Kegiatan Pembelajaran 2
10
penerapannya di kelas. Model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan yang sistematik dalam mengkomunikasikan
isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang juga dikenal sebagai strategi pembelajaran.
Namun demikian dari beberapa sumber yang Anda baca nantinya tentunya sangatlah beragam. Ada sumber yang menyebutkan suatu bentuk
pembelajaran sebagai strategi pembelajaran, sedangkan sumber lain menyebutkan sebagai pendekatan, model, ataupun metode. Tentunya sumber-
sumber tersebut memiliki alasan masing-masing. Sebagai contoh, pembelajaran CTL Contectual Teaching and Learning ada sumber yang menyebutkan sebagai
strategi, tapi ada pula yang menyebukan sebagai pendekatan. Demikian pula pembelajaran kooperatif ada yang menyebutkan sebagai strategi, ada pula yang
menyebutkan sebagai model ataupun metode. Dalam hal ini yang lebih penting adalah bagaimana Anda sebagai guru SD dapat menyiapakan urutan kegiatan
pembelajaran, metode, media dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sesuai dengan situasi dan kondisi siswa Anda, serta mengikuti aturan yang berlaku.
2. Pembelajaran Tematik Terpadu
Pada Lampiran III Permendikbud RI Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran Tematik disebutkan pembelajaran tematik terpadu atau tematik
integratifmerupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam berbagai tema. Pendekatan
pembelajaran ini digunakan untuk seluruh kelas pada sekolah dasar. Pembelajaran dengan pendekatan tematik ini mencakup seluruh kompetensi mata pelajaran yaitu:
PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya dan Prakarya kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti. Kompetensi mata pelajaran IPA pada kelas I – III diintegrasikan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika, sedangkan untuk mata pelajaran IPS diintegrasikan ke mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKN dan
Matematika. Kompetensi dasar IPA dan IPS di kelas IV-VI masing-masing berdiri sendiri.
Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi
11
Lebih lanjut disebutkan pendekatan terpadu ini dimaksudkan agar peserta didik tidak belajar secara parsial sehingga
pembelajaran
dapat memberikan makna yang utuh pada peserta didik seperti yang tercermin pada berbagai tema
yang tersedia.
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran
terpadu didefinisikan
sebagai pembelajaran
yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai,
baik antar
mata pelajaran
maupun dalam
satu mata
pelajaran.Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar
satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi Lampiran III Permendikbud No 57 2014 2014: 224.
Lebih lanjut disebutkan pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu learning by doing. Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi
kebermaknaan belajar
peserta didik.
Pengalaman belajar
yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta
Kegiatan Pembelajaran 2
12
didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai
satu keutuhan holistik Lampiran III Permendikbud No 57 2014 2014: 224.
b. Tujuan dari Pembelajaran Tematik
Tujuan dari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut. 1 Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpah tindih materi.
2 Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan-hubungan yang bermakna
3 Memudahkan peserta didik untuk memahami materikonsep secara utuh sehingga
penguasaan konsep
akan semakin
baik dan
meningkatLampiran III Permendikbud No 57 2014 2014: 225.
c. Ruang lingkup Pembelajaran Tematik
Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari semua mata pelajaran kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah: Bahasa
Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes dan Seni Budaya dan PrakaryaLampiran III Permendikbud No 57 Tahun 2014 2014: 225.
d. Model-model Keterpaduan
Tiga model dari Forgaty 1991, 61yang dikembangkan Tim Pengembang D-II PGSD pada tahun 1997, yaitu Model Jaring laba-laba Spider Webbed
– selanjutnya disebut Jaring, Model Terhubung connected, dan Model
Terpadu integratedLampiran III Permendikbud No 57 Tahun 2014 2014: 225 - 231.
1 Model Jaring Laba-laba Spider Webbed
Model ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema. Setelah tema disepakati, jika dirasa perlu, maka dikembangkan
menjadi subtema dengan tetap memperlihatkan keterkaitan antar mata pelajaran lain. Setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas
pembelajaran yang mendukung.
Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi
13
IPS
IPA Musik
B Ind
Mat
Tema
Gambar 2.2. Model Jaring webbed Dalam prosesnya, jika perencanaan tematik ini ada KD yang tidak
terakomodasi oleh tema manapun, maka ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan dua tipe, yaitu tematik hanya berisi
satu mata pelajaran, dan tematik yang berpusat pada materi tertentu dalam satu pelajaran. Teknik ini hanya digunakan bagi KD yang tidak dapat masuk
dalam tema dan perlu waktu khusus untuk membelajarkannya. Model Jaring Laba-laba ini menggunakan pendekatan tematik untuk
mengintegrasikan beberapa pelajaran. Tema yang ditetapkan memberi kesempatan kepada guru untuk menemukan konsep, keterampilan atau
sikap yang akan diintegrasikan. Langkah-langkah
pembelajaran yang
dapat diterapkan
dengan menggunakan Model Jaring Laba-laba Webbed sebagai berikut Lampiran
III Permendikbud No 57 Tahun 2014 2014: 227. a Menentukan tema bisa diperoleh dari hasil diskusi antar guru, diskusi
dengan peserta didik atau berdasarkan ketetapan sekolah atau ketentuan yang lain. Tema ditulis di bagian tengah jaring.
b Menentukan tujuankompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat dicapai melalui tema yang dipilih. Misalnya, apabila tema
cuaca yang dipilih, maka guru perlu memikirkan apa yang dapat membantu peserta didik dalam tema tersebut untuk memahami