WILAYAH, TATA CARA PENETAPAN DAN PEMUNGUTAN TATA CARA PEMBAYARAN

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan atas tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.

BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA RETRIBUSI

Pasal 19 1 Struktur tarif retribusi pasar grosir danatau pertokoan ditetapkan sebagai berikut : a. Pengurusan Surat Ijin Menempati Toko SIMT adalah sebagai berikut : 1. Pertokoan Kelas A Rp100.000,­ tahun. 2. Pertokoan Kelas B Rp40.000,­ tahun. 3. Pertokoan Kelas C Rp30.000,­ tahun. b. Retribusisewa atas penggunaan TokoKios ditetapkan sebagai berikut : 1. Pertokoan Kelas A Rp. 10.000,­ m²bulan 2. Pertokoan Kelas B Rp. 4.500,­ m 2 bulan 3. Pertokoan Kelas C Rp. 4.000,­ m 2 bulan c. Pasar ternak : 1. Untuk Ternak Besar Rp5.000Ekor 2. Untuk Ternak Kecil Rp2.500Ekor d. Untuk Tempat Pelelangan Ikan TPI Sebesar Rp10.000,­ dari hasil penjualan per hari. e. Retribusi pasar atas penjualan hasil bumi dan barang lainnya adalah Rp300,­m 2 hari. 2 Tarif retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 5 lima tahun sekali.

BAB VII WILAYAH, TATA CARA PENETAPAN DAN PEMUNGUTAN

Pasal 20 Wilayah Pungutan Retribusi adalah Wilayah Kabupaten Bima. Pasal 21 1 Pungutan retribusi tidak dapat diborongkan; 2 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau karcis pasar; 3 Nilai nominal pada cetakan karcis pasar dapat disesuaikan dengan rata­rata kelas, luas, jenis dan jangka waktu penggunaan tempat oleh subyek retribusi; 4 Pemungutan sebagaimana dimaksud ayat 2 dilaksanakan langsung oleh Satuan Kerja Perangkat SKPD daerah yang ditunjuk; 5 Format Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD tercantum dalam lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini; 6 Format karcis pasar tercantum dalam lampiran VIII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VIII TATA CARA PEMBAYARAN

Bagian Pertama Pembayaran Retribusi Pasal 22 1 Pembayaran retribusi harus dilakukan di kas daerah atau di tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan Surat Tanda Setoran STS; 2 Dalam hal pembayaran yang dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke kas daerah selambat­lambatnya 1 satu hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut diterima; 3 Format Surat Tanda Setoran STS tercantum dalam lampiran IX yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Bagian Kedua Pembayaran, Pengangsuran dan Penundaan Retribusi Pasal 23 1 Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai dan lunas; 2 Bupati Bima dapat memberi ijin kepada wajib retribusi untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan; 3 Sebelum diberikan ijin mengangsur atau menunda pembayaran retribusi, wajib retribusi akan diklarifikasi alasannya oleh pejabat SKPD yang ditunjuk; Pasal 24 1 Wajib retribusi yang dianggap layak akan dikabulkan permohonan penundaan atau angsurannya, sedangkan yang tidak layak wajib melunasi retribusinya; 2 Nilai angsuran retribusi minimal ¼ satu per empat kali jumlah retribusi ditambah bunga yang harus dibayar; 3 Lama waktu angsuran maksimal 30 tiga puluh hari; 4 Lama waktu penundaan maksimal 60 enam puluh hari. Pasal 25 1 Wajib retribusi yang telah melakukan pembayaran diberikan tanda bukti pembayaran; 2 Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan oleh bendahara penerimaan SKPD dan mempertanggungjawabkannya kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD selaku Bendahara Umum Daerah BUD; 3 Format kuitansi tercantum dalam lampiran X yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini; 4 Format Buku Penerimaan tercantum dalam lampiran XI yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini dengan ukuran kas folio 21 x 32 cm.

BAB IX SANKSI ADMINISTRASI