2.4 Diagram Blok Modulator
Konstruksi dasar dari suatu modulator RF, bukan sesuatu yang sangat rumit untuk mengerti. Sinyal yang perlu diatur diambil sebagai masukan. Langkah
pertama melewati sebuah komparator dan kemudian melalui penguat suara rendah LNA. Ampliefier dengan noise yang rendah menguatkan amplitude dari
sinyal masukan. Hal ini dilakukan karena berkurangnya daya sinyal selama proses transmisi dan langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan. Output dari
ampliefier dengan noise rendah dan gelombang frekuensi radio dicampur dalam mixer, untuk menghasilkan sinyal termodulasi. Gelombang radio yang dihasilkan
oleh osilator, yang mengubah arus searah menjadi frekuensi tinggi berosilasi saat ini. Sinyal audio yang dihasilkan oleh input audio lainnya, diperkuat oleh penguat
audio, dan kemudian dicampur dengan gelombang frekuensi radio oleh modulator.[3]
Gambar 2.11 Diagram Blok Modulator
Universitas Sumatra Utara
2.5 Parameter Pengukuran
Pelayanan dan perbaikan peralatan yang rusak merupakan salah satu aspek penting dari tanggung jawab operator sistem distribusi. Analisis sinyal mengukur
amplitudo dan frekuensi. Mengukur frekuensi yang dikonversi saluran UHF pada headend dan sistem level noise adalah contoh dari analisis sinyal. Pengukuran
analisis jaringan menawarkan informasi lebih lanjut tentang jaringan atau sistem, tapi teknik dan peralatan lebih rumit daripada analisis sinyal. Group delay adalah
contoh dari analisis pengukuran jaringan [1].
2.5.1 Frekuensi Sinyal
Ketidakakuratan frekuensi pembawa atau jarak sinyal dapat menyebabkan distorsi dan gangguan serius pada sidebands inti yang diserap oleh filter bandpass
pasif atau menyinggung saluran yang berdekatan. Stabilitas frekuensi tergantung pada kecenderungan sumber sinyal terpengaruh karena pengaruh suhu, gangguan
listrik dan getaran mekanik. Untuk pengukuran frekuensi yang akurasi dan stabilitas adalah menduga, instrument pengukuran harus memiliki setidaknya tiga
faktor akurasi frekuensi yang lebih baik dan stabilitas. Dalam sistem cable antenna television instrument tersebut dapat menentukan pembawa, menjamin
saluran yang tepat dan jarak sideband, dan mengidentifikasi sinyal tidak diinginkan yang dapat mengganggu sistem.
2.5.2 Level Sinyal
Sepanjang sistem cable antenna television, daya didistribusi dalam bentuk pembawa televisi, pilot tones, test signals, power supply dan noise. Level tertentu
harus dipertahankan pada setiap titik dalam sistem untuk menjamin kinerja yang
Universitas Sumatra Utara
baik. Impedansi karakteristik kabel distribusi adalah 75 ohm. Impedansi ini adalah jumlah resistensi sinyal kabel dari pusat konduktor terhadap pelindung luar kabel
pada frekuensi transmisi. Semua sinyal tegangan dan arus melalui kabel diatur oleh impedansi ini dengan hukum Ohm. Tegangan rms pada kabel berkaitan
dengan daya yang ditransmisikan. �
=
�
2
�
2.8
Dimana: P = Daya sinyal watt
V = Tegangan sinyal volt rms R = Impedansi kabel ohm
Gambar 2.12 menunjukkan spektrum Community antenna television yang disederhanakan. Secara nominal, level sinyal mutlak adalah 0 dBmV. Namun,
titik akhir saluran 2 dan saluran 6 adalah terpisah 6 dB. Televisi penerima menampilkan sinyal lemah, dengan salju dan kualitas warna yang rendah,
sedangkan saluran 2 lebih kuat akan sedikit kurang noise dan kualitas warna lebih tinggi.
Level daya dibandingkan dengan frekuensi disebut flatness. Sistem kerataan ini adalah sesuatu yang mereproduksi dengan sempurna tingkat daya
versus frekuensi dari sinyal swept yang masuk di headend. Flatness harus ditentukan bersama dengan level sinyal mutlak untuk mencegah variasi yang luas
dalam kualitas gambar, terlalu kecil sinyal menyebabkan gambar terputus, atau terlalu kuat sinyal menyebabkan saluran berdekatan dan masalah radiasi.
Universitas Sumatra Utara
Gambar 2.12 Penampilan Spektrum Pembawa Gambar
Dalam Gambar 2.13 kanal 2 dan 3 ditarik bersama audio sidebands dengan modulasi off. Level sinyal berdekatan harus dalam ± 3 dB dan pembawa
audio harus lebih rendah 13 sampai 17 dB. Hal Ini akan memastikan bahwa video saluran 3 setidaknya 10 dB di atas audio saluran 2, mencegah terjadi modulasi
audio pada gambar saluran 3.
Gambar 2.13 Pembawa Berdekatan dengan Sidebands
Pengendalian flatness sistem community antenna television dengan kontrol gain otomatis dan kontrol kemiringan otomatis melalui penggunaan pilot tones
disisipkan di dua atau lebih frekuensi strategis. Kerugian kabel yang lebih tinggi pada frekuensi yang lebih tinggi sehingga flatness atau respon frekuensi kabel
Universitas Sumatra Utara
terlihat seperti ilustrasi pada Gambar 2.13. Sebagai contoh, pada frekuensi 300 MHz panjang kabel 1500 kaki bisa kehilangan sebanyak 18 dB lebih dari
transmisi pada 54 MHz. Produsen kabel dapat menyediakan standar frekuensi tertentu pada produknya. Untuk kompensasi, amplifier sepanjang jalur
membentuk keuntungan respon untuk meningkatkan sinyal frekuensi tinggi.
Gambar 2.14 Respon Frekuensi Kabel
2.6 Gangguan Pada Sistem Transmisi CATV