Hasil Pengujian Beton Segar SCC
4.3. Hasil Pengujian Beton Segar SCC
4.3.1. Hasil Pengujian Slump Flow
Hasil pengujian slump flow dari masing-masing campuran beton SCC dengan penggunaan campuran agregat kasar alami batu pecah dan agregat daur ulang dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Waktu Alir, diameter alir, dan kecepatan aliran slump flow dari variasi agregat batu pecah dan agregat daur ulang
Nama
Slump Flow
No sampel
t 500 Diameter sebaran
Kecepatan aliran
(dt)
(mm)
(mm/dt)
Hasil pengujian slump flow beton segar SCC dengan penggunaan campuran agregat kasar alami batu bulat dan agregat daur ulang ditunjukkan pada Tabel
4.12. Tabel 4.12. Waktu alir, diameter alir, dan kecepatan aliran slump flow dari variasi agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang
Nama
Slump Flow
No sampel
t 500 Diameter sebaran
Kecepatan aliran
(dt)
(mm)
(mm/dt)
1 ABD
7,40
745
100,68 2 ABD 20
9,70
735
75,77 3 ABD 40
13,40
690
51,49 4 ABD 60
17,61
680
38,62 5 ABD 80
19,07
665
34,87 6 AD 100
16,50
675
40,91
commit to user
Gambar waktu alir t 500 slump flow beton segar SCC dengan variasi agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang dan variasi agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang ditampilkan pada Gambar 4.8 dan 4.9.
Gambar 4.8. Waktu alir t 500 slump flow beton segar SCC dengan variasi kadar
agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.9. Waktu alir t 500 slump flow beton segar SCC dengan variasi kadar
agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang
Gambar 4.10 dan 4.11 menampilkan diameter sebaran aliran slump flow beton segar SCC dengan variasi agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang dan variasi agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang.
7.4
9.7
13.4
17.61
19.07
16.5
10
15
20
25
ABD
ABD 20 ABD 40 ABD 60 ABD 80 AD 100
ak
tu
lir
5 0 0 (d
e ti k)
sampel
commit to user
Gambar 4.10. Diameter sebaran slump flow beton segar SCC dengan variasi
kadar agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.11. Diameter sebaran slump flow beton segar SCC dengan variasi
kadar agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang
Gambar kecepatan aliran hasil pengujian slump flow beton segar SCC menggunakan agregat alami batu pecah dengan agregat daur ulang dan agregat alami batu bulat dengan agregat daur ulang ditunjukkan pada Gambar 4.12 dan
4.13.
Gambar 4.12. Kecepatan aliran slump flow beton segar SCC dengan variasi kadar
agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
commit to user
Gambar 4.13. Kecepatan aliran slump flow beton segar SCC dengan variasi kadar
agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
4.3.2 Hasil Pengujian J-Ring
Hasil pengujian J-Ring dari masing-masing campuran beton SCC dengan penggunaan campuran agregat kasar batu pecah dan daur ulang dapat dilihat pada Tabel 4.13, sedangkan dengan campuran agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.13. Waku alir, diameter sebaran, tinggi blocking dan kecepatan alir pada J-ring dari berbagai variasi agregat batu pecah dan agregat daur ulang
7,89 Keterangan: t 500
: Waktu alir beton segar SCC mencapai sebaran 500 mm. D : Diamenter sebaran alir beton segar SCC. h : Tinggi blocking di celah tulangan J-Ring.
v : Kecepatan aliran beton segar SCC.
commit to user
Tabel 4.14. Waku alir, diameter sebaran, tinggi blocking dan kecepatan alir pada J-ring dari berbagai variasi agregat batu bulat dan agregat daur ulang
t 500 : Waktu alir beton segar SCC mencapai sebaran 500 mm. D : Diamenter sebaran alir beton segar SCC. h : Tinggi blocking di celah tulangan J-Ring.
v : Kecepatan aliran beton segar SCC.
Gambar 4.14 dan 4.15 menampilkan waktu alir (t 500 ) pada pengujian J-Ring beton segar SCC menggunakan agregat alami batu pecah dengan agregat daur ulang dan menggunakan agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang.
Gambar 4.14. Waktu alir (t 500 ) J-ring pada beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
commit to user
Gambar 4.15. Waktu alir (t 500 ) J-ring pada beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang
Gambar 4.16 dan 4.17 menampilkan diameter sebaran aliran J-Ring beton segar SCC dengan variasi agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang dan variasi agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang.
Gambar 4.16. Diameter sebaran J-ring pada beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.17. Diameter sebaran J-ring pada beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang
commit to user
Gambar tinggi blocking pada tulangan J-Ring beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu pecah dengan agregat daur ulang dan agregat alami batu bulat dengan agregat daur ulang dapat dilihat pada Gambar 4.18 dan 4.19.
