29 Kewirausahaan SMKMAK Kelas X10
© 2012 RuS Publishing
2.4 Motivasi Berprestasi
Jika Anda adalah pengusaha, sangat penting untuk mengenal setiap kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam diri Anda. Karena setiap manusia memiliki kekuatan dan kelemahan, akan
sangat baik bagi kita untuk menutup kelemahan tersebut dengan menonjolkan kekuatan. Dan, kekuatan maupun kelemahan sebenarnya adalah faktor-faktor yang dapat mendorong
pencapaian cita-cita dan tujuan. Semakin seseorang meyakini bahwa dirinya dapat mengelola berbagai kekuatan dan kelemahan,
maka semakin yakin ia bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Meyakini makna prestasi adalah meyakini bahwa diri telah mengenal cara-cara mengembangkan kekuatan-kekuatan yang
ada. Memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta mau melakukan hal-hal untuk
meningkatkan prestasi merupakan modal dasar pengusaha. Konsekuensinya, pengusaha harus mampu mawas diri dan mau serta mampu mengatasi kendala yang dihadapi dalam pengenalan
diri. Tidak menutup diri dan melakukan komunikasi yang efektif dapat menjadi umpan balik sampai
seberapa jauh upaya mengenal diri sendiri telah dilakukan dengan tepat. Perilaku diri sendiri perlu dideteksi, baik melalui psikotes atau melakukan proses penyadaran diri sendiri, sehingga
kadar motivasi prestasi dapat diidentifikasi. Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan mengembangkan perilaku wirausaha, yaitu
melalui langkah awal mengenali diri sendiri beserta kendala yang dihadapi. Ciri-ciri pribadi wirausaha yang berhasil adalah:
a. Berorientasi pada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil risiko untuk mengejar tujuan.
b. Dapat mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan- kelemahan yang ada.
c. Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi pada tujuan dan hasil.
d. Mau belajar dari pengalaman dalam menjalankan perusahaan dari waktu ke waktu. e. Memupuk dan mengembangkan pribadi unggul secara terus-menerus.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada
hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna memperoleh kepuasan pribadi.
David C. McClelland 1971 mengelompokkan kebutuhan menjadi tiga dikenal dengan Tiga Motif Sosial, yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi wirausaha n-Ach, merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dan penelitian David C. McCleland selama lebih kurang 25 tahun. Hasil penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki n-Ach yang tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri:
a. Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang, mengandung unsur moderate risk, dan menghindari:
1 tugas dan tanggung jawab yang terlalu mudah untuk diselesaikan, karena tantangannya rendah.
2 tugas dan tanggung jawab yang terlalu sukar untuk diselesaikan, karena keberhasilan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor keberuntungan.
b. Selalu merasa bahwa apa pun yang terjadi, sebagian besar menjadi tanggung jawabnya personal responsibility.
c. Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik using feedback. Jadi, bagi orang-orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, uang bukanlah pemicu motivasi tetapi lebih berperan sebagai
tolok ukur pencapaian sasaran.
2. Kebutuhan akan kekuasaan n-Pow, merupakan hasil penelitian yang lama, di mana McClelland menemukan bahwa orang dengan n-Ach yang tinggi tidak membuat seseorang
menjadi manajer yang efektif, sebab seorang manajer harus dapat memengaruhi, membujuk, atau member inspirasi kepada bawahannya. Dalam hal inilah n-Pow diperlukan. Ciri-ciri dari
30 Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif
© 2012 RuS Publishing
seseorang dengan n-Pow yang tinggi adalah: a. Berusaha untuk selalu memengaruhi orang lain atau membuat orang lain kagum terhadapnya.
b. Lebih mementingkan hasil akhir daripada proses, c. Mempunyai dorongan kuat untuk dilihat sebagai penyelamat, pembantu, penolong, atau pahlawan.
Seperti yang telah diungkapkan, n-Pow tidak selalu harus mempunyai konotasi negatif, sebab pada kenyataannya beberapa jabatan atau pekerjaan, seperti guru dan manajer, memerlukan n-
Pow.
3. Kebutuhan untuk berafiliasi n-Aff, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan memantapkan, melestarikan, atau mernperbaiki hubungan dengan orang lain. Secara ringkas
dapat dikatakan bahwa n-Affberfokus pada usaha untuk membina suasana persahabatan dan menghimpun teman. Hasil riset mengungkapkan bahwa orang dengan n-Aff yang tinggi memiliki
ciri-ciri: a. Dalam bekerja lebih mementingkan suasana antara orang-orang yang bekerja dibandingkan
dengan pekerjaannya sendiri. b. Lebih memerhatikan reaksi atau sikap orang lain terhadapnya dan merasa tidak nyaman bila
orang lain bersikap kurang bersahabat. c. Dalam melaksanakan tugas sangat dipengaruhi oleh siapa yang akan menjadi rekan kerja. Jadi
pertimbangan utamanya bukanlah apakah suatu pekerjaan menarik atau menantang, tetapi dengan siapa ia akan bekerja.
Dalam hal motif, n-Ach, n-Pow, atau n-Aff adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang. Walaupun demikian, salah satu akan tampil sebagai motif sosial yang dominan. Menurut Stephen
P. Robbins 2007, kebutuhan yang kedua dan ketigalah n-Pow dan n-Aff yang erat kaitannya dengan keberhasilan manajer saat ini, sedangkan kebutuhan yang pertama n-Ach mencirikan
seseorang menjadi wirausaha karena memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi.
Faktor Personal yang mendorong inovasi, menurut Bygrave : a.
Keinginan berprestasi b.
Adanya sifat penasaran c.
Keinginan menanggung resiko d.
Faktor Pendidikan e.
Faktor Pengalaman
2.5 Memanfaatkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar