berulang-ulang selama pemakaian dapat menyebabkan terjadi
fatique
.
Fatique
merupakan salah satu penyebab terjadi frakur pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
34,41
b. Retak: adanya efek tekanan tarik pada permukaan resin akrilik dapat
menyebabkan terpisahnya molekul-molekul primer yang dapat menyebabkan terjadi retak pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
3,44
Sifat mekanis bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas kekuatan transversal, kekuatan tarik, kekuatan impak, kekuatan
fatique
dan
crazing
. Kekuatan tarik dapat ditentukan dengan uji kekuatan tarik satu sumbu dengan
memanjangkan bahan. Kekuatan impak merupakan energi dari gaya benturan yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan.
34,40,43
Kekuatan
fatique
adalah patahnya suatu bahan yang disebabkan oleh beban berulang di bawah batas tahanan bahan
tersebut. Kekuatan transversal adalah uji kekuatan pada batang yang terdukung pada kedua unjungnya kemudian diberi beban secara beraturan dan berhenti ketika batang
uji patah.
34,39,40,43
Crazing
berupa kumpulan retakan yang terbentuk pada permukaan gigitiruan resin akrilik yang dapat melemahkan basis gigitiruan.
3,34
2.3.4 Keuntungan
Berikut adalah keuntungan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas:
2,5,33
a. Mudah diproses dan dimanipulasi.
b. Proses pengerjaannya mudah dan menggunakan peralatan yang
sederhana. c.
Harga relatif murah. d.
Stabilisasi warna stabil dan menyerupai ginggiva. e.
Tidak toksik. f.
Tidak mudah larut dalam cairan mulut. g.
Perubahan dimensinya kecil. h.
Mudah direparasi. i.
Mudah dipoles.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Kerugian
Berikut adalah kerugian basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas:
2,5,33
a. Daya penghantar termal rendah.
b. Mudah terjadi fraktur.
c. Ketahanan terhadap abrasi rendah.
d. Kekuatan terhadap benturan
impact
rendah. e.
Memiliki porositas dan perubahan dimensi. f.
Mengandung monomer sisa.
2.4 Perubahan Dimensi 2.4.1 Pengertian
Perubahan dimensi pada resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh pengerutan polimerisasi dan absorpsi air.
45
Beberapa penelitian menyatakan bahwa perubahan dimensi volumetrik yang diukur dengan pengukuran tiga kali perubahan
dimensi berkisar antara 0,186 - 0,465 mm.
5,45,47
Perubahan dimensi yang terjadi berkisar antara 0,093 - 0,372 mm tidak terlalu berpengaruh terhadap adaptasi
gigitiruan di rongga mulut sehingga masih bisa ditoleransi oleh kompresibilitas mukosa. Kompresibilitas mukosa ini tidak dapat mengkompensasi bila
ketidaksesuaian yang terjadi melebihi 1 mm terutama jika terjadi di daerah
posterior palatal
karena dapat menimbulkan celah antara basis gigitiruan serta jaringan
pendukung di rongga mulut. Hal ini dapat mengurangi stabilisasi gigitiruan karena kestabilan gigitiruan dipengaruhi oleh adaptasi yang rapat antara basis gigitiruan dan
jaringan pendukung rongga mulut.
48,49
Basis gigitiruan yang mengalami absorbsi air sebanyak 1 akan mengakibatkan terjadinya perubahan dimensi yang nilainya
berkisar antara 0 - 0,290 mm dari ukuran awal basis gigitiruan. Philips 2009 menyatakan bahwa, penyerapan air pada basis gigitiruan dapat menyebabkan
perubahan dimensi sebanyak 0,100 - 0,200 mm dan hal ini sering kurang disadari oleh pemakai gigitiruan.
3,5,11,45
Universitas Sumatera Utara