Perubahan Pada Landek

5.5 Perubahan Pada Landek

Pada dasarnya, tari atau landek pada suatu kerja, maupun seremonial lainnya dalam masyarakat Karo biasanya selalu diiringi oleh Gendang Kibod. Landek yang dimaksud adalah menari secara berhadapan antara dua kelompok tertentu. Konsep landek berhadap-hadapan dalam aktivitas menari Karo terbagi atas dua bentuk, yaitu landek adat dan landek hiburan.

Dalam landek adat, kelompok sukut (kelompok yang mengadakan kerja) dan salah satu pihak kekerabatan yang turut serta dalam kerja tersebut yang melakukan landek dengan cara berhadap-hadapan. Masing-masing kelompok merupakan laki- laki perempuan yang merupakan suami istri. Sedangkan dalam landek hiburan, yang landek berhadap-hadapan adalah kelompok singuda-nguda dan kelompok anak perana yang dilakukan dengan berpasang-pasangan. Masing-masing kelompok akan berjumlah persis sama, tapi dalam landek adat, tidak memperhatikan kesamaan jumlah antara kedua kelompok.

Repertoar yang digunakan dalam landek adat adalah gendang simalungen rayat yang pada dasarnya adalah musik insrumentalia. Sementara itu, dalam landek hiburan komposisi yang digunakan adalah lagu-lagu populer daerah Karo, dan dinyanyikan oleh seorang Perkolong-kolong

Gaya menari dalam gendang adat pada umumnya dilakukan dengan menari di tempat (tidak bergerak secara maju atau mundur dari posisi awal bediri). Walaupun bergerak biasanya hanya sebagian kecil (kelompok sukut). Sementara itu, tarian hiburan hampir selalu menari dengan cara maju, mundur, berputar, jongkok secara berpasangan laki-laki perempuan.

Dengan munculnya Gendang Kibod, aktivitas menari pada masyarakat Karo mengalami perubahan yang cukup signifikan, yaitu terjadinya percampuran antara konsep menari adat dan konsep menari hiburan. Setidaknya hal tersebut dapat dilihat di dalam tiga hal yaitu:

1. dalam konteks upacara adat, muncul sebuah istilah “gendang langadat tapi di terosi” maksudnya : dalam sebuah upacara disajikan sebuah gendang yang tidak terikat dengan konteks adat atau bukan sebagai kebutuhan adat tapi hanya 1. dalam konteks upacara adat, muncul sebuah istilah “gendang langadat tapi di terosi” maksudnya : dalam sebuah upacara disajikan sebuah gendang yang tidak terikat dengan konteks adat atau bukan sebagai kebutuhan adat tapi hanya

2. Koposisi musik yang digunakan dalam mengiringi tarian terdiri dari dua bagian (Gendang salih) sehingga setiap pasang menari akan menari dengan gerakan bebas pada bagian kedua (bagian terakhir) dari Gendang salih tersebut.

3. Urutan menari memang masih mengikuti tata cara menari adat Karo (gendang adat ), namun komposisi yang mengiringinya sebagian besar bukan gendang simalungen rayat , namun lagu-lagu populer daerah Karo, atau lagu dari luar etnis Karo. Selain perubahan komposisi lagu pengiring tarian diatas, dalam tarian adat yang diiringi oleh Gendang Kibod, salah satu penari biasanya akan menyanyi juga. Disebut “biasanya” karena hampir selalu ada yang ingin menyanyi walaupun beberapa diantara yang ingin menyanyi tersebut, secara musikal tidak dapat mengikuti irama Gendang Kibod serta tonalitas dari musik yang mengiringinya.

Perubahan merupakan hal yang wajar dalam suatu perkembangan kebudayaan, namun membandingkan landek sebagai aktivitas masyarakat Karo dalam dua jenis iringan musik serta dua masa yang berbeda, yaitu Gendang Lima

Sendalanen pada waktu puluhan tahun yang lalu dengan Gendang Kibod dalam kurun waktu sekitar sepuluh tahun sekarang ini tergambar suatu hal yang sangat kontradiktif.

Pada kerja dengan iringan Gendang Lima Sendalanen, keinginan masyarakat Karo dalam landek, apalagi rende, sangat sedikit. penyebabnya adalah Gendang Lima Sendalanen sudah jarang digunakan pada kerja adat. Setelah Gendang Kibod sering digunakan dalam Gendang guro-guro aron, aktivitas landek pada masyarakat Karo umumnya menjadi sangat banyak. Indikatornya adalah semakin seringnya kerja adat menyertakan Gendang Kibod dalam pelaksanaan upacaranya, maka aktivitas landek pada masyarakat Karo menjadi semakin banyak karena pemakaian Gendang Kibod dalam suatu kerja adalah untuk mengirigi aktivitas landek (terlepas dari landek adat atau landek hiburan).