Selain itu menurut Crawford yang dikutip oleh Ishak 2006 kebutuhan informasi bergantung pada kegiatan pekerjaan, dsiplin ilmu, tersedianya
berbagai fasilitas, jenjang jabatan individu, faktor mitivasi terhadap kebutuhan informasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan
untuk mendapatkan informasi yang tepat, kebutuhan untuk melakukan penemuan baru
p. 93
. Kemudian Kurnia 2013 juga menambahkan tentang faktor dasar yang
mempengaruhi kebutuhan informasi seseorang yaitu : 1.
Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan pemenuhan
kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari
biasanya.
2. Hubungan Keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak
adarasa curiga, dan lain-lain.
3. Konsep Diri.
Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan wholeness
bagi seseorang. Konsep diri yang sehat menghasilkan perasaan positif tentang diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah
berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Tahap Perkembangan.
Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki kebutuhan dasar yang
berbeda, baik kebutuhan psikologis, biologis, sosial, maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh juga mengalami proses
kematangan dengan aktivitas yang berbeda.
Berdasarkan uraian dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa faktor seseorang membutuhkan informasi yaitu karena adanya kebutuhan di dalam diri
seseorang yang harus dipenuhi untuk menambah informasi atau pengetahuannya dan adanya perbedaan karakter dari masing-masing individu yang berfikir bahwa
informasi itu sangat diperlukan atau tidak bagi kelangsungan hidupnya.
2.2.4 Analisis Kebutuhan Informasi
Seseorang terkadang sulit menganalisis kebutuhan informasi yang dibutuhkannya. Hal ini disebabkan karena begitu banyak kebutuham manusia
yang harus di penuhi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak 2006 kebutuhan informasi seseorang sulit untuk didefinisikan dan diukur karena melibatkan proses kognitif
dengan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Juga sulit untuk membedakan kapan kebutuhan itu disadari dan bagaimana kebutuhan itu diungkapkan
p. 91
. Selanjutnya menurut Hiller yang dikutip oleh Ishak 2006 kebutuhan
informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui antara lain: a
Siapa pemakai potensial perpustakaan. b
Apa yang mereka pelajari dan teliti. c
Sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan.
d Bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan
yang ada di perpustakaan. e
Bagaimana mereka menggunakan sumbr informasi dan perpustakaan. f
Bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan
p. 91
. Kemudian ditambahkan dengan pendapat dari Mala 2010 tentang analisis
kebutuhan informasi karyawan pada perusahaan yaitu : 1.
Informasi kebutuhan tenaga kerja. 2.
Informasi kinerja karyawan. 3.
Informasi sejarah pelatihan karyawan dan tempat pelatihan dilaksanakan.
4. Informasi perkembangan karyawan.
5. Informasi-informasi yang dibutuhkan tersebut bisa berupa laporan-
laporan maupun berkas berkas. Kebutuhan informasi seseorang terkadang sangat sulit untuk didefinisikan
atau diungkapkan karena seseorang juga tidak mengetahui informasi seperti apa yang ia butuhkan dalam hidupnya, hal ini disebabkan karena seseorang bingung
atau tidak tahu arah mengenai informasi yang ingin diketahuinya.
2.2.5 Identifikasi Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi pemakai selalu berubah-ubah dan berkembang sehingga sulit untuk menentukannya secara tepat. Identifikasi kebutuhan
informasi merupakan langkah awal dalam menentukan jenis informasi apa yang yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Informasi yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna akan tergantung pada keberhasilan dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
identifikasi kebutuhan informasi. Identifikasi kebutuhan informasi yang tidak tepat sudah pasti menghasilkan informasi yang tidak berguna.
Identifikasi kebutuhan informasi adalah sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan diinginkan pengguna. Dalam proses
identifikasi kedua belah pihak terlibat aktif pada tahap ini. Informasi yang diperoleh dari pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan
pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu lengkap, detail,
dan benar. Lengkap, artinya semua informasi yang diharapkan pengguna didapatkan oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, adalah informasi yang
terkumpul terinci sampai hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang diperoleh harus benar, bukan benar menurut identifikator tetapi benar dan sesuai
dengan apa yang dimaksud pengguna. Secara lebih spesifik, Saracevic 1988 menyatakan bahwa
mengidentifikasi tentang kebutuhan informasi harus memperhatikan faktor berikut:
1. Persepsi seseorang tentang masalah yang sedang ia hadapi. Jika kita ingin
meneliti kebutuhan informasi, sebaiknya kita juga meneliti bagaimana para responden melihat mempersepsi hal-hal yang berkait dengan
kebutuhannya.
2. Rencana seseorang dalam penggunaan informasi. Ketika seseorang
membutuhkan informasi, sedikit banyak ia juga sudah punya ancang- ancang tentang kegunaan informasi itu.
3. Kondisi pengetahuan seseorang yang relevan dengan kebutuhannya. Ini
adalah unsur penting untuk melihat seberapa besar “gap” yang ada di benak seseorang; antara apa yang sudah diketahuinya tentang Paris dan
apa yang belum diketahuinya. Wajarlah jika gap ini akan berbeda-beda di setiap orang.
4. Dugaan seseorang tentang ketersediaan informasi yang dibutuhkannya. Ini
adalah unsur yang berkaitan dengan unsur keempat dalam model Taylor di atas. Seseorang selalu punya bayangan tentang sumber informasi yang
tersedia di sekitarnya
p. 39
. Beberapa ahli lain juga membahas tentang identifikasi kebutuhan
informasi seperti Prawati 2003 menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan:
Universitas Sumatera Utara
a Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan
informasi yang mutakhir b
Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang dibutuhkannya sehari-hari.
c Exchaustive approach, yaitu kebutuhan akan informasi secara
menyeluruh d
Catching up approach, yaitu kebutuhan akan informasi yang cepat dan singkat “.
Selanjutnya, Chowdurry 1991 menyatakan sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain:
a Mempunyai konsep yang relatif.
b Berubah pada periode tertentu
c Berbeda antara orang dengan orang lain
d Dipengaruhi oleh lingkungan
e Sulit diukur secara kuantitas
f Sulit diekspresikan
g Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi.
Dari berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sulit untuk mengindetifikasi kebutuhan informasi seseorang, hal ini dikarenakan dengan
beraneka ragamnya kebutuhan informasi seseorang membuat informasi yang dibutuhkan itu selalu berubah-ubah sesuai bertambahnya wawasan serta
keingintahuan seseorang akan informasi
2.2.6 Karakteristik Kebutuhan Informasi