Kulcapi dalam Ensambel Gendang Lima Sendalanen

3.2.1 Kulcapi dalam Ensambel Gendang Lima Sendalanen

Pada awal tahun 1980, seorang musisi tradisional Karo, yaitu Jasa Tarigan melakukan eksperimen dengan menggabungkan alat musik Kulcapi dengan Gendang Lima Sendalanen dalam seni pertunjukan tradisional masyarakat Karo, yaitu Gendang guro-guro aron . Awalnya, Kulcapi adalah alat musik pembawa melodi Pada awal tahun 1980, seorang musisi tradisional Karo, yaitu Jasa Tarigan melakukan eksperimen dengan menggabungkan alat musik Kulcapi dengan Gendang Lima Sendalanen dalam seni pertunjukan tradisional masyarakat Karo, yaitu Gendang guro-guro aron . Awalnya, Kulcapi adalah alat musik pembawa melodi

Selanjutnya, dengan kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya, Jasa Tarigan menggabungkan instrumen Kulcapi dengan Gendang Lima Sendalanen dalam konteks Gendang guro-guro aron. Dalam hal ini Kulcapi dimainkan secara bergantian dengan Sarune sebagai alat musik pembawa melodi. Pergantian alat musik ini juga tidak bersifat permanen dalam satu pertunjukan Gendang guro-guro aron, karena dalam setiap pertunjukannya, kedua instrumen tersebut tetap akan dibawa dan penggunaannya dimainkan secara berganti-gantian dalam membawakan melodi lagu.

Dengan digunakannya Kulcapi sebagai pembawa melodi dalam Gendang Lima Sendalanen , maka konsep atau terminologi Gendang Lima Sendalanen sebagai suatu ensambel musik tradisional Karo menjadi rancu, karena di depan telah dijelaskan bahwa Gendang Lima Sendalanen terdiri dari instrumen: Sarune, Gendang singanaki, Gendang singindungi , Penganak dan Gung, sementara Kulcapi memiliki ensembel dan konteks tersendiri, yaitu Gendang telu sendalanen dan konteksnya adalah Erpangir ku lau.

Agar lebih memudahkan penulisan, dalam tulisan ini penulis menggunakan istilah Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi untuk menyebutkan percampuran antara Kulcapi dengan Gendang singanaki, gendang singindingi, Penganak dan

Gung (Gendang Lima Sendalanen). Artinya, secara ensambel tetap merupakan ensambel Gendang Lima Sendalanen sementara Kulcapi hanya sebagai tambahan instrumen.

Kemudian, sekitar tahun 1970an, sebelum Kulcapi digabungkan dengan Gendang Lima Sendalanen dalam konteks Gendang guro-guro aron, lagu-lagu diluar lagu tradisi Karo sudah mulai digunakan, seperti lagu: Seringgit si dua Kupang, Mak Inang (lagu tradisi melayu) dan lain-lain. Selanjutnya ketika Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi hadir dan memainkan lagu-lagu tersebut, orang-orang yang mendengar merasa lebih senang. Selain itu lagu-lagu pop daerah Karo yang biasanya dimainkan group band Karo, juga dapat dimainkan dengan baik menggunakan Kulcapi sebagai pembawa melodi. Secara tidak langsung penggunaan Kulcapi tersebut mendapat perhatian lebih dari masyarakat Karo, khususnya kalangan muda- mudi. Oleh karena itu, Gendang guro-guro aron dengan iringan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi menjadi semakin sering dipertunjukkan oleh masyarakat Karo, dari kelompok singuda-nguda dan anak perana yang berada di pedesaan, sampai anak perana singuda-nguda yang berada di kota Medan.

