9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah kata yang berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu Management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Terdapat
beberapa pendapat yang diutarakan beberapa pakar manajemen mengenai pengertian manajemen. Oleh karena itu pengertian manajemen sangat luas tidak
bisa di lihat dari satu sisi saja.
Menurut Hasibuan 2012:1, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Handoko 2011:8, menyatakan bahwa manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan.
Menurut G.R. Terry dalam Samsudin 2006:17, menyatakan bahwa,
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan
dan pengendalian
untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya. Menurut pendapat para ahli diatas di tunjukan bahwa manajemen adalah
suatu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya yang ada yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian untuk mencapai
tujuan dari organisasi yang telah di tetapkan.
2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu bidang dari manajemen yang khusus mempelajari tentang hubungan dan peranan manusia
dalam suatu perusahaan atau organisasi. Manajemen sumber daya manusia sangat penting peranannya di dalam suatu prusahaan itu karena pada dasarnya sumber
daya manusialah yang bergerak mengelola perusahaan. Potensi Sumber Daya Manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu
peran yangg paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia MSDM menurut Panggabean 2011:15
, Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut Marwansyah 2010:3, manajemen sumber daya manusia dapat
diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen
dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong 2012:1, manajemen sumber
daya manusia adalah suatu pendekatan terhadap manajemen manusia yang berdasarkan empat prinsip dasar. Pertama, sumber daya manusia adalah harta
paling penting yang dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut. Kedua, keberhasilan ini
sangat mungkin dicapai jika peraturan atau kebijaksanaan dan prosedur yang bertalian dengan manusia dari perusahaan tersebut saling berhubungan, dan
memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan perencanaan strategis. Ketiga, kultur dan nilai perusahaan, suasana organisasi dan perilaku
manajerial yang berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap hasil pencapaian yang terbaik. Serta yang terakhir adalah manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan integrasi yakni semua
anggota organisasi anggota tersebut terlibat dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi di tunjukan di atas menurut pendapat para ahli diatas MSDM adalah manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber
daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melaluli fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang
ditetapkan
2.2.2 Fungsi – Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan 2012:2, fungsi manajemen sumber daya manusia
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan
pemberhentian. Perencanaan
Perencanaan SDM human recources planing adalah perencanaan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian,
pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.
Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi organization chart. Organisasi
hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membatu terwujudnya tujuan secara efektif.
Pengarahan Pengarahan directing adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan,
agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan
pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
Pengendalian Pengendalian controlling adalah kegiatan pengendalian semua karyawan
agar mentaati peraturan-peratuaran perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana.
Pengendalian karyawan
meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
Pengadaan Pengadaan procurement adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
Pengembangan Pengembangan development adalah proses peningkatan keterampilan
teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
masa kini maupun masa depan. Kompensasi
Kompensasi compensation adalah pemberian balas jasa langsung direct dan tidak langsung indirect, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan
jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi
kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.
Pengintegrasian Pengintegrasian integration adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan dapat
memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan
yang bertolak belakang. Pemeliharaan
Pemeliharaan maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap
mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan
serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang
maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan- peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
Pemberhentian Pemberhentian separation adalah putusnya hubungan kerja seseorang
dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.
Pelepasan ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964.
2.3 Mutasi 2.3.1 Pengertian Mutasi
Mutasi atau perpindahan jabatanpekerjaan merupakan fenomena yang biasa terjadi pada suatu perusahaan. Perubahan posisi jabatanpekerjaan disini
masih dalam level yang sama dan juga tidak diikuti perubahan tingkat wewenang, tanggung jawab, status, kekuasaan dan pendapatannya, yang berubah dalam
mutasi hanyalah bidang tugasnya.
Menurut Sastrohadiwiryo dalam Kadarisman, 2012: 68 pengertian
mutasi sebagai berikut: “Mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses
pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang
bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada
organisasi. ”
Sedangkan menurut Hanggraeni 2012: 80 mutasi adalah sebagai berikut:
“Mutasi adalah pemindahan dari posisi yang baru tapi memiliki kedudukan, tanggung jawab, dan jumlah remunerasi yang sam
a.”
Dan menurut Daryanto 2013:41 mutasi adalah sebagai berikut:
“Mutasi adalah suatu kegiatan rutin dari suatu perusahaan untuk dapat melaksanakan prinsip the right men on the right place
”.
