007 Kp. Karehkel 9 13.14.01.021 INDRIYANI
Bogor, 01-09-2007 Kp. Babakan 10 13.14.01.023 MUHAMAD BALYA
Bogor, 13-07-2007 Kp. Karehkel
Bogor, 19-07-2006 Kp. Babakan 13.14.01.028
11 MUHAMAD ANDRI
YANSAH
12 13.14.01.033 PENTI
Bogor, 26-02-2007 Kp. Babakan
1 Profil SDN Kertajaya 02
13 13.14.01.034 RAJIP
Bogor, 12-08-2006 Kp. Karehkel 14 13.14.01.035 SITI MURSILAH
Bogor, 30-12-2007 Kp. Babakan 15 13.14.01.036 RIFKI
Bogor, 05-11-2006 Kp. Babakan 16 13.14.01.037 RIPALDI
Bogor, 09-02-2007 Kp. Pabuaran 17 13.14.01.038 RIJKI MAULANA
Bogor, 18-04-2007 Kp. Karehkel 18 13.14.01.039 ROHMAT
Bogor, 13-10-2006 Kp. Babakan 19 13.14.01.041 SIROJUDDIN
Bogor, 21-04-2001 Kp. Babakan
Bogor, 18-06-2007 Kp. Karehkel 13.14.01.042
20 SITI ANITA
KONAATUL, H.
21 13.14.01.040 SARIPUDIN
Bogor, 15-04-2006 Kp. Kebon cau 22 13.14.01.044 MALASARI
Bogor, 06-07-2007 Kp. Babakan 23 13.14.01.045 SITI MARIYAM
Bogor, 27-08-2007 Kp. Babakan 24 13.14.01,048 SULTON HIDAYAT
Bogor, 05-07-2007 Kp. Pabuaran 25 13.14.01.050 TUTI MUTI SINTIYANI
Bogor, 04-01-2007 Kp. Karehkel
L/
NO No Induk
Nama Siswa
Tempat Tanggal Lahir Alamat
26 13.14.01.054 YUDISTIRA
Bogor, 07-03-2007 Kp. Babakan 27 13.14.01.055 ANITA RUBIAH
Bogor, 13-07-2007 Kp. Pabuaran 28
Bogor, 19-08-2006 Kp. Cibunar 14.15.02.050 RISLAN SUHENDAR Muara
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan sebagai langkah awal penelitian tindakan kelas. Dimulai dengan observasi terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor. Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri yang juga sebagai guru kelas dibantu oleh seorang observer. Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambaran umum bahwa pembelajaran bersifat klasikal dan berpusat pada guru ( teacher centered ). Media pembelajaran yang digunakan guru adalah White Board . Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah metode ceramah.
Hasil analisis terhadap pembelajaran di atas, bahwa pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, yaitu kegiatan belajar mengajar lebih didominasi oleh guru. Materi Gaya yang dijelaskan dengan metode ceramah kurang efektif dan tidak membuat siswa lebih terampil dan lebih kreatif.
Berdasarkan hasil observasi diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran belum berjalan secara maksimal dan hasil belajar IPA siswa masih tergolong
rendah berdasarkan data hasil ulangan harian IPA siswa. 2 Adapun rekapitulasi nilai hasil ulangan harian Ilmu Pengetahuan Alam
materi Gaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
28 100% Rata-rata Nilai = 62,14
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa siswa hanya memperoleh rata-rata 62,14 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM hanya 9 orang atau (32,14%) dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Sementara ketuntasan klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi Gaya masih perlu untuk diperbaiki.
2. Siklus I
a. Perencanaan ( Planning )
Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus I sesuai dengan yang telah di paparkan pada bab III. Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi serta menyiapkan media pembelajaran. Dalam
2 Lampiran 2 Lampiran
Kendala lain adalah dalam pembentukan kelompok. Peneliti harus mampu meyakinkan siswa untuk tetap bergabung dalam kelompok yang telah ditentukan peneliti karena biasanya ada saja siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya tapi lebih memilih kelompok lain. Hal ini di lakukan oleh peneliti dengan maksud agar siswa terbiasa berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa lain.
b. Pelaksanaan ( Acting )
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan, dan ditambah 1 kali pertemuan untuk tes.