Seiring dengan itu, Jasa Tarigan sebagai pembawa perubahan dalam ensambel tradisional Karo tersebut, tentunya mendapat banyak pesanan untuk bermain dalam konteks Gendang guro-guro aron, tidak hanya terbatas di wilayah Sumatera Utara, namun kadang-kadang komunitas masyarakat Karo di perantauan seperti di kota Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota lainnya juga secara khusus Seiring dengan itu, Jasa Tarigan sebagai pembawa perubahan dalam ensambel tradisional Karo tersebut, tentunya mendapat banyak pesanan untuk bermain dalam konteks Gendang guro-guro aron, tidak hanya terbatas di wilayah Sumatera Utara, namun kadang-kadang komunitas masyarakat Karo di perantauan seperti di kota Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota lainnya juga secara khusus

Karena seringnya Gendang guro-guro aron yang dilaksanakan menggunakan Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi hasil kreativitas Jasa Tarigan ini, maka lambat laun, beberapa seniman tradisional Karo mulai mengikuti apa yang dilakukan Jasa Tarigan tersebut. Karena pada masa itu hanya sedikit orang Karo yang menguasai tehnik permainan Kulcapi, maka beberapa seniman Karo khususnya dari kalangan pemuda berusaha mempelajarinya kembali.

Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan instrumen Kulcapi ini menjadi begitu menarik bagi masyarakat Karo khususnya anak muda dalam kontaks Gendang guro-guro aron, seperti yang penulis ketahui, biasanya Kulcapi dimainkan oleh kalangan orang tua yang telah berumur di atas 50 tahun, sementara seniman (sierjabaten) dalam Gendang guro-guro aron biasanya lebih banyak melibatkan orang-orang yang lebih muda, hal ini disebabkan karena jenis komposisi musik yang ditampilkan sangat berbeda. Karena ini adalah acara muda-mudi, maka Sierjabaten dalam Gendang guro-guro aron harus tau memainkan berbagai lagu muda-mudi yang bersifat percintaan dan lain-lain, oleh sebab itu kalangan seniman khususnya Penarune (pemain Sarune) atau PerKulcapi (pemain Kulcapi) yang telah berusia lanjut biasanya banyak yang tidak mampu menguasai lagu muda-mudi yang bersifat percintaan tersebut maupun lagu-lagu yang baru muncul.

Di sisi lain, peran Sarune dan Kulcapi (dalam Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi ) dalam membawakan melodi lagu (komposisi) tradisional Karo

Hasil wawancara penulis dengan Jasa tarigan 25 – 02 - 2010.

merupakan suatu fenomena baru, hal itu disebabkan antara lain karena kedua alat tersebut memiliki karakter yang berbeda, Sarune adalah alat tiup sementara Kulcapi alat musik petik. Sarune tidak dapat di-tuning tinggi rendah nadanya, sementara Kulcapi dapat dengan mudah di-tuning, oleh karena itu secara tidak langsung hal itu menyebebkan keterbatasan Sarune dalam membawakan lagu-lagu pop Karo dibandingkan Kulcapi.

Selain itu, Kulcapi mampu menghasilkan nada-nada “mendekati” tangga nada diatonis mayor dan tangga nada diatonis minor. Pengertian “mendekati” dalam hal ini adalah nada-nada yang dihasilkan Kulcapi sebenarnya tidak persis sama dengan tangga nada diatonis, karena alat musik Kulcapi dibuat berdasarkan prinsip tradisi musik Karo, tanpa mengacu kepada alat musik barat pada umumnya. Namun, Kulcapi dapat memainkan melodi lagu-lagu pop Karo dan lagu-lagu Indonesia, terutama lagu-lagu dangdut yang biasanya hadir dalam pertunjukan Gendang guro- guro aron .

Kemudian, harmoni bunyi yang ditimbulkan Kulcapi juga cukup mempengaruhi minat pendengar dan penari karena Kulcapi memiliki dua buah senar dengan fret di neck (leher)nya, ini memudahkan kulcapi menghasilkan interval- interval harmonis seperti interval 3M (Ters Mayor), 3m (Ters minor), 4P (Kwart Perfect ) dan interval-interval yang lain, Interval-interval harmonis tersebut dimainkan sebagai iringan (mirip blocking chord dalam musik populer) ketika Perkolong-kolong bernyanyi, sehingga menimbulkan suasana yang sangat berbeda dengan iringan Gendang Lima Sendalanen.

