Latar Belakang Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk obese yang disebabkan penunpukan jaringan adipose secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badam idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya. Sedangkan berat badan berlebih overweight adalah kelebihan berat badan termaksud didalamnya otot, tulang, lemak dan air Provorawati, 2010. Obesitas meningkat pada usia remaja, karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi tinggi lemak, tinggi karbihidrat dimana memiliki gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat multifaktorial baik yang bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psokologis Provorawati, 2010. Dalam 10 tahun terakhir ini, angka prevalensi atau kejadian obesitas diseluruh dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini, 1,6miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan lebih overweight , dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya mengalami obesitas. Kejadian obesitas di negara – negara maju seperti di negara – negara Eropa, Amerika, dan Australia telah mencapai Universitas Sumatera Utara tingkatan epidemi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di negara – negara maju saja, obesitas di beberapa negara berkembang bahkan telah menjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, 70 dan penduduk dewasa Polynesia di Samoa masuk kategori obesitas WHO, 1998. Prevalensi overweight dan obesitas juga meningkat sangat tajam di kawasan Asia – Pasifik. Sebagai contoh, 20,5 dari penduduk Korea Selatan tergolong overweight dan 1,5 tergolong obesitas. Di Thailand, 16 penduduknya mengalami overweight dan 4 mengalami obesitas. Didaerah perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12, pada laki-laki dan 14,4 pada perempuan, sedang di daerah pedesaan prevalensi overweight pada laki- laki dan perempuan masing – masing adalah 5,3 dan 9,8 Inoue, 2000. Di Indonesia, angka prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004, prevalensi obesitas pada anak telah mencapai 11. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3 terdiri dari laki-laki 13,9, dan perempuan 23,8 , sedangkan prevalensi overweight pada anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5 dan pada perempuan 6,4. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10 pada anak usia 5 -17 tahun SUSENAS, 2004. Pada awalnya, obesitas tidak dianggap sebagai penyakit serius oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO, karena obesitas diasumsikan hanya terdapat pada komunitas masyarakat tertentu yang makmur atau sejahtera saja. Universitas Sumatera Utara Saat itu perhatian WHO lebih difokuskan pada masalah kurang gizi di negara berkembang dan para dokter pun menganggap obesitas sebagai masalah kecil, karena penyebabnya adalah ketidak – mampuan dalam mengelola asupan gizi. Pada akhirnya WHO harus mengakui realita di masyarakat bahwa angka prevalensi masalah gizi lebih over-nutrition termasuk obesitas, ternyata lebih banyak terjadi daripada masalah gizi kurang under-nutrition. Saat ini obesitas sudah menjadi penyakit epidemik global yang banyak terjadi pada orang dewasa maupun pada anak-anak James, P,Obesity: A Global Problem. Ideal diri adalah persepsi tentang bagaimana dia harus berperilaku standar, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri Bisri, 1995. Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakini. Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri dan tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar – samar atau kabur, ideal diri akan melahirkan harapan individu terhadap dirinya saat berada ditengah masyarakat dengan norma tertentu Bisri, 1995. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan berminat untuk mengadakan penelitian tentang Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri self – Ideal pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah