Metode-metode pengolahan kimiawi: TINJAUAN PUSTAKA

berhasil. Flokulasi dan pengendapan dilaksanakan dalam suatu tangki tunggal yang bersekat pembagi Linsley, 1991. 7. Filtrasi Filter yang biasa terdiri dari selapis pasir, atau pasir dan tumbukan batubara yang ditunjang di atas suatu tumpukan kerikil. Suatu lapisan pasir setebal 24-30 inci 60-75 cm dengan ukuran butir yang seragam bergaris tengah 0,35-0,45 mm memberikan hasil yang baik. Pasir itu biasanya diletakkan di atas suatu lapisan kerikil setebal 12-18 inci 30-45 cm yang butir-butirnya tersusun menurut besarnya. Suatu lapisan batubara antrasit batubara yang keras dan mengkilat kadang-kadang dipergunakan di dalam filter Linsley, 1991.

b. Metode-metode pengolahan kimiawi:

Koagulasi dan disinfeksi adalah merupakan proses yang paling umum dipergunakan dalam pengolahan air. Pelembutan presipitasi, pertukaran ion, adsorpsi dan oksidasi kimiawi dipergunakan bila kondisi setempat menuntut demikian. 1. Koagulasi Bila bahan-bahan padat terapung di dalam air ukurannya halus atau koloidal, sering dipergunakan bahan-bahan kimia untuk menghilangkan benda- benda terapung dengan lebih sempurna. Koagulan bereaksi dengan air dan partikel-partikel yang membuat keruh untuk membuat endapan flokulan. Selama flokulasi masing-masing partikel kumpulan diubah menjadi partikel-partikel yang lebih besar pada waktu bertumbukan satu sama lain. Partikel-partikel yang lebih besar mempunyai kerapatan yang cukup untuk memungkinkan pembuangannya Universitas Sumatera Utara dengan cara pengendapan gravitasi. Koagulan yang paling dikenal adalah alum Al 2 SO 4 3 .18H 2 O yang bereaksi dengan alkalinitas di dalam air untuk membentuk kumpulan alumunium hidroksida, sesuai dengan persamaan sebagai berikut: Al 2 SO 4 3 . 18H 2 O + 3CaHCO 3 2 → 3CaSO 4 + 2AlOH 3 + 6CO 2 +18H 2 O Bila air tidak mengandung alkalinitas yang diperlukan, maka mungkin perlu ditambahkan kapur CaO atau abu soda Na 2 CO 3 disamping alum untuk memperoleh flokulasi yang tepat. Silika yang diaktifkan kadang-kadang ditambahkan ke air untuk menjadi inti bagi pembentukan kumpulan. Dosis alum yang biasa adalah 10 hingga 40 mgl kira-kira 75 hingga 300 lb per juta gallon. Jumlah bahan kimia pelengkap yang digunakan tergantung pada sifat air. Ferro sulfat FeSO 4 dan ferri klorida FeCl 3 juga dipergunakan sebagai koagulan. Bahan ini membentuk endapan hidroksida besi. Garam ferro membutuhkan kapur sebagai bahan kimia pelengkap, kalau tidak garam ferro harus diubah ke dalam bentuk ferri dengan menambahkan klorin Linsley, 1991. 2. Disinfeksi Lebih dari 50 bakteri yang berbahaya di dalam air akan mati dalam waktu 2 hari dan 90 akan mati pada akhir 1 minggu. Klorin telah terbukti merupakan disinfeksi yang ideal. Bila dimasukkan ke dalam air akan mempunyai pengaruh yang segera dan membinasakan banyak makhluk mikroskopis Linsley, 1991. Dua jenis reaksi akan terjadi bila klorin dimasukkan ke dalam air, yaitu hidrolisis dan ionisasi. Reaksi hidrolisis adalah Cl 2 + H 2 O → HOCl + Cl - + H + Gas klorin asam hipoklorit Universitas Sumatera Utara Reaksi ionisasi adalah HOCl → OCl - + H + Asam hipoklorit ion hipoklorit Karena klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif daripada ion hipoklorit, maka disinfeksi dengan klorin akan paling efektif pada nilai-nilai pH yang asam. Klorin cair didapat dalam wadah-wadah bertekanan dan dimasukkan kedalam air melalui suatu klorinator. Klorinator kecil memasukkan gas tersebut secara langsung ke dalam air, sedangkan klorinator besar biasanya melarutkan gas di dalam air, kemudian mengisi larutan itu. Klorinator harus dijaga pada suhu 70ºF 21ºC untuk mencegah kondensasi gas klorin di pipa-pipa pengisian Linsley, 1991. Air yang mengalami disinfeksi cukup baik setelah melalui proses klorinasi selama 10 menit akan menghasilkan residu klorin bebas sebanyak 0,2 mgl. Klorin akan sangat efektif bila pH air rendah Linsley, 1991. Disinfeksi adalah usaha untuk mematikan mikroorganisme yang masih tersisa dan menyediakan klorin sisa. Sisa klor yang terlalu kecil tidak dapat diandalkan untuk tujuan penyimpanan dan keamanan konsumen Joko, 2010. Sedangkan sisa klor yang terlalu besar dapat menimbulkan bau tidak enak pada air dan berbahaya bagi kesehatan Chandra, 2006. Bila persediaan air mengandung fenol, penambahan klorin ke air akan mengakibatkan rasa yang kurang enak akibat pembentukan senyawa klorofenol. Rasa ini dapat dihilangkan dengan menambahkan amoniak sebelum klorinasi. Universitas Sumatera Utara Campuran klorin dan ammonia membentuk kloramin, yang merupakan disinfektan, namun tidak seefektif hipoklorit Linsley, 1991. Klorinasi akhir, yaitu pemakaian klorin setelah pengolahan, merupakan metode yang umum. Klorinasi awal, yaitu pemakaian klorin sebelum pengolahan, akan menyempurnakan koagulasi, mengurangi beban filter dan mencegah tumbuhnya ganggang. Klorinasi awal dan akhir sering dipergunakan bersama- sama sehingga meninggalkan residu besar yang berlebihan superklorinasi sering dipergunakan untuk menghilangkan rasa dan bau tertentu. Superklorinasi harus diikuti dengan deklorinasi yang biasanya berupa pengolahan dengan sulfur dioksida atau dengan melewatkan air yang bersangkutan melalui suatu filter butiran karbon yang diaktifkan Linsley, 1991.

c. Metode-metode Pengolahan Khusus: