2.1.3 Ovulasi
Ovulasi adalah pengeluaran oosit sekunder dari folikel de Graaf Dorland, 2012.  Ovulasi  merupakan  hasil  kerjasama  yang  kompleks  antara  sentral
hipotalamus, hipofisis, umpan balik yang baku dan perifer ovarium atau yang dikenal  sebagai  sumbu  H-H-O.  Adapun  sebenarnya  sumbu  H-H-O  sudah  ada
sejak janin wanita di dalam uterus ibunya pada umur kehamilan sekitar 20 minggu tetapi  kemudian  tertekan  dan  baru  muncul  lagi  saat  pubertas  Samsulhadi  dan
Hendarto, 2009. Pada  umur  kehamilan  sekitar  20  minggu,  janin  wanita  mempunyai
cadangan oosit 6-7 juta, jumlah paling banyak sepanjang hidupnya. Pada saat itu sudah  ada  pertumbuhan  folikel  sekalipun  sumbu  H-H-O  tertekan  dan
pertumbuhan  folikel  berakhir  dengan  atresia.  Hal  ini  menyebabkan  jumlah  oosit semakin menurun dan tinggal sekitar 2 juta saat lahir dan sekitar 300-500 ribu saat
menarke dan sangat sedikit saat menopause. Cadangan oosit disebut juga sebagai cadangan  primordial.  Saat  pubertas,  sumbu  H-H-O  aktif  kembali  dan
memungkinkan  pertumbuhan  folikel  sampai  ovulasi  Samsulhadi  dan  Hendarto, 2009.
Hipotalamus  menghasilkan
Gonadotropin  Releasing  Hormone
GnRH  yang disekresikan  secara  pulsasi  pada  setiap  fase  sepanjang  siklus  ovulasi.  Ditingkat
hipofisis,  pulsasi  sekresi  GnRH  ini  akan  memicu  sekresi  gonadotropin  secara pulsasi  juga.  Pada  awal  siklus,  sekresi  FSH  lebih  dominan  dari  LH  namun  pada
akhir fase folikuler terjadi peningkatan frekuensi sekresi LH yang mengakibatnya sekresi LH lebih dominan. Pada fase luteal terjadi penurunan sekresi FSH dan LH
namun sekresi LH tetap lebih dominan. Sekresi GnRH yang selalu dalam rentang baku seperti di atas menghasukan umpan balik sumbu H-H-O  yang baku dengan
hasil akhir ovulasi dan siklus haid yang teratur Samsulhadi dan Hendarto, 2009. Lonjakan  gonadotropin  LH  lebih  dominan  dari  FSH  dan  sedikit  peningkatan
sekresi  progesterone  mempunyai  peran  yang  sangat  penting  pada  proses  ovulasi, maturasi oosit dan ‘pecahnya’ dinding folikel. Umpan balik H-H-O adalah baku,
diawali  kadar  estrogen  yang  rendah  pada  permukaan  siklus  dan  estrogen  yang cukup tinggi saat menjelang ovulasi. Pola ini memandu sekresi gonadotropin yang
Universitas Sumatera Utara
fisiologis  selama  satu  siklus.  Pada  tingkat  endometrium,  ovulasi  yang  teratur setiap  bulan  dengan  sekresi  estrogen  dan  progesteron  yang  teratur  akan
menghasilkan siklus haid yang teratur pula Samsulhadi dan Hendarto, 2009.
Gambar 2.2 Lonjakan LH saat Ovulasi
Sumber: Hart
et al.
,2000
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Perkembangan Folikel
Sumber: Hart
et al.
2000
2.1.4 Siklus Uterus