Sedangkan menurut Moekijat 2010:112 mutasi adalah suatu perubahan dari
suatu jabatan dalam suatu kelas ke suatu jabatan dalam kelas yang lain yang tingkatnya tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah yang tingkatnya sama dalam
rencana gaji.
Sadili Samsudin 2006:46 yang mengungkapkan bahwa mutasi
merupakan kegiatan ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses perpindahan fungsi, tanggung jawab dan status tenaga kerja ke situasi tertentu
dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja dan kontribusi kerja yang
maksimal kepada perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mutasi
adalah suatu proses pemindahan posisijabatanpekerjaan seorang karyawan ke posisijabatanpekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sederajat. Mutasi
merupakan kegiatan rutin dari perusahaan untuk melaksanakan prinsip the right men on the right place.
2.3.2 Jenis-Jenis Mutasi
Mutasi seringkali dilakukan atas keinginankebutuhan perusahaan atau atas
keinginan karyawan sendiri. Jenis mutasi menurut Endang 2010: 87 adalah:
1. Dintinjau dari tempat kerja karyawan a.
Mutasi antarurusan b.
Mutasi antarseksi c.
Mutasi antarbagian d.
Mutasi antarbiro e.
Mutasi antarinstansi 2. Ditinjau dari tujuan dan maksud mutasi
a. Production transfer, mutasi pada jabatan yang sama, karena produksi di
tempat yang lama menurun. b.
Replacement transfer, mutasi dari jabatan yang sudah lama dipegang ke jabatan yang sama di bagian lain, untuk menggantikan karyawan yang
belum lama bekerja atau karyawan yang diberhentikan. c.
Versatility transfer, mutasi dari jabatan yang satu ke jabatan lain untuk menambah pengetahuan karyawan yang bersangkutan.
d. Shift transfer, mutasi dalam jabatan yang sama. Misalnya, shift A malam
pindah ke shift B pagi. e.
Remedial transfer, mutasi karyawan ke bagian mana saja untuk memupuk dan memperbaiki kerja sama antarkaryawan.
3. Ditinjau dari masa kerja karyawan a.
Temporary transfer, mutasi yang bersifat sementara untuk mengganti karyawan yang cuti atau berhalangan.
b. Permanent transfer, mutasi yang bersifat tetap.
Menurut Hasibuan 2011: 105 ada beberapa sebab dan alasan
dilakukannya mutasi adalah sebagai berikut: 1. Permintaan sendiri
Alasan-alasannya adalah: a.
Kesehatan; misalnya fisik karyawan kurang mendukung untuk melaksanakan pekerjaan. Misalnya dinas luar, mohon dimutasi menjadi
dinas malam. b.
Keluarga; misalnya untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usianya. c.
Kerja sama; misalnya tidak dapat bekerja sama dengan karyawan lainnya karena terjadi pertengkaran atau perselisihan.
2. Alih Tugas Produktif ATP Alasannya didasarkan pada kecakapan, kemampuan, sikap, dan disiplin
karyawan. Jadi ATP ini biasanya bersifat mutasi vertikal promosi atau demosi.
Menurut Paul Pigors dan Charles Mayers dalam Hasibuan,2011
mengemukakan 5 macam transfer, yaitu: a.
Production transfer, mengalihtugaskan karyawan dari satu bagian ke bagian lain secara horizontal, karena pada bagian lain kekurangan tenaga
kerja padahal produksi akan ditingkatkan. b.
Replacement transfer, mengalihtugaskan karyawan yang sudah lama dinasnya ke jabatan lain secara horizontal untuk menggantikan karyawan
yang masa dinasnya sedikit atau diberhentikan. c.
Versality transfer, mengalihtugaskan karyawan ke jabatanpekerjaan lainnya secara horizontal agar karyawan yang bersangkutan dapat
melakukan pekerjan atau ahli dalam berbagai lapangan pekerjaan. d.
Shift transfer, mengalihtugaskan seorang karyawan yang sifatnya horizontal dari satu regu ke regu lain sedang pekerjannya tetap sama.
e. Remedial transfer, mengalihtugaskan seorang karyawan ke
jabatanpekerjaan lain, baik pekerjaannya sama atau tidak atas permintaan karyawan bersangkutan karena tidak dapat bekerja sama dengan rekan-
rekannya.