Pertemuan Pertama (Rabu, 6 Januari 2016)
Pada pertemuan pertama siklus I ini peneliti dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai observer. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti mengacu pada RPP yang telah dibuat. Peneliti memberikan stimulus dengan pertanyaan yang berhubungan dengan materi, dan siswa merespon dengan berbagai jawaban, namun hanya sedikit siswa yang menjawab pertanyaan guru.
Peneliti melakukan demonstrasi serta menjelaskan materi. Kemudian peneliti meminta siswa membentuk kelompok menjadi lima berdasarkan yang telah ditentukan oleh peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk menyelesaikan LKS tersebut masing-masing kelompok melakukan demonstrasi. Selama proses berlangsung peneliti dan observer berkeliling kepada setiap kelompok untuk memberikan bimbingan, dorongan dan kemampuan berpikir dan berdiskusi. Peneliti memberikan batas waktu Peneliti melakukan demonstrasi serta menjelaskan materi. Kemudian peneliti meminta siswa membentuk kelompok menjadi lima berdasarkan yang telah ditentukan oleh peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk menyelesaikan LKS tersebut masing-masing kelompok melakukan demonstrasi. Selama proses berlangsung peneliti dan observer berkeliling kepada setiap kelompok untuk memberikan bimbingan, dorongan dan kemampuan berpikir dan berdiskusi. Peneliti memberikan batas waktu
Kemudian peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk maju mempresentasikan hasilnya. Dan siswa yang lain memperhatikan. Peneliti memberikan respon atau tanggapan mengenai hasil kerja siswa, dan meminta siswa lain untuk ikut menanggapi hasil kerja temannya. Peneliti dan siswa menyimpulkan bersama-sama. Pembelajaran di tutup dengan mengucap hamdallah dan diiringi dengan salam penutup.
Berdasarkan catatan lapangan, pada saat pembentukan kelompok siswa terlihat gaduh dan tak beraturan. pada saat berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa terlihat pasif, hal ini disebabkan karena mereka tidak ingin berada dalam kelompok tersebut, sehingga interaksi dan komunikasi pun tidak berjalan dengan baik. Sebab lain adalah tingkat kognitif siswa yang memang kurang. Sementara pada saat pengerjaan LKS masih ada beberapa siswa yang bercanda dan ngobrol. Dalam kelengkapan media pembelajaran ada dua kelompok yang tidak membawa media dengan lengkap sehingga kesulitan menyelesaikan LKS dan akhirnya mencontek pada kelompok lain. Hal lain masih ada yang mengumpulkan hasil diskusi melebihi batas waktu. Pada saat masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, mereka masih terlihat malu-malu dan saling melempar tugas untuk presentasi.
Pertemuan Kedua (Rabu, 3 Februari 2016)
Pertemuan kedua siklus I ini pada dasarnya langkah-langkah pembelajarannya sama, hanya materi dan media nya yang berbeda. Dan berdasarkan catatan lapangan ada beberapa perubahan dalam proses pembelajaran. Siswa yang pasif mulai berkurang, karena mungkin sudah mulai terbiasa berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya. Namun demikian siswa yang bercanda dan ngobrol masih terlihat. Dalam hal kelengkapan media hanya ada satu kelompok yang tidak lengkap membawa media pembelajaran. Masih ada yang mengumpulkan hasil diskusi melebihi batas waktu. Dalam presentasi siswa masih terlihat malu-malu dan tidak percaya diri.
Pertemuan Ketiga (Rabu, 16 Maret 2016)
Pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar (post test) pada akhir siklus I. sebelum dilaksanakan tes, peneliti menanyakan kepada siswa apakah masih ada kesulitan-kesulitan pada materi yang telah diajarkan, kemudian peneliti mereview semua materi yang telah diajarkan selama 25 menit. Tes dilaksanakan setelah review selama 45 menit. Selama pengerjaan post-test berlangsung, suasana kelas menjadi hening dan sepi namun masih ada beberapa siswa yang menyontek dengan teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes.
