15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menitikberatkan pada penggunaan alih kode dan campur kode dalam ceramah agama. Hal ini
menarik karena ceramah KH Anwar Zahid sebagai data utama penelitian banyak menggunakan alih kode dan campur kode. Gaya berceramah tersebut
banyak disebabkan oleh sosiolinguistik para pendengarnya. Sudah ada beberapa studi terdahulu yang mengupas tentang alih kode dan campur kode.
Pertama adalah studi yang berjudul The Analysis of Code-Switching and Code-Mixing in the Teen-lit Casting Cantiq by Dyan Nuranindya yang
ditulis oleh Dias Astuti Cakrawati 2011. Penulis mengkaji tentang jenis alih kode dan campur kode dalam Teen-lit Casting Cantiq karya Dyan Nuranindya,
serta menjelaskan kenapa tokoh-tokoh dalam karya tersebut menggunakan alih dan campur kode. Hasil dari studi ini adalah dijumpainya enam jenis alih kode
dan campur kode. Jenis yang paling banyak digunakan dalam karya teen-lit itu adalah intra-sentential switching, karena banyaknya kosakata Bahasa Inggris
dan bahasa lokal digunakan dalam percakapan. Studi kedua berjudul Analisis Campur Kode Dalam Ceramah YM
Bhikkhu Uttamo oleh Eko Mandala Putra 2012. Dalam studi tersebut diketahui bahwa bentuk campur kode code-mixing yang digunakan YM
Bhikkhu Uttamo dalam ceramahnya berupa kata, frasa, dan klausa. Dalam
ceramahnya, YM Bhikkhu Uttamo menggunakan campur kode eksternal yaitu memasukkan Bahasa Pali dan Inggris, sedangkan campur kode internal tidak
ditemukan dalam ceramahnya. Hal ini disebabkan beliau banyak mengambil rujukan dari kitab Dharma Budhis.
Studi ketiga berjudul The Analysis of Indonesian-English Code-mixing in “Marmut Merah Jambu” Novel oleh Ari Saputro 2013. Penelitian ini
menjelaskan bentuk campur kode yang terdapat dalam novel “Marmut Merah Jambu” karya Raditya Dika. Selain itu penulis juga menjabarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi pemakaian campur kode, tujuan penggunaannya, dan makna leksikal dari fenomena campur kode yang dijumpai dalam novel.
Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis campur kode dalam novel tersebut, yaitu: sisipan kata, frasa, idiom, dan
klausa. Penelitian keempat berjudul Alih Kode dan Campur Kode Dalam
Wacana Interaksi Jual Beli di Pasar Johar Semarang yang diteliti oleh Sri Sutrisni 2005. Penelitian tersebut dilandasi oleh pemikiran bahwa kegiatan
interaksi jual beli di Pasar Johar Semarang, khususnya pada saat tawar- menawar barang dagangan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli, sering
menggunakan alih kode dan campur kode. Penulis mendeskripsikan macam- macam alih kode dan campur kode, faktor-faktor penyebab terjadinya alih
kode dan campur kode, serta mengidentifikasi fungsi alih kode dan campur kode dalam wacana interaksi jual beli di Pasar Johar Semarang.
Penelitian kelima dengan judul Pemilihan Kode dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik Pada Masyarakat Jawa di Kota Bontang
Kalimantan Timur oleh Yulia Mutmainnah 2008. Dalam penelitiannya, penulis memaparkan wujud variasi dan faktor penentu pemilihan kode, alih
kode, dan campur kode pada tuturan masyarakat Jawa di kota Bontang propinsi Kalimantan Timur, serta faktor-faktor sosial yang menjadi penentu
terjadinya alih kode dan campur kode. Hasil penelitian menunjukkan adanya macam- macam kode bahasa dalam masyarakat Jawa di kota Bontang dan
faktor-faktor penentu penggunaan alih kode dan campur kode, serta bentuk- bentuk alih kode dan campur kode yang digunakan.
Perbedaan antara penelitian ini dengan kelima penelitian di atas adalah bahwa penelitian ini mengkaji pemakaian alih kode dan campur kode pada
sampel penelitian berupa ceramah. Pada contoh penelitian di atas juga terdapat sampel penelitian berupa ceramah tetapi yang dikaji hanya fenomena
pemakaian campur kode. Dua penelitian yang lain bersumber dari novel, sehingga lebih mudah dalam mencari alih kode atau campur kode yang
digunakan, karena sumber data berupa naskah tertulis. Adapun dua penelitian terakhir yang berjudul Alih Kode dan Campur Kode Dalam Wacana Interaksi
Jual Beli di Pasar Johar Semarang dan Pemilihan Kode dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik Pada Masyarakat Jawa di Kota Bontang
Kalimantan Timur merupakan penelitian lapangan. Secara umum semua penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif namun juga tidak bias
dilepaskan dari kajian sosiolinguistik karena pemakaian bahasa tidak lepas dari keberadaan masyarakat.
2.2 Landasan Teori