3. Pendekatan mutasi dari segi waktu a.
Temporary transfer, mengalihtugaskan karyawan ke jabatanpekerjaan lainnya baik horizontal maupun vertikal yang sifatnya sementara.
b. Permanent transfer, mengalihtugaskan karyawan ke jabatanpekerjaan
baru dalam waktu lama sampai dia dipindahkanpensiun. 4. Masalah merit rating dan mutasi
Merit rating artinya penilaian prestasi kerja yang telah dilaksanakan apakah dengan rencana semula. Dalam hal ini penilaian dilakukan apabila
pekerjaan telah selesai dikerjakan atau pekerjaan sedang dikerjakan. Merit rating terdiri atas initial appraisal penilaian awal dan periodical appraisal
penilaian akhir. 5. Kendala-kendala pelaksanaan mutasi
a. Formasi jabatan tidak belum memungkinkan.
b. Pengaruh senioritas.
c. Soal etis etika.
d. Kesulitan menetapkan standar-standar sebagai kriteria untuk pelaksanaan.
2.3.3 Metode Mutasi
Mutasi dalam suatu organisasi dapat dilakukan dengan dua cara menurut
Hasibuan 2011: 103, yaitu:
1. Cara tidak ilmiah Mutasi dengan cara tidak ilmiah dilakukan:
a. Tidak didasarkan kepada normastandar kriteria tertentu.
b. Berorientasi semata-mata kepada masa kerja dan ijazah, bukan atas
prestasi atau faktor-faktor riil. c.
Berorientasi kepada banyaknya anggaran yang tersedia, bukan atas kebutuhan riil karyawan.
d. Berdasarkan spoil system.
2. Cara ilmiah Mutasi dengan cara ilmiah dilakukan:
a. Berdasarkan norma atau standar kriteria tertentu, seperti analisis
pekerjaan. b.
Berorientasi pada kebutuhan yang riilnyata. c.
Berorientasi pada formasi riil kepegawaian. d.
Berorientasi kepada tujuan yang beraneka ragam. f.
Berdasarkan objektivitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Endang 2010: 84 mutasi dalam suatu organisasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Horizontal rotasi kerjamutasi biasa, pemindahan karyawan dari satu posisi
jabatantempatpekerjaan yang lain yang setara tanpa diikuti dengan kenaikan atau penurunan jabatan.
2. Vertikal promosi dan demosi, a.
Promosi adalah pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi disertai dengan wewenang, dan tanggung jawab yang
lebih besar. b.
Demosi, pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih rendah dalam suatu organisasi, sehingga wewenang, tanggung jawab,
pendapatan, dan statusnya pun lebih rendah.
2.3.4 Dasar Mutasi Ada tiga dasarlandasan pelaksanaan mutasi karyawan menurut Hasibuan
2011: 103. Dasarlandasan yang dimaksud adalah:
1.
Merit system, adalah mutasi karyawan yang didasarkan atas landasan yang
bersifat ilmiah, objektif, dan hasil prestasi kerjanya. Merit system atau carrer system ini merupakan dasar mutasi yang baik karena:
a. Output dan produktivitas kerja meningkat.
b. Semangat kerja meningkat.
c. Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun.
d. Absensi dan disiplin karyawan semakin baik.
e. Jumlah kecelakaan akan menurun.
2.
Seniority system, adalah mutasi yang didasarkan atas landasan masa kerja,
usia, dan pengalaman kerja dari karyawan bersangkutan. Sistem mutasi seperti ini tidak objektif karena kecakapan orang yang dimutasikan berdasarkan
senioritas belum tentu mampu memangku jabatan baru. 3.
Spoil system, adalah mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan.
Sistem mutasi seperti ini kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka like or dislike.
Menurut Manullang 2008: 276 dalam penerapan mutasi, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1.
Jabatan karyawan yang dipindahkan harus bersamaan isinya dengan jabatan yang ditinggalkan.
2. Metode melakukan pekerjaan harus sama antara yang satu dengan yang lain.
3. Pejabat yang dimutasikan harus mempunyai pengalaman yang memungkinkan
mengerti dasar-dasar pekerjaan baru. Dalam setiap pelaksanaan mutasi karyawan, perusahaan memilih dan
menetapkan terlebih dahulu dasar pertimbangan yang akan dijadikan pedoman untuk memilih karyawan mana yang akan dimutasikan, pada umumnya
perusahaan memilih dasar pertimbangan atau landasan yang berbeda dalam
menentukan pegawai yang akan dimutasikan. Dasar mutasi menurut Wahyudi 2003 :170
: 1.
Promosi Suatu promosi diartikan sebagai perubahan posisi atau jabatan atau pekerjaan
dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. 2.
Demosi Merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang berupa penurunan pangkat atau
jabatan atau pekerjaan ketingkat yang lebih rendah. 3.