c. Observasi ( Observing )
1) Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
Berdasarkan data terkait keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh observer, peneliti melakukan setiap langkah yang ada dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran secara terurut dengan persentase 100%. 3
2) Lembar Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan dilakukan oleh observer yang mencatat seluruh aktivitas guru selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas guru:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Penilaian Aspek yang Diamati
Berdasarkan data hasil observasi pada aktivitas guru terdapat penilaian dengan kategori kurang sebesar 14,28% yaitu pada aspek memotivasi siswa dan
kemampuan guru dalam mengoptimalkan pelaksanaan metode demonstrasi. 4
3 Lampiran 4 Lampiran
3) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Observer juga mencatat hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
Penilaian Keaktifan Siswa
Berdasarkan data hasil observasi keaktifan siswa, lebih dari 50% siswa termasuk dalam kategori cukup aktif, sementara yang termasuk dalam kategori baik lebih sedikit. Siswa yang kurang aktif pun masih beberapa. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran belum optimal. Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas siswa adalah: siswa memperhatikan dan merespon saat guru menjelaskan materi dan melakukan demonstrasi, siswa merespon dan menjawab dengan baik pertanyaan guru, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, siswa saling berdiskusi dan bekerjasama dengan teman sekelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran, siswa mengikuti
pelajaran sampai akhir. 5
Gambar 4.1 siswa sedang Berdiskusi
5 Lampiran
Gambar 4.2 siswa sedang Berdiskusi
Gambar 4.3 Siswa mempersentasi hasil diskusi di
depan kelas
4) Tes Hasil Belajar
Untuk mengukur hasil belajar siswa, pada setiap akhir siklus dilakukan post tes dengan Instrument soal berupa pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal, dan essay 5 soal. Adapun rekapitulasi data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
28 100% Rata-rata Nilai = 71,07
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa siswa memperoleh rata-rata nilai 71,07 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 19 orang atau 67,86% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi Gaya pada siklus I meningkat jika dibandingkan dengan tes hasil belajar sebelum tindakan yang hanya mendapatkan nilai rata-rata sebesar 62,14 dan siswa yang hasil
belajarnya mencapai KKM sebanyak 9 orang atau 32,14%. 6
5) Catatan Lapangan
Selama proses pembelajaran siklus I berlangsung, observer mencatat hal- hal penting yang terjadi. 7
d. Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu observer setelah melakukan analisis pada siklus I. Proses pembelajaran dengan metode demonstrasi yang di terapkan pada mata pelajaran IPA Materi Gaya di kelas VI membuat pembelajaran tidak monoton dan membosankan. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru ( teacher centered ), tapi keterlibatan siswa lebih banyak. Namun demikian proses pembelajaran belum terlaksana secara optimal, masih banyak terdapat kekurangan. Peneliti harus lebih baik lagi dalam hal perencanaan terutama dalam mempersiapkan pembentukan kelompok serta kelengkapan
6 Lampiran 7 Lampiran .
media pembelajaran agar mempermudah siswa dalam melakukan demonstrasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS.
Berdasarkan hasil observasi diharapkan peneliti harus lebih bisa memotivasi siswa agar siswa lebih bersemangat, aktif dan bersungguh-sungguh dalam proses pembelajaran, termasuk diantaranya memberikan pengertian dan pengalaman pada siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya. Menurut observer, hal yang dilakukan oleh peneliti tetap menempatkan siswa yang menolak bergabung pada kelompok yang ditunjuk sudah bagus karena mengajarkan siswa untuk terbiasa berinteraksi dan bekerjasama dengan teman yang lain. Peneliti juga harus lebih mengoptimalkan pelaksanaan metode demonstrasi, karena menurut observer peneliti terlalu cepat dalam mendemonstrasikan materi pelajaran. Peneliti harus lebih membimbing dan mengarahkan siswa dalam melaksanakan demonstrasi agar proses demonstrasi berjalan lebih baik dan kerjasama antar anggota dalam kelompok lebih terjalin. Selain itu sangat diperlukan ketegasan peneliti pada siswa yang tidak serius masih bercanda dan mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan data hasil belajar IPA siklus I diperoleh rata-rata nilai sebesar 71,07 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 19 orang atau 67,86% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Sementara ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%. Ini menunjukkan bahwa ketuntasan dalam pembelajaran belum tercapai.
Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi yang digunakan sebagai perbaikan.
Hal-hal yang menghambat siklus I akan diperbaiki pada siklus II agar hasil yang diperoleh lebih baik. Secara rinci, kekurangan-kekurangan pada siklus I dan rencana perbaikan pada siklus II di sajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Kekurangan dan Rencana Perbaikan Siklus I
No Kekurangan Rencana Perbaikan
1 Guru kurang memotivasi siswa Memotivasi dan menarik perhatian siswa dengan melakukan ice breaking baik dengan nyanyian, tepuk semangat atau permainan.
2 Guru terlalu cepat dalam Lebih rinci dalam menjelaskan materi mendemonstrasikan
materi dan melakukan demonstrasi pelajaran
3 Saat akan berkumpul dengan Pengaturan posisi duduk siswa kelompoknya
masing-masing sebelumnya sudah diatur oleh guru dan siswa terlihat gaduh dan tak siswa tinggal menempati tempat duduk beraturan
sesuai kelompoknya
4 Pada saat berkumpul dengan Memotivasi dan membimbing siswa kelompoknya beberapa siswa agar ikut aktif dalam diskusi dan terlihat pasif, interaksi dan kerjasama dalam kelompok dan komunikasi pun tidak berjalan meminta siswa yang pintar agar mau dengan baik.
berbagi pengetahuannya kepada teman sekelompoknya sehingga kerjasama dalam kelompok berjalan baik
5 Pada saat pengerjaan LKS masih Guru akan bersikap tegas bila perlu ada beberapa siswa yang memberikan sanksi bercanda dan ngobrol
6 Dalam kelengkapan media Guru akan menugaskan siswa untuk pembelajaran ada kelompok mempersiapkan media jauh sebelum yang tidak membawa media pembelajaran dan bila ada media yang dengan lengkap
sukar untuk dibawa guru yang akan menyediakan
7 Ada kelompok yang Memberikan reward bagi kelompok mengumpulkan hasil diskusi yang selesai tepat waktu sehingga dapat tidak tepat waktu
membuat siswa lebih termotivasi
8 Pada saat masing-masing Memotivasi siswa dengan mengatakan perwakilan
kelompok bahwa guru lebih menghargai siswa mempresentasikan
hasil yang berani maju ke depan dan akan diskusinya,
masih memberikan nilai lebih terlihat malu-malu dan saling melempar tugas untuk presentasi
mereka
3. Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari proses pembelajaran yang belum optimal dilakukan pada pembelajaran siklus I.
Setelah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, peneliti juga mempersiapkan media pembelajaran. Peneliti menugaskan siswa untuk mempersiapkan media jauh sebelumnya, namun ternyata ada beberapa media yang siswa agak sulit untuk membawanya, maka penelitilah yang menyediakan. Kemudian peneliti mempersiapkan ruang belajar yang di tata dengan tempat duduk secara berkelompok agar siswa tinggal menempatinya sesuai kelompoknya masing-masing, sehingga pada saat siswa akan berkumpul dengan kelompoknya siswa tidak gaduh dan lebih teratur.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan, dan ditambah 1 kali pertemuan untuk tes.
Pertemuan Pertama (Rabu, 6 januari 2016)
Pada pertemuan pertama siklus II ini peneliti melaksanakan prosedur tindakan yang telah disusun dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I, sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pada saat pembentukan kelompok siswa lebih tertib duduk sesuai kelompoknya karena peneliti telah mengatur terlebih dahulu tempat duduk siswa berdasarkan kelompoknya masing-masing. Sebelum memberikan apersepsi peneliti mencoba untuk melakukan ice breaking , hal ini dilakukan agar siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran. Respon positif cukup baik diberikan oleh para siswa. Siswa terlihat lebih bersemangat dan ceria. Peneliti memberikan stimulus dengan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya dan memberikan penguatan, siswa merespon dengan berbagai jawaban. Kali ini siswa yang menjawab pertanyaan guru terlihat lebih banyak bahkan ada beberapa siswa yang bertanya. Peneliti melakukan demonstrasi serta menjelaskan materi dengan lebih rinci, sehingga siswa benar-benar paham.
