Pembahasan dan Diskusi Mineralisasi

3.3. Pembahasan dan Diskusi

Batuan induk mineralisasi Host rock dari kedua daerah uji petik adalah bataun lava andesitik dan tufa breksi andesitik Formasio Painan, yang telah mengalami ubahan propilitik, argilik sampai filik dan tersilisifikasi, serta terpotong urat-urat kuarsa. Terobosan batuan granitik yang terjadi pada batuan vulkanik andesitik tua dari Formasi Painan diindetifikasikan sebagai heat source atau sumber panas yang mengakibatkan terjadinya proses hidrotermal. Magma menerobos batuan melalui celah-celah sesar atau rekahan pada kondisi temperatur dan tekanan tertentu mengakibatkan terbentuknya zona ubahan pada batuan induk lava andesitik dan tufa yang berperan sebagai host rock. Untuk daerah Teratak Tempatih rekahan-rekahan dan patahan geser dextral dan sinistral yang ditafsirkan berperan sebagai channel way dari sistem pembentukan mineralisasi. Sedangkan mineralisasi di daerah Lubuk Selasih, diduga dikontrol oleh sesar Normal yang ditafsirkan sebagai sesar basement yang teraktifkan, sehingga mengakibatkan terbentuknya rekahan-rekahan dan patahan geser menganan. Jenis ubahan sesuai hasil analisis terdiri dari: propilitik, argilik-filik, sampai filik, yang terbentuk pada ph 4 –7, termasuk dalam kelompok Kalk-Silikat, kelompok Illit-Kaolin, dan kelompok Illit, menurut GJ Corbett dan TM Leach 1996. Munculnya mineral ubahan illit-kaolinit-halloysit-kalsit merupakan mineral yang terbentuk pada temperatur rendah 120°- 220°C menurut Reyes 1990 dalam Hydrothermal System In Volcanic Arc, oleh Hedenquist 1996. Hal ini menunjukkan adanya proses epithermal pada pembentukan mineralisasi di daerah ini. Dan sesuai mineral alterasinya, menurut Thompson 1996, termasuk pada lingkungan Epitermal low Sulphidation, didukung dengan ditemukan float urat kuarsa mengandung adularia dan pirit, di hulu S. Air Batangjalamu. Di daerah Lubuk Selasih pada conto batuan terubah, munculnya mineral klorit-aktinolit-epidot, menandakan adanya proses metasomatik kontak yang ditafsirkan akibat intrusi granit. Selain itu juga muncul mineral ubahan: halloysit-kaolinit-illit–mon-morillonit-epidot-biotit, yang menurut Reyes 1990 terbentuk pada suhu 150°C sampai 320°C, menunjukkan bahwa proses ubahan terbentuk pada sistem epitermal - mesotermal. Proses metasomatik kontak yang menghasilkan mineralisasi salah satunya adanya bijih besi di daerah Tambang Besi, Lubuk Selasih. Batuan induk mineralisasi ini ditafsirkan berupa batugamping dari sing-kapan di hulu Sungai Batukaro. Batuan sam-ping mineralisasi ini terdiri dari lava andesitik teralterasi kaolinitisasi, propilitik dan limoni-tik, yang mengandung bijih magnetit tebal 25 cm banded menurut Crown, 1991. Mineral-isasi bijih besi ini ditafsirkan merupakan tipe Skarn, yang terjadi dengan proses replace-ment pada batugamping klastik atau tipe metasomatik. Selain itu juga adanya mineral ubahan pada batuan samping berupa epidot-aktinolit-kalsit yang merupakan mineral meta-morfosa kontak. Paragenesa mineral bijih di daerah Teratak Tempatih, pada zona mineralisasi daerah Sungai Air Semuang : Pirit-Kalkopirit -Sfalerit-Kovelit-Oksida besi, yang terbentuk pada kisaran temperatur rendah sampai sedang 160 C–320 C, pada pH larutan netral menurut Reyes 1990. Paragenesa mineral bijih dari daerah zona mineralisasi Au, Ag, Cu, Pb, Zn di Sungai Tambang, yaitu: Pirit–Kalkopirit-Sfalerit-Galena-Oksidabesi, yang menurut Reyes, 1990 terbentuk pada kisaran temperatur rendah sampai sedang 220 C– 320 C dengan pH larutan netral. Berdasarkan tipe mineralisasi, para-genesa mineral bijih dan jenis mineral ubahannya, maka Model endapan mineralisasi di kedua daerah uji petik diinterpretasikan: 1 Mineralisasi logam dasar Cu,Pb,Zn di daerah Teratak Tempatih ditafsirkan termasuk model endapan epitermal Low Sulphidation tipe cebakan sulfida umum menurut Hedenquist 1987, GJ Corbet TM Leach 1996, dan Thompson 1996 2 Mineralisasi emas dan logam dasar Au,Ag dan Cu,Pb,Zn di daerah Lubuk Selasih ditafsirkan termasuk model endapan epitermal tipe urat dan bijih sulfida menurut Hedenquist 1987, dan GJ Corbett dan TM Leach 1996. 3 Mineralisasi Besi dan Emas S. Batukaro, ditafsirkan termasuk model endapan metasomatik atau tipe Skarn. 3.4. Neraca Sumber Daya Mineral 3.4.1. Potensi Bahan Galian Kab. Solok