Penangguhan kenaikan pangkat Memindahkan seorang tenaga kerja yang seharusnya menduduki pangkat atau
jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi ke posisi atau jabatan semula.
4. Pembebastugasan
Pembebastugasan atau lebih dikenal dengan Skorsing merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang dilakukan dengan pembebastugasan seseorang tenaga
kerja dari posisi atau jabatan atau pekerjaannya, tetapi masih memperoleh pendapatan secara penuh.
5. Temporary Transfer
Suatu bentuk mutasi horizontal yang dilakukan dengan memindahkan untuk sementara waktu seorang tenaga kerja pada jabatan tertentu sampai jabatan
tertentu sampai pejabat yang definitif menempati posnya 6.
Job Rotation Suatu job rotation perputaran jabatan merupakan suatu bentuk mutasi personal
yang dilakukan secara horizontal. Bentuk mutasi semacam ini biasanya dilakukan dengan tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan seseorang
tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Dalam job rotation ini, dikenal beberapa istilah, antara lain :
1. Mutasi tempat, merupakan pemindahan seseorang tenaga dari satu tempat atau
daerah kerja ke tempat atau daerah kerja yang lain tetapi masih dalam jabatan atau pekerjaan yang tingkat atau levelnya sama.
2. Mutasi Jabatan, merupakan pemindahan seseorang tenaga kerja dari suatu
jabatan ke jabatan lain pada tingkat atau level yang sama dan dalam lokasi yang sama pula
3. Rehabilitasi, merupakan suatu kebijaksanaan organisasi untuk menempatkan
kembali seorang tenaga kerja pada posisi atau jabatan atau pekerjaanya terdahulu, setelah tenaga kerja yang bersangkutan menyelesaikan suatu tugas
tertentu. 4.
Prodaction Transfer Suatu bentuk mutasi horizontal yang ditujukan untuk mengisi kekosongan
pekerja pada suatu posisi atau jabatan atau pekerjaan tertentu yang harus segera diisi agar kontinuitas produksi dan peningkatanya dapat terjamin.
5. Replacement Transfer
Suatu pergantian tenaga kerja dalam organisasi yang ditujukan untuk mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara mengganti
pekerja-pekerja yang masih baru. Replecement Transfer biasanya dilakukan apabila suatu organisasi harus melakukan penciutan tenaga kerja.
6. Verselity transfer
Verselity transfer merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan tenaga kerja yang memiliki kecakapan tertentu pada
jabatan-jabatan yang memang membutuhkan kecakapan tersebut. Suatu verselity transfer dapat pula diartikan sebagai pemindahan tenaga kerja yang
bertujuan untuk meningkatkan kecakapan yang dimilikinya. 7.
Personnel Transfer Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas kehendak atau keinginan
tenaga kerja yang bersangkutan.
2.3.5 Tujuan dan Manfaat Mutasi Adapun tujuan dari mutasi menurut Hasibuan 2011: 102 adalah sebagai
berikut: 1.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 2.
Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan.
3. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan.
4. Untuk menghilangkan rasa bosanjemu terhadap pekerjaannya.
5. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan
karir yang lebih tinggi. 6.
Untuk pelaksanaan hukumansanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya.
7. Untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya.
8. Untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui persaingan terbuka.
9. Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik.
10. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
11. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama karyawan.
Menurut Moekijat 2010: 117 dalam program kepegawaian mutasi
bertujuan untuk: 1.
Mempertahankan pegawai-pegawai yang telah lama masa kerjanya sebagai perubahan atau pengurangan keperluan produksi.
2. Mengembangkan kecakapan pegawai dalam berbagi bidang.
3. Megadakan penggantian antar regu.
4. Memperbaiki penempatan yang tidak memuaskan.
Sedangkan menurut Kasmir 2008: 157 Tujuan mutasi adalah agar
karyawan tidak merasa jenuh dengan pekerjaannya. Kita tahu bahwa karyawan akan jenuh terhadap pekerjaan yang digelutinya selama bertahun-tahun.
Akibatnya akan mengurangi motivasi karyawan sehingga berimbas kepada produktivitas yang dilakukannya. Mutasi juga dapat dilakukan kepada karyawan
yang telah lalai melaksanakan tugasnya atau tidak mampu melakukan tugasnya secara sempurna.
Selain tujuan, mutasi juga memiliki manfaat bagi karyawan. Menurut
Siagian 2011: 172 manfaat mutasi adalah:
1. Pengalaman baru.
2. Cakrawala pandangan yang lebih luas.
3. Tidak terjadinya kebosanan atau kejenuhan.
4. Perolehan pengetahuan dan keterampilan baru.
5. Perolehan perspektif baru mengenai kehidupan organisasional.
6. Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi.
7. Motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi
baru yang dihadapi.
Sedangkan menurut Endang 2011: 84 manfaat mutasi adalah:
1. Untuk memenuhi kekurangan karyawan di bagian lain, sehingga tidak perlu
mengambil tenaga kerja dari luar. 2.
Untuk memenuhi keinginan karyawan, disesuaikan dengan minat, keahlian, dan bidang tugas dan kemampuannya.
3. Untuk mengatasi rasa jenuh dan bosan karyawan terhadap pekerjaan, jabatan,
dan suasana tempat kerja. 4.
Untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam mengembangkan kemampuannya.
Menurut Felix A. Nigro dalam Moekijat, 2010: 117 menyebut 5
macam manfaat mutasi, yaitu: 1.
Mutasi merupakan alatcara yang berguna dalam program pelatihan jabatan, seperti misalnya dalam pengembangan administrator.
2. Mutasi merupakan alatcara mengembangkan pegawai-pegawai lama untuk
mencapai harapan-harapan puncak. Hal ini mencegah adanya penyewaan pegawai-pegawai baru dari luar yang mahal untuk memenuhi kebutuhan
tenaga manusia yang mendadak. 3.
Untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan perseorangan. Kadang- kadang baik pemimpin maupun bawahan adalah cakap, tetapi apabila terjadi
pertentangan antara mereka, maka satu-satunya cara penyelesaian adalah mungkin memindahkan pegawai.
4. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai perseorangan. Pemindahan dapat
diminta oleh pegawai untuk memnuhi kebutuhan atau preferensi perseorangan pada tempat pekerjaan.
5. Mutasi sebagai suatu tindakan disipliner.
2.4 Kepuasan Kerja 2.4.1 Definisi kepuasan Kerja
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda
–beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan, artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan, maka kedisiplinan karyawan baik. Sebaiknya jika kepuasan kerja kurang tercapai dipekerjaannya,
maka kedisiplinan karyawan rendah.
Menurut Keither dan Kinicki 2005:271 kepuasan kerja adalah sebagai
berikut: “Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap
berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan atau
tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek lainnya. ”
Menurut Robbins yang dikutip oleh Wibowo 2006:299 menyatakan
bahwa kepuasan kerja adalah adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja
dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Siagian 2006:295
berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya. Banyak faktor
yang perlu mendapat perhatian dalam menganalisis kepuasan kerja seseorang. Apabila dalam pekerjaannya seseorang mempunyai otonomi atau bertindak,
terdapat variasi, memberikan sumbangan penting dalam keberhasilan organisasi dan karyawan memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaan yang
dilakukannya, yang bersangkutan akan merasa puas. Bentuk program pengenalan yang tepat serta berakibat pada diterimanya
seseorang sebagai anggota kelompok kerja. Situasi lingkungan berbuntut pada tingkat kepuasa kerja yang tinggi, pemahaman yang lebih tepat tentang kepuasan
kerja dapat terwujud apabila analisis tentang kepuassan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, dan besar kecilnya organisasi.
2.4.2 Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja bersifat individual, artinya apa yang dirasakan puas bagi seseorang belum tentu puas bagi lainnya.
Berikut ini, ada beberapa pendapat pakar mengenai faktor-faktor yang mempengarhi kepuasan kerja, yaitu :
1.
Menurut Blum 1956, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
adalah : a.
Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.
b. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,
kesempatan berekreasi, kegiatan politik, dan hubungan kemasyarakatan. c.
Faktor utama dalam pekerajaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju.
2. Menurut Gilmer 1966, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan adalah :
a. Kesempatan untuk maju b. Keamanan kerja
c. Gaji d. Perusahaan dan manajemen
e. Pengawasan supervisi f. Faktor instrik dan pekerjaan
g. Kondisi kerja h. Aspek sosial dalam pekerjaan
i. Komunikasi, dan j. Fasilitas
3. Menurut Horald E. Burt, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan adalah :
a. Faktor hubungan antar karyawan, meliputi;
Hubungan antara manajemen dan karyawan
Faktor fisik dan kondisi kerja
Hubungan sosial antar karyawan
Sugesti dari teman
Emosi dan situasi kerja
b. Faktor individual, meliputi;
Sikap orang terhadap pekerjaannya
Umur orang sewaktu bekerja
Jenis kelamin
c. Faktor ekstern
Keadaan keluarga karyawan
Rekreasi
Pendidikan baik formal maupun non formal
Dari berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama,
yaitu : 1.
