Perbandingan Rerata Nadi Perbandingan Respirasi

kelompok dalam batas normal antara 70–90 mmHg. Observasi dilakukan dari menit ke-0 sampai kala III menunjukkan rerata sistole pada kelompok perlakuan adalah antara 101–122 mmHg dengan rentang 100–130 mmHg, dan diastole 75–81 mmHg dengan rentang 70–90 mmHg. Pada kelompok tanpa perlakuan didapatkan rerata sistole 103–123 mmHg dengan rentang 110-130 mmHg serta diastole 73–80 mmHg dengan rentang 70–90 mmHg. Long dan Yue menemukan tidak adanya perbedaan bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik, serta heart rate pada pasien yang diberikan tramadol intravenus. 23 Rerungan juga tidak menemukan adanya perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik, diastolik dan nadi. 24 Hal ini disebabkan tramadol bekerja sentral pada neurotransmitter noradrenergik dan serotonergik dengan meningkatkan aktivitas saraf penghambat monoaminergik. Peningkatan aktivitas tersebut menyebabkan transmisi nyeri dihambat, tekanan darah dan nadi tidak akan meni ngkat. Pemberian secara intramuskular menyebabkan absorbsi terjadi lebih lambat, sehingga efek sampingnya lebih kecil.

4.2.3 Perbandingan Rerata Nadi

Rerata nadi yang diobservasi dari menit ke-0 sampai kala III dalam batas normal dan secara statistik dinyatakan tidak berbeda bermakna. Observasi dilakukan dari menit ke-0 sampai kala III menunjukkan rerata nadi adalah antara 80–88 kalimenit dengan rentang 74–100 kalimenit pada kelompok perlakuan dan pada kelompok tanpa perlakuan 81–88 kalimenit dengan rentang 74–96 kalimenit. Long dan Yue menemukan tidak adanya perbedaan bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik, serta heart rate pada pasien yang diberikan tramadol intravenus. 23 Rerungan juga tidak menemukan adanya perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik, diastolik dan nadi. 24 Hal ini disebabkan karena tramadol bekerja sentral pada neurotransmitter noradrenergik dan serotonergik dengan meningkatkan aktivitas saraf penghambat monoaminergik. Peningkatan aktivitas tersebut menyebabkan transmisi nyeri dihambat, tekanan darah dan nadi tidak akan meningkat. Pemberian secara intramuskular menyebabkan absorbsi terjadi lebih lambat , sehingga efek sampingnya lebih kecil.

4.2.4 Perbandingan Respirasi

Respirasi pada kedua kelompok pada menit ke-0 dalam batas normal dan secara statistik dinyatakan tidak bermakna. p 0,05. Pada menit ke-30 sampai kala II, didapatkan respirasi sedikit meningkat walaupun tetap dalam batas normal 16–28 kalimenit yaitu respirasi 28 kali per menit ditemukan sebanyak sembilan orang pada kelompok tanpa perlakuan. Hal ini berarti bahwa sembilan orang tetap merasakan nyeri persalinan yang tinggi yang dapat meningkatkan ventilasi. Pada kelompok perlakuan, hanya tiga orang yang tetap merasakan derajat nyeri yang tinggi sehingga mengakibatkan peningkatan ventilasi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian tramadol nyeri persalinan dapat berkurang sehingga respirasi tidak meningkat, secara statistik dinyatakan bermakna p 0,05. Pada kala III respirasi kembali menurun oleh karena nyeri sudah berkurang pada kedua kelompok penelitian dan dinyatakan tidak bermakna secara statistik p0,05. Jain dkk yang membandingkan pemberian tramadol secara intramuskular dengan epidural juga tidak menemukan adanya depresi pernapasan. 21 Rerungan tidak menemukan adanya depresi pernapasan pada pemberian tramadol dalam mengatasi nyeri persalinan. 24

4.2.5 Perbandingan Derajat Nyeri