jenis porositas yang dapat ditemukan pada basis gigitiruan, yaitu
gaseous porosity
dan kontraksi
porositas. Porositas dapat mempengaruhi kekuatan, kebersihan dan penampilan basis gigitiruan.
3,5,11,33,34
Stabilitas dimensi adalah suatu hal yang memegang peranan penting dalam memperoleh adaptasi yang baik antara jaringan pendukung rongga mulut dengan
gigitiruan. Stabilitas dimensi resin akrilik polimerisasi panas dipengaruh oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ekspansi termal dari adonan akrilik, ekspansi
mold sewaktu pengisian resin akrilik, pengerutan yang terjadi sewaktu proses polimerisasi, pengerutan termal yang terjadi sewaktu proses pendinginan dan
penyerapan air terjadi pada saat proses pembersihan gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Perubahan dimensi yang terjadi harus diusahakan seminimal
mungkin karena akan mempengaruhi retensi dan stabilitas gigitiruan. Kestabilan dimensi resin akrilik polimerisasi panas berhubungan dengan absorbsi air yang dapat
menyebabkan ekspansi resin akrilik dan merubah dimensi resin akrilik. Absorbsi air seharusnya tidak boleh lebih dari 0,8 mgcm
2
karena hal ini dapat mempengaruhi dimensi dan stabilitas basis gigitiruan.
28,34,42,45
Gigitiruan juga mengalami
crazing
, yaitu pembentukan retakan kecil pada permukaan basis gigitiruan resin akrilik. Retakan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya perubahan dimensi tetapi perubahan ini umumnya tidak menyebabkan kesulitan klinis.
Crazing
pada resin akrilik bersifat transparan menimbulkan penampilan berkabut atau tidak terang.
Crazing
dapat mempengaruhi estetis dan kekuatan gigitiruan yang dapat mengakibatkan gigitiruan lebih mudah mengalami
fraktur.
Crazing
dapat terjadi disebabkan adanya tekanan mekanis ataupun efek
solvent
.
3,5,37,38
2.3.3.2 Sifat Biologis
Dalam bahan kedokteran gigi sifat biologis merupakan suatu ketentuan utama harus diperhatikan agar tidak membahayakan pasien. Resin akrilik yang telah
mengalami proses polimerisasi harus biokompatibel dengan jaringan di sekitar rongga mulut. Namun, sering muncul beberapa kasus dimana pasien menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
terjadinya reaksi alergi terhadap resin akrilik.
5,11
Hal ini karena adanya monomer sisa, berkisar 0,2- 0,5 dari basis gigitiruan.
1,11,34
Kemampuan basis gigitiruan untuk menyerap cairan berhubungan dengan kemampuan mikroorganisme misalnya
Candida albicans
yang dapat berkolonisasi pada permukaan gigitiruan, terutama pada pasien dengan kebersihan rongga mulut
yang buruk.
5,11,38
2.3.3.3 Sifat Kemis
Polimetil metakrilat dapat menyerap air, nilai penyerapan adalah sebesar 0,69 mgcm
2
. Penyerapan dipengaruhi oleh polaritas dari molekul polimetil metakrilat dan mekanisme difusi. Koefisin difusi resin akrilik polimerisasi panas adalah sebesar
0,011 x 10
-6
cm
3
detik pada suhu 37 C. Suhu dapat mempengaruhi daya absorbsi
resin akrilik polimerisasi panas. Molekul air penetrasi ke dalam resin akrilik dan menepati posisi di antara rantai polimer sehingga memisahkan ikatan rantai polimer.
Setiap kenaikan berat akrilik sebesar 1 yang disebabkan oleh absorbsi air akan menyebabkan terjadinya ekspansi linear sebesar 0.23.
3,34
Bahan resin akrilik tidak larut di dalam air dan cairan rongga mulut. Resin akrilik hanya larut dalam keton, ester dan hidrokarbon aromatis, seperti kloroform
dan aseton.
3,34
2.3.3.4 Sifat Mekanis
Sifat-sifat mekanis merupakan respon yang terukur, baik elastik yaitu dapat kembali ke bentuk semula bila tekanan dilepaskan
reversible
maupun plastis yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula
ireversibel
bila terkena distribusi tekanan atau gaya. Kekurangan yang dapat timbul akibat bahan basis gigitiruan resin akrilik
dengan sifat mekanis yang rendah adalah:
3,39
a. Fraktur: benturan atau lebih dikenal sebagai
impact
misalnya terjatuh pada permukaan yang kasar dapat menyebabkan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi
panas mengalami fraktur. Kekuatan transversal yang diterima basis gigitiruan selama proses pengunyahan dan basis gigitiruan yang mengalami pembengkokan yang
Universitas Sumatera Utara
berulang-ulang selama pemakaian dapat menyebabkan terjadi
fatique
.
Fatique
merupakan salah satu penyebab terjadi frakur pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
34,41
b. Retak: adanya efek tekanan tarik pada permukaan resin akrilik dapat
menyebabkan terpisahnya molekul-molekul primer yang dapat menyebabkan terjadi retak pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
3,44
Sifat mekanis bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas kekuatan transversal, kekuatan tarik, kekuatan impak, kekuatan
fatique
dan
crazing
. Kekuatan tarik dapat ditentukan dengan uji kekuatan tarik satu sumbu dengan
memanjangkan bahan. Kekuatan impak merupakan energi dari gaya benturan yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan.
34,40,43
Kekuatan
fatique
adalah patahnya suatu bahan yang disebabkan oleh beban berulang di bawah batas tahanan bahan
tersebut. Kekuatan transversal adalah uji kekuatan pada batang yang terdukung pada kedua unjungnya kemudian diberi beban secara beraturan dan berhenti ketika batang
uji patah.
34,39,40,43
Crazing
berupa kumpulan retakan yang terbentuk pada permukaan gigitiruan resin akrilik yang dapat melemahkan basis gigitiruan.
3,34
2.3.4 Keuntungan