19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Uraian tumbuhan meliputi, sistematika tumbuhan, nama lain, morfologi tumbuhan, kandungan senyawa kimia, serta penggunaan tumbuhan.
2.1.1 Sistematika Tumbuhan
Menurut Depkes RI; 2000, sistematika tumbuhan kumis kucingsebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Labiatae
Genus : Othosiphon
Spesies : Orthosipon aistatusBlume Miq
2.1.2 Nama Umum
Nama umumdagang : Daun kumis kucing.
2.1.3 Nama Lain
Menurut Hariana 2007, tumbuhan kumis kucing memiliki nama lain yaitu :
a. Nama daerah : Kumis kucing Melayu, kumis kucing Sunda, remujung
Jawa Tengah, soengot konceng Madura. b.
Nama asing : Mao Xu Cao Cina, Cat whiskers Inggris.
20
2.1.4 Morfologi Tumbuhan
Batang kumis kucing berwarna hijau dan memiliki banyak cabang. Tinggi tanaman biasanya tidak lebih dari 1 meter karena kumis kucing selalu membentuk
akar baru dan mencari tanah untuk merambat Soeryoko, 2011. Tanaman berakar serabut ini memiliki bunga berwarna putih seperti kumis
kucing. Bunga tersebut merupakan penanda utama tanaman kumis kucing. Kumis kucing dapat hidup di dataran rendah maupun tinggi. Syarat tumbuh utama
tanaman ini adalah selalu tersedianya air Soeryoko, 2011.
2.1.5 Cara Pengkembangbiakan
Kumis kucing berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan stek. Stek batang yang paling baik adalah
menggunakan batang yang tidak terlalu tua. Tanaman ini menghendaki suasana lembap sehingga pada saat kemarau perlu dilakukan penyiraman intensif
Soeryoko, 2011.
2.1.6 Khasiat Tumbuhan
Tumbuhan kumis kucing memiliki khasiat sebagai antiinflamasi anti radang, peluruh air seni diuretik, menghancurkan batu saluran kemih Depkes
RI; 2000.
2.1.7 Kandungan Zat Kimia
Kandungan zat kimia dalam tanaman ini adalah orthosiphon glikosida, zat samak, saponin, minyak atsiri, garam kalium, myoinostol dan sapofonin
Soeryoko, 2011.
21
2.2 Infusa
Infusa adalah adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90° selama 15 menit Ditjen POM; 1995.
Cara pembuatannya yaitu campur sampel dengan derajat halus yang sesuai dalam panci infusa dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15
menit terhitung mulai suhu mencapai 90° sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Infusa yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat menggunakan 10 simplisia Ditjen POM; 1995.
2.3 Jamu