Komposisi Manipulasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas

mengandung aktivator kimia yang dapat mengaktifkan benzoil peroksida yang terdapat di dalam polimer sehingga dapat terjadi proses polimerisasi. Aktivator kimia yang biasanya digunakan adalah amina tersier, contohnya adalah dimetil paratoluidin . Disebabkan oleh stabilisasi warna yang kurang baik, kekuatan yang cukup rendah dan jumlah monomer sisa yang dihasilkan lebih banyak dari monomer sisa yang dihasilkan oleh resin akrilik polimerisasi panas maka bahan ini sering tidak direkomendasi untuk digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan. 3,6,11,34 Resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari cairan dan bubuk dimana setelah mengalami proses pemanipulasian dan pemanasan akan membentuk suatu bahan yang kaku. Resin akrilik polimerisasi panas dapat digunakan untuk pembuatan semua basis gigitiruan. Kebutuhan energi panas untuk proses polimerisasi bahan basis gigitiruan ini, dapat diperoleh dengan waterbath ataupun oven gelombang mikro. 3,6,11,34

2.3 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin akrilik polimerisasi panas digunakan dalam pembuatan semua basis gigitiruan karena harganya murah, estetis yang baik dan mudah dimanipulasi. Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan waterbath atau oven gelombang mikro. Penggunaan energi termal akan menyebabkan dekomposisi benzoil peroksida sebagai inisiator yang dapat mengawali proses polimerisasi. Namun resin ini tetap memiliki beberapa kelemahan yaitu mudah mengalami fraktur dan kekuatan terhadap benturan rendah. 3,6,11,34

2.3.1 Komposisi

Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari: 5,7,11,33,34 A. Bubuk 1. Polimer : poli metil metakrilat 2. Initiator : berupa 0,2 – 0,5 benzoil peroksida 3. Pigmen : merkuri sulfit atau kadmium sulfide 4. Plasticizer : dibutil phthalate Universitas Sumatera Utara 5. Opacifiers : Seng Titanium oksida B. Cairan 1. Monomer : metil metakrilat 2. Cross-linking agent : ethyleneglycol dimethylacrylate 3. Inhibitor : hydroquinone

2.3.2 Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas dapat diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik pressure-moulding . Perbandingan polimer bubuk dan monomer cairan yang ideal adalah 3:1 berdasarkan volume dan 2,5:1 berdasarkan berat. Pada saat pemanipulasian bubuk dan cairan akan melewati empat tahap stage yaitu: 3,33,34,37 1. Tahap pertama: Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang meyerupai pasir basah. 2. Tahap kedua: Sticky stage adalah saat bahan akan melekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan dan berserat ketika ditarik. 3. Tahap ketiga: Dough stage adalah tahap dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak melekat lagi serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mold dan kebanyakan dicapai dalam waktu 10 menit. 3,37 4. Tahap empat: Rubber hard stage adalah berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk dengan tekanan konvensional. Setelah adonan resin akrilik mencapai dough stage , adonan diisi dalam mold gips. Setelah pengisian adonan, dilakukan tekanan pres pertama sebesar 1000 psi untuk mencapai mold terisi dengan padat dan kelebihan resin dibuang. Kemudian dilakukan tekanan press terakhir mencapai 2200 psi lalu kuvet dikunci. Proses pembuatan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam waterbath terbagi menjadi dua teknik. Teknik pertama adalah kuvet dibiarkan pada suhu 60°C – 70 C selama 9 jam siklus panjang, teknik kedua adalah kuvet dipanaskan pada suhu 70°C Universitas Sumatera Utara selama 90 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 100°C dan dipertahankan selama 30 menit. 3,19,33,34,41 Setelah prosedur polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas selesai, kuvet dibiarkan mendingin secara perlahan sehingga mencapai suhu kamar. Pelepasan internal stress yang cukup dapat meminimalkan perubahan bentuk basis gigitiruan. Selanjutnya dilakukan pemisahan kuvet dengan hati-hati untuk menghindari terjadi fraktur atau distorsi pada basis gigitiruan. Setelah itu, basis gigitiruan resin akrilik diproses akhir dan dipolis mengunakan bur stone hijau, carbide bur, silicone bur, rag wheel dan serbuk pumice basah. 3,14,33,34,37

2.3.3 Sifat

Dokumen yang terkait

Perubahan Warna pada Lempeng Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Perendaman dalam Ekstrak Daun Jambu Biji 30%

2 65 69

Perbedaan Kekuatan Transversal Bahan Basisgigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Ketebalan Yang Berbeda Dengan dan Tanpa Penambahan Serat Kaca

2 77 83

Perbedaan Kekuatan Impak Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Termoplastik Nilon

4 44 64

Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian Jangka Panjang

0 63 55

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali Terhadap Perubahan Dimensi Dan Kekuatan Transversal

4 126 125

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali Terhadap Perubahan Dimensi Dan Kekuatan Transversal

0 0 15

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali Terhadap Perubahan Dimensi Dan Kekuatan Transversal

0 0 2

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali Terhadap Perubahan Dimensi Dan Kekuatan Transversal

0 0 9

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali Terhadap Perubahan Dimensi Dan Kekuatan Transversal

0 4 7

Pengaruh Perendaman Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Larutan Pembersih Peroksida Alkali Terhadap Perubahan Dimensi Dan Kekuatan Transversal

0 0 24