Faktor Psikologik Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi psikologis individu
seseorang seperti minat, bakat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja.
2. Faktor sosial
Merupakan faktor yang berhubungan interaksi sosial baik antara sesama pekerja, pekerja dangan atasan, maupun masyarakat.
3. Faktor fisik
Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik dan lingkungan kerja pekerja sepertijenis kerja, keadaan ruangan, pengaturan waktu kerja
dan istirahat, perlengkapan kerja, peralatan keselamatan kerja. 4.
Faktor Finansial Merupakan fakto yang berhubungn dengan jaminan serta kesejahteraan
karyawan yang meliputi besarnya upah dn sistem penggajian, jaminan sosial, macam
– macam tunjangan, fasilitas yang diberikan.
2.4.3 Indikator Kepuasan kerja Menurut Mangkunegara 2005:117, variabel-variabel yang dapat
menjadi alat ukur kepuasan kerja diantaranya sebagai berikut : 1.
Turn over Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turn over karyawan
yang rendah, sedangkan karyawan yang kurang puas biasanya turn over- nya lebih tinggi.
2. Tingkat ketidakhadiran kerja absen
Karyawan yang kurang puas cenderung tingkat kehadirannya tinggi, mereka sering tidak hadir dengan alasan yang tidak logis dan subjektif.
3. Masa kerja
Ada kecenderungan karyawan yang lebih tua merasa puas dari pada karyawan yang lebih muda. Hal ini diasumsikan bahwa karyawan yang
lebih tua berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan karyawan yang lebih muda biasanya mempunyai harapan yang
ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapan dan realita mengalami suatu kesenjangan maka dapat menyebabkan ketidakpuasan.
4. Tingkat pekerjaan
Karyawan-karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih puas daripada karyawan yang menduduki tingkat
pekerjaan yang lebih rendah. Karyawan-karyawan yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukan kemampuan kerja yang baik dan
aktif dalam mengemukakan ide-ide kreatif dalam bekerja. 5.
Ukuran perusahaan Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan dengan koordinasi dan partisipasi pegawai.
2.5 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan referensi dalam pembuatan skripsi ini penulis memngambil beberapa penelitian sebelumnya dengan judul yang berkaitan dengan mutasi dan
kepuasan kerja yang di rangkum dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Penelitian Hasil
Kesimpulan
1. Novie Rarung,
Mananeke, Lengkong
Vol.3, No.4, 2015
Pengaruh mutasi pegawai dan
pelaksanaan penilaian prestasi
kerja terhadap Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penilaian
prestasi kerja berpengaruh
Hasil dari penelitian mutasi
pegawai berpengaruh tapi
tidak signifikan
ISSN 2303- 1174
prestasi kerja pegawai Studi
pada PNS di Kanwil Ditjen
kekayaan Negara Sulut, Tengah,
Gorontalo, dan Malut
signifikan terhadap prestasi kerja
pegawai, sehingga penilaian
pekerjaan pegawai harus dilakukan
dengan baik dan benar.
terhadap prestasi kerja pegawai,
prestasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja
pegawai
2. Hendri Dodi
dan Evanita Vol.2, No.1,
2014 Pengaruh
Mutasi, Kompensasi dan
Motivasi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT.
PLN Persero Wilayah
Sumatera barat Area Solok
Hasil analisis data secara statistic
membuktikan bahwa terdapat
pengaruh signifikan secara
langsung antara mutasi
terhadap motivasi kerja yang
ditunjukkan dengan nilai
standardized direct effect
sebesar 0,320. Hasil dari
penelitian variable mutasi, kompensasi
dan motivasi berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan
3. Patricia
Runtuwene, Tewal,
Mintardjo Vol.16,
No.01, 2016 Pengaruh
Penempatan Kerja, Mutasi
dan Beban Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan pada
PT. Bank Sulugo Manado
Berdasarkan Uji Statistik dapat
dijelaskan bahwa mutasi
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dengan nilai
koefisien yang signifikan.
Berdasarkan hasil uji statistik dapat
dijelaskan bahwa mutasi
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan Bank Sulut Manado
Berdasarkan hasil uji hipotesis
ditemukan bahwa mutasi memiliki
pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan Bank Sulut Manado.
Mutasi juga merupakan
variabel yang paling tinggi
pengaruhnya terhadap kinerja
karyawan dalam penelitian ini
2.6 Kerangka Pemikiran