Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif

8. Radikal bebas polusi udara dari asap motormobil, asap pabrik, asap rokok.

D. Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit degeneratif ini. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan-manakan tinggi lemak seperti goreng-gorengan, junk food makanan cepat saji dan makanan-makanan instan lainnya. Junk food mengandung lemak jenuh saturated fat, garam dan gula, serta bermacam- macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh sebab itu daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama karena konsumsi lemak dan gula berlebih. Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler didalam sel dan ekstraseluler diluar sel atau dari makanan. Antioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:

a. Antioksidan Primer

Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru. Antioksidan primer mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum Se juga berperan sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit degeratif, mineral-mineral tersebut hendaklah tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.

b. Antioksidan Sekunder

Antioksidan sekunder berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin. Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.

c. Antioksidan Tersier

Antioksidan tersier bertugas memperbaiki kerusakan sel-sel jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidanyang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

E. Pengaruh Mengonsumsi Bahan Makanan Non-Nabati terhadap Penyakit Degeneratif