9
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2
Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:“Bagaimana Proses Implementasi Peraturan Daerah
Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah?”
1.3 Fokus Masalah
Dalam penelitian kualitatif, batasan masalah penelitian disebut fokus masalah. Fokus masalah ditentukan agar ada batasan yang jelas didalam
melaksanakan penelitian. Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat proses implementasi peraturan daerah Kabupaten Nias
nomor 2 tahun 2010 tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, yakni untuk mengetahui bagaimana proses
Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Yaahowu Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah.
Universitas Sumatera Utara
10
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini merupakan salah satu syarat penyelesaian
program studi sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Secara ilmiah, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dan informasi serta bahan referensi untuk penelitian selanjutnya 3.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang implementasi peraturan daerah
Kabupaten Nias tentang perusahaan daerah pasar yaahowu dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah 1.6 Kerangka Teori
Teori adalah rangkain asumsi, konsep, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antara konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir untuk menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena
sosial yang menjadi objek penelitian Singarimbun, 1995: 37.
Universitas Sumatera Utara
11
1.6.1 Kebijakan Publik 1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik
Istilah kebijakan publik adalah terjemahan istilah bahasa Inggris Public Policy. Kata policy ada yang menerjemahkan menjadi kebijakan Samodra
Wibawa, 1994 dan ada juga yang menerjemahkan menjadi kebijaksanaan Islamy, 2000. Meskipun belum ada kesepakatan, apakah policy diterjemahkan
menjadi kebijakan ataukah kebijaksanaan, akan tetapi tampaknya kecenderungan yang akan datang untuk policy digunakan istilah kebijakan maka
dalam hal ini penulis menerjemahkan public policy menjadi kebijakan publik. Pada dasarnya terdapat bayak batasan dan definisi mengenai apa yang
dimaksud dengan kebijakan publik public policy. Masing-masing definisi tersebut memberi penekanan yang berbeda-beda. Perbedaan itu timbul karena
masing-masing ahli mempunyai latar belakang yang beragam. Menurut Chandler dan Plano Tangkisilan, 2003 kebijakan publik
pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Kebijakan publik
merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam
masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas. Pengertian kebijakan publik menurut Chandler dan Plano dapat
diklasifikasikan kebijakan sebagai intervensi pemerintah. Dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara
12
pemerintah mendayagunakan berbagai instrumen yang dimiliki untuk mengatasi persoalan publik.
Menurut James E. Anderson Tangkisilan, 2003 : 2 kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat
pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan tersebut adalah : 1.
Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.
2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.
3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh
pemerintah jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan.
4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan
tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak
melakukan sesuatu. 5.
Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.
Definisi kebijakan publik menurut Anderson dapat diklasifikasikan sebagai proses manajemen, dimana didalamnya terdapat fase serangkaian kerja pejabat publik
ketika pemerintah benar-benar berindak untuk menyelesaikan persoalan dimasyarakat. Definisi ini juga dapat diklasifikasikan sebagai decision making
ketika kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif tindakan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
13
mengenai segal sesuatu masalah atau negatif keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut bahwa dapat diperoleh gambaran awal mengenai konsep kebijakan publik yakni
merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dimasyarakat dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya-sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebijakan publik adalah setiap keputusan yang dibuat oleh Negara, sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan
dari negara. Kebijakan publik adalah strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju masyarakat
yang dicita-citakan Nugroho, 2012:123.
1.6.1.2 Mekanisme Kebijakan Publik
Gambar 1.1 Pemahaman dasar proses kebijakan public Nugroho, 2012
Gambar tersebut dapat dijelaskan dalam sekuensi berikut: Perumusan
Kebijakan Implementasi
Kebijakan Isu kebijakan
Evaluasi Kebijakan
Universitas Sumatera Utara
14
1. Isu kebijakan. Disebut isu apabila strategis, yakni bersifat mendasar, yang
menyangkut banyak orang atau bahkan keselamatan bersama, biasanya berjangka panjang, tidak bias diselesaikan oleh orang-seorang, dan memang
harus diselesaikan. Isu ini diangkat sebagai agenda politik untuk diselesaikan. Isu kebijakan terdiri atas dua jenis, yaitu problem dan goal. Artinya,
kebijakan publik dapat berorientasi pada permasalahan yang muncul pada kehidupan publik, dan dapat pula berorientasi pada goal atau tujuan yang
hendak dicapai pada publik. Pada saat itu, sebagian besar kebijakan publik mengacu pada permasalahan daripada antisipasi ke depan, dalam bentuk goal
oriented policy, sehingga dalam banyak hal kita melihat kebijakan publik yang berjalan tertatih-tatih di belakang masalah publik yang terus
bermunculan dan akhirnya semakin tak tertangani. 2.
Isu kebijakan ini kemudian menggerakkan pemerintah untuk merumuskan kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut. Rumusan
kebijakan ini akan menjadi hukum bagi seluruh negara dan warganya termasuk pimpinan negara.
3. Setelah dirumuskan, kebijakan publik ini kemudian dilaksanakan baik oleh
pemerintah atau masyarakat maupun pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.
4. Namun, dalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca-pelaksanaan,
diperlukan tindakan evaluasi sebagai sebuah siklus baru untuk dinilai apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan baik dan benar dan
diimplementasikan dengan baik dan benar pula.
Universitas Sumatera Utara
15
5. Implementasi kebijakan bermuara pada output yang dapat berupa kebijakan
itu sendiri ataupun manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh pemanfaat. 6.
Dalam jangka panjang, kebijakan tersebut menghasilkan outcome dalam bentuk impak kebijakan yang diharapkan semakin meningkatkan tujuan yang
hendak dicapai dengan kebijakan tersebut.
1.6.2 Implementasi Kebijakan 1.6.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Menurut Mazmanian dan Sabatier Wahab, 2004:64 yang dimaksud dengan implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya
dalam bentuk undang undang, namun dapat pula berbentuk perintah perintah atau keputusan keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.
Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara
untuk menstrukturkan mengatur proses implementasinya. Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu, biasanya
diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijaksanaan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan instansi
pelaksanaan, kesedian dilaksanakan keputusan tersebut oleh kelompok sasaran, dampak nyata, baik yang dikehendaki atau yang tidak, dari output tersebut,
dampak keputusan sebagai dipersepsikan oleh badan badan yang mengambil keputusan dan akhirnya perbaikan perbaikan penting atau upaya untuk
Universitas Sumatera Utara
16
melakukan perbaikan perbaikan terhadap undang- undang peraturan yang bersangkutan.
Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi keputusan menurut Tangkilisan 2003:18 adalah :
a Penafsiran, yaitu : merupakan yang menerjemahkan makna program
ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan b
Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program kedalam tujuan kebijakan.
c Penerapan, yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi
pelayanan, upah dan lain- lainnya. Meter dan Horn Wibawa, 1994:15, mendefenisikan implementasi
kebijakan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta baik secara individu maupun kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagaimana yang dirumuskan didalam kebijakan. Menurut Wibawa, Implementasi kebijakan merupakan pengejahwartakan
keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam undangundang namun juga dapat berbentuk instruksi instruksi eksekutif yang
pentingatau keputusan keputusan perundangan. Idealnya keputusan keputusan tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani, menentukan
tujuan yang hendak dicapai dan dalam berbagai cara menggambarkan struktur proses implementasi tersebut. Tujuan implementasi kebijakan adalah untuk
Universitas Sumatera Utara
17
menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik dapat direalisasikan sebagai hasil dari kegiatan pemerintah Wibawa, 1994.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah suatu proses yang dinamis yang melibatkan upaya pembuat
kebijakan untuk mempengaruhi perilaku pelaksanaan kebijakan, dimana pelaksana kebijakan melakukan aktifitas atau kegiatan sehingga pada akhirnya
akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
Jadi, tahapan implementasi merupakan peristiwa yang berhubungan dengan apa yang terjadi setelah suatu perundang-undangan atau kebijakan
ditetapkan dengan memberikan otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk output yang jelas dan dapat diukur. Dengan demikian, tugas implementasi
kebijakan sebagai suatu penghubung yang memungkinkan tujuan-tujuan kebijakan mencapai hasil melalui aktifitas atau kegiatan dari program pemerintah.
1.6.2.2 Model Implementasi Kebijakan
Implementasi merupakan suatu proses mengubah gagasan atau program menjadi tindakan dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan perubahan
tersebut. Untuk menganalisis bagaimana proses implementasi kebijakan itu berlangsung secara efektif, maka dapat dilihat dari berbagai model implementasi
kebijakan. Sekalipun banyak dikembangkan model model yang membahas tentang
implementasi kebijakan, namun dalam hal ini hanya akan menguraikan beberapa
Universitas Sumatera Utara
18
model implementasi kebijakan yang relatif baru dan banyak mempengaruhi berbagai pemikiran maupun tulisan para ahli.
Berikut beberapa model implementasi kebijakan dari berbagai ahli :
a. Model Implementasi Van Meter dan Van Horn
Menurut Meter dan Horn ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi Subarsono, 2005:99, yakni :
1. Standar dan sasaran kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terstruktur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi
multi interprestasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen implementasi.
2. Sumberdaya
Kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia human resources maupun sumberdaya non-manusia non-human resource.
Dalam berbagai kasus Program Jaring Pengaman Sosial JPS untuk kelompok miskin di pedesaan kurang berhasil karena keterbatasan kualitas
aparat pelaksanaan. 3.
Hubungan antar Organisasi Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan
dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program.
4. Karakteristik agen pelaksana
Universitas Sumatera Utara
19
Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam
birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.
5. Kondisi sosial, politik dan ekonomi
Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana kelompok-
kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau
menolak;bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan; dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.
6. Disposisi Implementor
Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni : a
Respons implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan;
b Kognisi, yaitu pemahamannya terhadap kebijakan; dan
c Intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang
dimiliki oleh implementor.
Universitas Sumatera Utara
20
Gambar 1.2 Model Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn
Sumber:Subarsono 2005:99
b. Model Edward