Universitas Indonesia
2.2 Agama dan Religiusitas
2.2.1. Pengertian Agama
Agama religion didefinisikan berbeda-beda oleh sejumlah pakar. Kata ”religi” berasal dari bahasa latin religio yang merupakan akar kata dari religare—
yang berarti mengikat dalam Daud Muhammad, 2005. Religion dalam istilah Eropa diartikan sebagai hubungan yang mengikat antara diri manusia dengan hal-
hal di luar manusia, yaitu Yang Maha Tinggi, Yang Maha Mandiri, Yang Maha Mutlak ialah Tuhan Nihayah, 2001. Selain itu, masih banyak definisi yang
diajukan oleh para ahli, antara lain yang dikemukakan oleh James dalam Spilka et al., 2003 p.247, ”The feelings, act, and experiences of individual men in their
solitude so far as they apprehend themselves to stand in relation to whatever they may consider the divine”. Dan menurut Thoules 1992 yang mendefinisikan
agama sebagai sikap atau cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencakup acuan yang menunjukan lingkungan lebih luas daripada lingkungan dunia fisik
yang terikat ruang dan waktu –the spatio temporal physical word- yakni dunia spritual.
Beragamnya definisi agama ini disebabkan karena setiap individu cenderung memahami agama menurut ajaran agamanya sendiri. Hal tersebut juga
ditambah oleh kenyataan agama yang ada didunia amat beragam. Namun Daud, Muhammad 2005 mengatakan bahwa ada segi-segi agama yang sama, sehingga
dapat dibuat rumusan umum mengenai definisi agama, yakni agama ialah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan
dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu. Definisi inilah
yang dinilai peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
2.2.2 Pengertian Religiusitas
Mangunwijaya dalam Nihayah, 2001 membedakan antara istilah agama religi dengan istilah religiusitas. Agama menunjuk pada aspek formal yang
berkaitan dengan aturan dan kewajiban-kewajiban; sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati oleh individu dalam hati. Dalam
Miracle et al., 2003 religiusitas diartikan sebagai kualitas religius, kesalehan
Hubungan Antar..., Akses Tri Handayani, F.PSI UI, 2008
Universitas Indonesia
yang lebih dari biasanya, ditambahkan pula religiusitas ialah kepercayaan yang kuat serta kehadiran individu di acara-acara keagamaan. Piedmont dalam
Lefkowitz, 2004 mendefinisikan religiusitas sebagai “Being concerned with how one’s experience of transcendent being shaped by, and expressed through, a
community or social organization”. Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan bahwa religiusitas merupakan penghayatan individu terhadap agama yang dianutnya. Penghayatan individu tersebut akan berpengaruh terhadap sikap,
perilaku, tindakan dan pandangan hidupnya.
2.2.3 Dimensi-dimensi Religiusitas