Gambar 4.18. Tinggi blocking J-ring pada tulangan beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.19. Tinggi blocking J-ring pada tulangan beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang
Gambar 4.20 dan 4.21 menjukkan gambar kecepatan aliran J-Ring beton segar SCC dengan varisai kadar agregat alami batu pecah dengan agregat daur ulang dan variasi agregat alami batu bulat dengan agregat daur ulang.
commit to user
Gambar 4.20. Kecepatan alir J-ring pada beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.21. Kecepatan alir J-ring pada beton segar SCC dengan variasi kadar agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang
4.3.3 Hasil Pengujian L-Box
Hasil pengujian L-box dari masing-masing campuran beton memadat mandiri dengan penggunaan campuran agregat kasar batu pecah dan daur ulang dapat dilihat pada tabel 4.15.
commit to user
Tabel 4.15. Waktu aliran dan h 2 /h 1 dari berbagai variasi agregat batu pecah dan daur ulang pada uji L-box
Tabel 4.16 menyajikan hasil pengujian L-box pada beton segar SCC dengan variasai agregat kasar batu bulat dengan agregat daur ulang.
Tabel 4.16. Waktu aliran dan h 2 /h 1 dari berbagai variasi agregat batu bulat dan daur ulang pada uji L-box
Keterangan : t 200
: Waktu alir beton segar SCC pada L-box saat mencapai jarak 200 mm dari pintu penghalang. t 400 : Waktu alir beton segar SCC pada L-box saat mencapai jarak 200 mm dari pintu penghalang.
h 2 /h 1 : Rasio self leveling beton segar SCC pada L-box.
commit to user
t200 sampel t400
t200 sampel t400
Waktu alir t 200 dan t 400 beton segar SCC pada pengujian L-box dengan variasi agregat alami batu pecah dengan agregat daur ulang dan variasi agregat alami batu bulat dengan agregat daur ulang dapat dilihat pada Gambar 4.22 dan Gambar 4.23. Rasio self leveling L-box pada beton segar SCC dengan variasi agregat alami batu pecah dengan agregat daur ulang dan varisai agregat batu bulat dengan agregat daur ulang disajikan pada Gambar 4.24 dan Gambar 4.25
Gambar 4.22. Waktu aliran t 200 dan t 400 pada L-box beton segar SCC dengan variasi kadar agregat batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.23. Waktu aliran t 200 dan t 400 pada L-box beton segar SCC dengan variasi kadar agregat batu bulat dan agregat daur ulang
commit to user
Gambar 4.24. Rasio self leveling L-box beton segar SCC dengan variasi kadar agregat batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.25. Rasio self leveling L-box beton segar SCC dengan variasi kadar agregat batu bulat dan agregat daur ulang
4.3.4 Hasil Pengujian Box- Type
Hasil pengujian box type dari masing-masing campuran beton memadat mandiri dengan penggunaan campuran agregat alami batu pecah dan daur ulang dapat dilihat pada Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 menyajikan hasil uji box type beton segar SCC dengan campuran agregat alami batu bulat dan agregat daur ulang.
commit to user
Tabel 4.17. Rasio self leveling (h 2 /h 1 ) beton segar SCC dari berbagai variasi pemakaian agregat batu pecah dan daur ulang pada uji box type
No
Sampel
Box type
Self leveling
Tabel 4.18. Rasio self leveling (h 2 /h 1 ) beton segar SCC dari berbagai variasi agregat batu bulat dan daur ulang pada uji box type
No
Sampel
Box type
Self leveling
Gambar 4.26 dan Gambar 4,27 menunjukkan rasio self leveling box type beton segar SCC dengan variasi agregat batu pecah dengan agregat daur ulang dan agregat batu bulat dan agregat daur ulang.
commit to user
Gambar 4.26. Rasio permukaan self leveling uji box type beton segar SCC dengan variasi kadar agregat batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.27. Rasio permukaan self leveling uji box type beton segar SCC
dengan variasi kadar agregat batu bulat dan agregat daur ulang
4.3.5 Hasil Pengujian V-funnel
Hasil pengujian V-funnel dengan penggunaan campuran agregat kasar batu pecah dan daur ulang dan campuran agregat alami batu bulat dengan agregat daur ulang dapat dilihat pada Tabel 4.19 Tabel 4.20.
commit to user
Tabel 4.19. Waktu tuang beton segar SCC berbagai variasi agregat batu pecah dan daur ulang pada uji V-funnel
t Detik
Tabel 4.20. Waktu tuang beton segar SCC berbagai variasi agregat batu bulat dan daur ulang pada uji V-funnel
t Detik
Waktu tuang beton segar SCC pada uji V-funnel dengan variasi agregat batu pecah dengan agregat daur ulang dan agregat batu bulat dengan agregat daur ulang ditunjukkan pada Gambar 4.28 dan Gambar 4.29.
commit to user
Gambar 4.28. Waktu tuang beton segar SCC pada uji V-funnel dengan variasi kadar agregat batu pecah dan agregat daur ulang
Gambar 4.29. Waktu tuang beton segar SCC pada uji V-funnel dengan variasi
kadar agregat batu bulat dan agregat daur ulang