Perlu diketahui juga, bahwa pembentukan harmoni yang dihasilkan Jasa tarigan melalui permainan Kulcapinya di atas, merupakan sebuah harmoni baru Perlu diketahui juga, bahwa pembentukan harmoni yang dihasilkan Jasa tarigan melalui permainan Kulcapinya di atas, merupakan sebuah harmoni baru

pola permainan yang mengikuti alur Gung 8 . Perbedaan lainnya adalah, Sarune sebagai pembawa melodi dalam Gendang

Lima Sendalanen tidak pernah dimainkan ketika Perkolong-kolong sedang menyanyi, sementara Kulcapi, selain sebagai pembawa melodi, dapat pula digunakan sebagai pengiring ketika Perkolong-kolong bernyanyi. Artinya, walaupun tidak penuh, interval yang dihasilkan Kulcapi tersebut sudah mendekati interval sebuah akord (chord), seperti iringan lagu/vocal dalam musik Barat. Sementara Sarune tidak bisa melakukannya.

Penyesuaian nada dasar atau tonalitas dengan Perkolong-kolong juga dapat dilakukan oleh Kulcapi, sehingga terdapat kesamaan nada dasar dalam setiap lagu. Hal tersebut bisa terjadi karena PerKulcapi dapat melaras Kulcapinya untuk penyesuaian wilayah nada suatu lagu yang dapat dinyanyikan oleh Perkolong- kolong , hal ini tentunya memudahkan Perkolong-kolong. Sebaliknya, Perkolong- kolong dalam iringan Gendang Lima Sendalanen harus menyesuaikan nada suaranya dengan Sarune sebagai intrumeen pembawa melodi, walaupun tak jarang Perkolong- kolong menyanyi tanpa mengindahkan persamaan tonalitas dengan nada dasar Sarune.

Di sisi lain, memang ada juga semacam kreativitas dari seniman tradisional Karo untuk memainkan secara bersama-sama – Kulcapi, sarune dan Gendang Lima Sendalanen - dalam satu komposisi lagu, yaitu PerKulcapi dan Penarune bersama-

Ranggut : Susunan pola yang pas pada tempatnya. 8 Hasil wawancara dengan Kumalo Tarigan 13/3/2010 Ranggut : Susunan pola yang pas pada tempatnya. 8 Hasil wawancara dengan Kumalo Tarigan 13/3/2010

Selanjutnya diantara tahun 1985 sampai dengan tahun 1989, Jasa Tarigan mulai memunculkan nuansa baru lagi dalam ensambel Gendang Lima Sendalanen Plus Kulcapi- nya. Jasa Tarigan sambil memainkan Kulcapi juga kadang-kadang memukul-mukul (dengan tangannya) kotak resonator Kulcapi-nya tersebut sehingga menimbulkan bunyi lain yang sebelumnya tidak pernah terdengar dalam ensambel tersebut. Pola pukulan yang dilakukannya mengikuti pola dasar bunyi Gendang singindungi.

Dengan demikian, Kulcapi sebagai alat musik petik pembawa melodi, juga sekaligus digunakan sebagai penghasil bunyi-bunyi ritmis melalui pukulan tangan ke kotak resonator Kulcapi tersebut. Efek musikal yang ditimbulkan dari pukulan ritmis Kulcapi tersebut menarik perhatian masyarakat Karo untuk menonton Gendang guro-guro aron , terutama dari kelompok singuda-nguda dan anak perana (muda- mudi).

Tidak puas dengan efek pukulan tangan terhadap badan Kulcapi, Jasa Tarigan juga terkadang memukul benda-benda yang ada di sekitarnya (di sekitar tempat duduk pemain musik), seperti teko (tempat air minum sierjabaten), dan hardcase (box tempat penyimpanan) Kulcapi, sehingga menimbulkan berbagai efek bunyi ritmis.

Kalau dilihat dari sudut pandang yang lain, sepertinya kreativitas-kreativitas Jasa Tarigan dalam beberapa hal, seperti menggabungkan alat musik Kulcapi dalam Gendang Lima Sendalanen , memunculkan bunyi-bunyi perkusi dari beberapa benda Kalau dilihat dari sudut pandang yang lain, sepertinya kreativitas-kreativitas Jasa Tarigan dalam beberapa hal, seperti menggabungkan alat musik Kulcapi dalam Gendang Lima Sendalanen , memunculkan bunyi-bunyi perkusi dari beberapa benda