Pengaruh Mengonsumsi Bahan Makanan Non-Nabati terhadap Penyakit Degeneratif

b. Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin. Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.

c. Antioksidan Tersier

Antioksidan tersier bertugas memperbaiki kerusakan sel-sel jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidanyang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

E. Pengaruh Mengonsumsi Bahan Makanan Non-Nabati terhadap Penyakit Degeneratif

Bahan makanan non nabati atau bahan makanan hewani merupakan bahan makanan yang berasal dari hewan. Contohnya yaitu daging, ikan, telur dan produk olahan lainnya yang berasal dari hewan. Berikut akan dibahas mengenai pengaruh mengonsumsi daging terhadap beberapa penyakit degeneratif.  Hubungan Daging Merah dengan Kanker Daging merah adalah jenis daging yang berasal dari sapi, kambing, babi, dan kuda. Jenis daging ini berwarna merah karena mengandung senyawa heme. Selain daging merah, ada juga jenis daging putih, yang diperoleh dari ayam, bebek, dan ikan. Kedua jenis daging ini tidak hanya berbeda dari segi warna saja, dampak kesehatan dari mengonsumsi kedua jenis daging ini pun berbeda. Ada empat alasan mengenai daging merah yang dapat menyebabkan kanker, yakni sebagai berikut. 1. Proses memasak daging merah dapat menyebabkan pembentukan senyawa pencetus kanker. 2. Mengonsumsi daging dapat menyebabkan reaksi antara NO dan N 2 O 3 dengan amine di saluran cerna. 3. Daging merah akan meningkatkan asupan lemak harian. 4. Zat besi heme dalam daging dapat menyebabkan pembentukan oksigen radikal di saluran cerna.  Hubungan Daging dengan Stroke dan Penyakit Jantung Jika lemak jenuh masuk ke dalam darah akan menyebabkan beberapa penyakit, diantaranya adalah penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah seperti stroke dan pembengkakan jantung. Ini disebabkan oleh mengentalnya darah yang diakibatkan oleh masuknya lemak jenuh ke dalam darah. Pada suhu tertentu lemak jenuh akan encer. Tetapi karena suhu manusia lebih rendah daripada asal lemak jenuh, yaitu daging hewan seperti sapi, kambing, ayam dan lain-lain, maka lemak jenuh tersebut menjadi kental dan bahkan mengeras ketika berada didalam darah. Akibatnya sirkulasi darah terganggu, menjadi lambat dan bahkan dapat menyumbat pembuluh darah. Inilah yang menjadi penyebab penyakit stoke dan pembengkakan jantung.  Hubungan Daging dengan Kegagalan Fungsi Organ Selain itu darah yang mengental juga menghambat terganggunya kiriman nutrisi keseluruh organ tubuh sehingga menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal ini akan berakibat terganggunya proses mutasi sel dan ujung- ujungnya mengakibatkan terjadinya penuaan dini. Selain itu kondisi ini juga dapat mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kegagalan fungsi.  Hubungan Daging dengan Osteoporosis Selain menyebabkan darah menjadi kental dengan lemak jenuhnya, daging juga dapat menyebabkan darah menjadi asam. Kondisi ini menyebabkan tulang bekerja keras untuk menetralisir kadar asam dengan melarutkan kalsium ke dalam darah. Mengenai hal ini, Anand dan Linkswiller menemukan bahwa konsentrasi extracellular kalsium diatur oleh kalsium dalam tulang. Ketidakseimbangan negatif yang berkepanjangan mengakibatkan kalsium dalam tulang melarut sehingga menyebabkan terjadi keropos tulang atau osteoporosis.

F. Beberapa Contoh Penyakit Degeneratif