1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. 3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
2.2 Koperasi Mahasiswa
Benih-benih Koperasi Mahasiswa pertama kali muncul di lingkungan mahasiswa IKIP Bandung yaitu dari mahasiswa ekonomi FKIS Jurusan
Pendidikan Ekonomi FPIPS, sekarang FPEB. Pada bulan Juni 1975 berdirilah secara resmi Koperasi Mahasiswa FKIS IKIP Bandung yang diikuti oleh
pemberian status Badan Hukum Koperasi dari Departemen Perdagangan dan Koperasi Kodya Bandung dengan Nomor. 6528BHDK.101 tahun 1976. Dengan
pengakuan pemberian badan hukum tersebut sekaligus Koperasi Mahasiswa FKIS IKIP Bandung dinyatakan sebagai “Koperasi Mahasiswa Pertama di Indonesia
yang berbadan hukum” dengan memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga sendiri. Pada tanggal 28 Agustus 1985 resmi terbentuk Koperasi Mahasiswa dan alumni IKIP Bandung yang tidak bersifat lokal fakultas tapi di
tingkat institut. Peran Koperasi dalam perekonomian nasional harus terus ditingkatkan
sehingga dapat meningkatkan kegairahan berusaha dikalangan masyarakat, dengan cara pembinaan yang intensif agar dapat tumbuh berkembang dengan baik
sehingga Koperasi benar-benar mampu menjalankan perannya menjadi kekuatan ekonomi nasional, begitu pula dengan Koperasi di kalangan generasi muda.
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai ekonomi yang dimilikinya kepada masyarakat untuk membantu pelaksanaan pembangunan
khususnya pembangunan di bidang ekonomi dan koperasi. Dalam Musyawarah Nasional Koperasi Mahasiswa Indonesia yang pertama telah dirumuskan
landasan, arah, gerak, dan fungsi koperasi mahasiswa dalam gerakan koperasi nasional yaitu:
1. Koperasi mahasiswa adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial yang
merupakan wadah
tranformasi nilai-nilai
koperasi dalam
usaha mensejahterakan anggota dan kehidupan bangsa.
2. Koperasi mahasiswa merupakan lembaga pengkaderan yang profesional, ideal,
kreatif, dan konstruktif. 3.
Koperasi mahasiswa merupakan lembaga yang memperjuangkan nilai-nilai ekonomi dan merupakan katalisator dalam iklim yang kondusif.
4. Koperasi mahasiswa merupakan suatu lembaga ekonomi yang berwatak sosial
bertujuan meningkatkan perekonomian bangsa dan kesejahteraan anggota. Hampir di semua universitas atau perguruan tinggi terdapat Koperasi
Mahasiswa atau KOPMA. KOPMA lebih tepat disebu t sebagai “Koperasi
Pendidikan” karena kegiatan dan partisipasi anggotanya tidak hanya dalam kegiatan perekonomian tetapi lebih sering dalam kegiatan pendidikan dan
pengembangan anggotanya. KOPMA pada umunya menjual dan menyediakan kebutuhan mahasiswa sehingga jika terdesak mahasiswa akan lebih mudah dan
tidak perlu ke luar kampus untuk membeli kebutuhannya. KOPMA adalah tempat proses pembelajaran yang nantinya mampu memberikan pengalaman bagi
mahasiwa itu sendiri. Sebagai lembaga usaha yang berbadan hukum, KOPMA harus dikelola dengan profesional dan sistematis.
Keberadaan KOPMA
mempunyai peran dan fungsinya tersendiri.
Sebagaimana yang dikemukan oleh Dewi Fadhilah Soemanagara Kompasiana, 2010 bahwa pada era moderenisasi saat ini keberadaan KOPMA seperti lampu
yang meredup di baliho dunia perekonomian. KOPMA sebagai bagian dari koperasi mestinya dapat terus berkembang, turut memperkokoh perekonomian
bangsa. Kebanyakan di perguruan tinggi, keberadaan KOPMA hanya sebagai toserba yang menjual berbagai keperluan mahasiswa, seperti makanan, alat tulis,
serta jasa rental komputer dan semacamnya. KOPMA hanya sebatas “Koperasi Mahasiswa” yang dikelola oleh, dari dan untuk mahasiswa. Selain itu, mahasiswa
juga dapat belajar berbisnis atau berwirausaha. Di KOPMA, mereka belajar tentang manajeman dan pengelolaan uang, pemasaran dan promosi suatu produk.
KOPMA mempunyai jati diri yang menjadi ciri khas tersendiri dan berbeda dengan koperasi lainnya. Terkait pengembangan diri mahasiswa,
menurut Fajar Kurniawan Kompasiana, 2010 mengatakan bahwa Koperasi Mahasiswa selama ini hanya dipandang sebelah mata oleh khalayak umum.
Dalam paradigma publik, Koperasi Mahasiswa hanya dipahami sebagai badan usaha yang menjalankan transaksi jual beli untuk mencapai kesejahteraan
anggotanya. Dangkalnya paradigma tersebut menjadikan KOPMA kurang akrab di mata mahasiswa. Padahal KOPMA mampu menjadi kawah candradimuka bagi
mahasiswa untuk menguatkan fondasi moralitas, mengingat dalam dunia KOPMA banyak nilai-nilai moral yang bisa menginspirasi intelektual muda seperti
mahasiswa. Secara sederhana, ada tiga hal pokok yang termasuk dalam jati diri
Koperasi, yakni pengertian, prinsip, dan nilai Koperasi. Prinsip dan nilai Koperasi sangat berkarakter moralitas. Dalam nilai Koperasi terdapat beberapa hal penting,
yakni persamaan, demokratis, keadilan dan solidaritas, kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian. Nilai-nilai tersebut tidak cukup hanya
dibaca ataupun dihapal, tetapi perlu untuk dipahami dan dilaksanakan. Jika nilai Koperasi dapat dipahami dan dilaksanakan oleh para intelektual muda yang cerdas
dan bermoral. Cerdas saja tidak cukup. Mahasiswa yang cerdas tanpa moral akan menjadi provokator yang menjadi sumber masalah.
Dapat dipahami bahwa eksistensi KOPMA ditengah pusaran globalisai sangat efektif untuk dijadikan kawah candradimuka bagi para intelektual muda
untuk menguatkan fondasi moralitas. Kimura Patar tamba, mahasiswa jurusan Matematika Universitas Negeri Medan, menyatakan bahwa “KOPMA bisa
digunakan mahasiswa sebagai tempat untuk berlatih wirausaha. Banyak usaha yang dapat dikelola mahasiswa melalui kopma. Terlebih saat ini jiwa
kewirausahaan harus terus dikembangkan dalam diri para mahasiswa melalui berbagai program yang kreatif”.
Diharapkan, setelah
menyelesaikan pendidikan
perkuliahan dan
memahami nilai-nilai KOPMA, mahasiswa dapat menjadi lebih mandiri dan memiliki semangat berwirausaha.
2.3 Modal