Pada siklus II ini respon positif cukup baik yang diberikan oleh para siswa, hal ini terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam Pada siklus II ini respon positif cukup baik yang diberikan oleh para siswa, hal ini terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam
Hampir semua kelompok mengumpulkan LKS tepat waktu, hal ini karena peneliti memberikan reward berupa hadiah yang di bungkus sampul coklat untuk kelompok yang mengumpulkan tepat waktu atau bahkan kurang dari waktu yang di tentukan. Namun dalam memberikan reward ini peneliti memberikan syarat bahwa LKS dikerjakan dengan sungguh-sungguh tidak asal-asalan. Siswa telihat antusias ingin mendapatkan reward tersebut. Pada saat perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, rata-rata kelompok sudah tidak malu-malu lagi. Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa terlihat sudah terbiasa dengan metode demonstrasi dan dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya.
Pertemuan Kedua (Rabu, 3 Februari 2016)
Pertemuan kedua siklus II ini pada dasarnya langkah-langkah pembelajarannya sama, hanya materi dan media nya yang berbeda. Peneliti kembali memberikan ice braking agar siswa lebih fresh dan tetap semangat dalam mengikuti pelajaran. Suasana kelas pada saat pembelajaran dalam menjelaskan materi lebih relax sehingga materi tersampaikan dengan optimal. Pada saat pembentukan kelompok siswa jauh lebih tertib dibandingkan pertemuan sebelumnya. Siswa pun terlihat lebih aktif saat mengerjakan LKS bersama kelompoknya, bahkan setiap kelompok berlomba-lomba untuk cepat menyelesaikan LKS sebelum waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan catatan lapangan siswa dapat bekerjasama lebih baik dengan kelompoknya sendiri.
Kepercayaan diri mereka meningkat dan tidak malu-malu lagi dalam berdiskusi dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
Pertemuan Ketiga ( Rabu, 16 Maret 2016 )
Pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar (post test) pada akhir siklus II. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan hasil belajar siklus I. Sebelum dilaksanakan tes, peneliti menanyakan kepada siswa apakah masih ada kesulitan-kesulitan pada materi yang telah diajarkan, kemudian peneliti mereview semua materi yang telah diajarkan selama 25 menit. Tes dilaksanakan setelah review selama 45 menit. Selama pengerjaan post-test berlangsung, suasana kelas menjadi hening dan sepi, tidak ada siswa yang mencontek. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes.
3. Observasi (Observing)
a. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
Berdasarkan data terkait keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh observer, peneliti melakukan setiap langkah yang ada dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran secara terurut dengan persentase 100%. 8
b. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan dilakukan oleh observer yang mencatat seluruh aktivitas guru selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas guru:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Penilaian Aspek yang Diamati
Baik
Cukup
Kurang
15 0 0 Persentase
Jumlah
8 Lampiran
Berdasarkan data hasil observasi pada aktivitas guru semua aspek yang diamati berkategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti sudah
melaksanakan proses pembelajaran dengan optimal. 9
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Observer juga mencatat hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
Penilaian Keaktifan Siswa
Selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, terlihat aktivitas siswa sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Keaktifan siswa jauh meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel rekapitulasi keaktifan siswa yang menunjukkan penilaian terbesar berkategori baik, hanya dua orang siswa yang kurang aktif. Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas siswa adalah: siswa memperhatikan dan merespon saat guru menjelaskan materi dan melakukan demonstrasi, siswa merespon dan menjawab dengan baik pertanyaan guru, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, siswa saling berdiskusi dan bekerjasama dengan teman sekelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran, siswa
mengikuti pelajaran sampai akhir. 10
9 Lampiran 10 Lampiran 21, h.117.
Gambar 4.4 Guru sedang menjelaskan materi pelajaran
Gambar 4.4 siswa sedang mendemonstrasikan gaya dorong
Gamabr 4.4 siswa sedang mendemonstrasikan gaya
gravitasi gravitasi
Untuk mengukur hasil belajar siswa, pada setiap akhir siklus dilakukan post tes dengan Instrument soal berupa pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal, dan essay 5 soal. Adapun rekapitulasi data hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
28 100% Rata-rata Nilai = 78,21
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa siswa memperoleh rata-rata nilai 78,21 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 22 orang atau 78,57% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi Gaya pada siklus II meningkat jika dibandingkan dengan tes hasil belajar siklus I yang hanya mendapatkan rata-rata nilai sebesar 71,07 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sebanyak 19 orang atau
e. Catatan Lapangan
Selama proses pembelajaran siklus II berlangsung, observer mencatat hal- hal penting yang terjadi. 12
f. Refleksi
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA Materi Gaya membuat siswa lebih mudah mengerti dan lebih menarik dengan menggunakan media benda konkrit dapat memberikan
11 Lampiran 22, h.118. 12 Lampiran 23, h.119.
pengalaman langsung pada siswa untuk lebih aktif dalam berpikir dan bertindak serta bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dibantu dengan observer, proses pembelajaran pada siklus II ini secara keseluruhan mengalami peningkatan baik pada aktivitas guru maupun keaktifan siswa. Hasil belajar siswa pun meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus II mampu memperbaiki kekurangan pada siklus I. Peneliti yang sekaligus merangkap sebagai guru IPA telah berusaha dengan optimal melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.
Berdasarkan data hasil belajar IPA siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar 78,21 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 22 orang atau 78,57% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Sementara ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian dianggap cukup sampai siklus II.
C. Pembahasan
Pada pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dalam dua siklus mulai dari tanggal 6 Januari 2016 sampai tanggal 16 maret 2016. Dari kedua siklus yang telah dilaksanakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi. Hal tersebut diperkuat juga dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus, begitupun dengan aktivitas guru. Tes hasil belajar berupa post tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus terdiri dari 20 soal dalam bentuk pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal dan essai 5 soal.
Pada siklus I telah terjadi perubahan dalam proses pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum siklus, namun hasil belajar belum meningkat secara signifikan dalam artian belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah perencanan yang dilakukan peneliti belum optimal, masih adanya penyesuaian guru dan siswa, guru belum optimal dalam melaksanakan metode demonstrasi, Pada siklus I telah terjadi perubahan dalam proses pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum siklus, namun hasil belajar belum meningkat secara signifikan dalam artian belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah perencanan yang dilakukan peneliti belum optimal, masih adanya penyesuaian guru dan siswa, guru belum optimal dalam melaksanakan metode demonstrasi,
Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II ternyata ada peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat pada hasil tes akhir siklus I dan siklus II yang rata-rata nilainya meningkat dari 71,07 menjadi 78,21. Sementara siswa yang memenuhi ketuntasan belajar meningkat dari 19 siswa (67,86%) menjadi 22 siswa (78,57%), ini berarti telah melebihi ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%, maka penelitian dianggap berhasil. Adapun rekapitulasi hasil tes belajar siswa baik sebelum siklus maupun sesudah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Frekuensi
Sebelum
No Uraian
Siklus I
Siklus II
1 Memperoleh nilai 50
2 Memperoleh nilai 60
3 Memperoleh nilai 70
4 Memperoleh nilai 80
4 9 Nilai rata-rata
5 Memperoleh nilai 90
78,21 Siswa tuntas
9 19 22 Persentase siswa tuntas
78,57% Siswa tidak tuntas
19 10 6 Persentase siswa tidak tuntas
21,43% Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan di
atas, maka target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini tercapai, yaitu ≥70% siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar dan rata-rata keaktifan siswa dalam pelajaran IPA termasuk kategori baik serta rata-rata kegiatan guru dalam menggunakan metode demonstrasi termasuk kategori baik. Atas dasar hasil tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa: “jika atas, maka target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini tercapai, yaitu ≥70% siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar dan rata-rata keaktifan siswa dalam pelajaran IPA termasuk kategori baik serta rata-rata kegiatan guru dalam menggunakan metode demonstrasi termasuk kategori baik. Atas dasar hasil tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa: “jika
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratu Agustin Umul Hazaain 2015, dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode
Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di Kelas VI MI Ianatussibyan Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA 13 .
13 Ratu Agustin Umul Hazaain, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di Kelas VI MI Ianatussibyan
Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2015,
BAB V PENUTUP