101 c. Kelas lereng 3 kemiringan 15 – 40 meliputi 35,64 luas
wilayah dengan penyebaran di sebagian wilayah Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Blado, Reban, Bawang, Tersono, Gringsing,
Limpung, Subah, dan Batang. d. Kelas lereng 4 kemiringan 40 ke atas meliputi 17,91 luas
wilayah dengan penyebaran di Kecamatan Wonotunggal, Bandar, Blado, Reban, Bawang, Tersono, dan sebagian kecil wilayah
Kecamatan Limpung, Gringsing, dan Subah. Luas penggunaan tanah terbesar pada sawah pertanian, tegalan,
perkebunan, dll, dirinci sebagai berikut : Tabel IV.2
Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Batang Tahun 2005
No. Jenis Penggunaan Tanah
Luas Ha 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. Perkampungan
Sawahtegalanperkebunanperikanan Rawadanau
Perusahaan Industri
Jasa-jasa Tanah kosongdiperuntukkan
Tanah kosong tidak diusahakan 4.459
12.481 -
458 217
473 752
- J u m l a h
19.200 Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Batang BPS Tahun 2005
3. Keadaan Struktur Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batang setiap tahunnya mengalami peningkatan, berdasarkan harga konstan tahun 1995,
102 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang pada tahun 1996 sebesar
9,50 mengalami penurunan menjadi 4 pada tahun 1997, kecuali pada tahun 1998 turun menjadi –12, hal ini disebabkan krisis moneter dan
ekonomi yang melanda bangsa kita. Namun keadaan ini sedikit demi sedikit telah mengalami perbaikan pada tahun 1999 rata-rata
pertumbuhan ekonomi pertahun menjadi 3,75 dan meningkat lagi menjadi 7,13 pada tahun 2000. Sektor industri pengolahan memberi
sumbangan terhadap PDRB tahun 2003 sebesar 29,43 , atau tertinggi, disusul kemudian sektor pertanian perikanan dan kelautan sebesar
28,12 dengan rincian sektor yang lain sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel : IV.3.
Sektor Penopang Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batang dan Kontribusi Terhadap PDRB
No SEKTOR
SUMBANGAN THD PDRB
1 Industri Pengolahan
29,43 2
Pertanian, Perikanan dan Kelautan 28,12
3 Perdagangan, Restoran, Hotel
17,80 4
Jasa 12,29
5 Bangunan 3,61
6 Bank dan Lembaga Keuangan
3,15 7
Pertambangan, Galian 2,62
8 Pengangkutan dan Komunikasi
2,48 9
Listrik, Gas, dan Air Minum 0,50
Sumber : Biro Pusat Statistik Kab. Batang Th.2005
Berdasarkan data potensi lahan, topografi, demografi, serta kegiatan perekonomian masyarakat Kabupaten Batang secara umum di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan filosopi dan amanat
103 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, secara khusus Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang
sebagai salah satu instansi penopang pendapatan daerah, dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang ada. Dengan keadaan
demografi, topografi, serta struktur perekonomian rakyat sebagaimana di atas, memberikan peluang yang lebar guna mendukung peningkatan
penggalian sumber-sumber pendapatan asli daerah melalui retribusi daerah, termasuk di dalamnya luasan cakupan obyek pajakretribusi
daerah.
4. Deskripsi Lokasi Penelitian