2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Ideal Diri
Adapun faktor yang mempengaruhi ideal diri : a.
Kecenderungan individu untuk menetapkan ideal diri pada batas kemampuan
b. Faktor budaya yang mempengaruhi individu yang menetapkan ideal diri.
Standar yang terbentuk ini kemudian akan dibandingkan dengan standar kelompok teman
c. Ambisi dan keinginan untuk sukses dan melampaui orang lain, kebutuhan
yang realistis, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri Mubarak Chayatin, 2006.
Semua faktor diatas mempengaruhi individu dalam menetapkan ideal diri. Individu yang mampu berfungsi, akan mendemostrasikan kesesuain antara
persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan dapat apa yang ingin ia inginkan. Ideal diri hendaknya tidak terlalu tinggi, akan tetapi masih lebih tinggi dari
kemampuan agar tetap menjadi pendorong atau motivasi dala hidupnya. Gangguan ideal diri terjadi karena ideal diri terlalu tinggi, sukar dicapai dan
tidak realistik Riyadi Purwanto, 2009.
C. Obesitas
1. Defenisi obesitas
Obesitas didefenisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan sedikitnya 20 di atas berat badan rata – rata sesuai umur, jenis kelamin, dan
berat badan Mubarak Chayatin, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau berat badan yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir diseluruh dunia
dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara – negara maju ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejak tahun 1998, WHO juga
telah mendeklarasikan obesitas sebagai epidemik global Aryani, 2010.
2. Penilaian status gizi
Beberapa metoda yang telah dibakukan untuk menentukan status gizi adalah sebagai berikut :
a. Tabel Metropolitan Life Insurance Co
Cara menentukan besar kecilnya perawakan atau postur tubuh adalah dengan rumus :
b. Pengukuran Jaringan Lemak Bawah Kulit
Metoda ini dilakukan dengan alat khusu yang disebut “skinfold capiler
”, yang mengukur ketebalan jaringan lemak dibawah kulit. Pada wanita pengukuran dilakukan di lengan atas bagian belakang triceps.
Bila ketebalan lemak mencapai lebih dari 2,5 cm, maka wanita itu kegemukan. Pada pria pengukuran dilakukan di bawah tulang belikat
subscapula . Ketebalan lemak yang mencapai lebih dari 1,5 cm
termaksud kegemukan. Metode ini memerlukan keterampilan khusus dan biasanya dilakukan waktu pemeriksaan pasien oleh dokter atau
dalam penelitian – penelitian. c.
Index Massa Tubuh
Universitas Sumatera Utara
Kegemukan pada dasarny bertingkat – tingkat. Semakin banyak lemak di dalam tubuh, maka tingkat kegemukannya semakin besar. Untuk mengetahui
tingkat kegemukan, kegemukan bisa dihitung dengan kalkulator untuk melihat posisi masing – masing.
d. Tentu saja, masing – masing penderita kegemukan harus jujur pada
dirinya sendiri. Dengan demikian, dapat diketahui tingkat kegemukan yang dialaminya secara lebih pasti. Klasifikasi yang digunakan disini adalah kategori
berdasarkan aturan untuk orang – orang di Asia Pacific. Indonesia termasuk bagi dari Asia Pacific.
Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi
Klasifikasi Status Gizi Indeks Massa Tubuh IMT
Underweight 18,5 kgm
2
Batas Normal 18,5 – 22,9 kgm
2
Overweight ≥ 23 kgm
2
At Risk 23,0 – 24,9 kgm
2
Obese ≥ 25 kgm
2
Sumber : Klasifikasi Berat Badan BB Penduduk Asia Menurut International Obesity Task Force IOTF.
Universitas Sumatera Utara
e. Rumus Broca
Penilaian status gizi seseorang dengan menggunakan Broca adalah dengan cara menimbang berat badan BB dan mengukur tinggi
badannya TB. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
3. Jenis obesitas