b. Ayah sebagai suami yang penuh pengertian akan memberikan rasa
aman.
Ayah sebagai suami yang memberikan keakraban, kemesraan bagi istri, berperan menciptakan suasana keluarga yang nyaman dan bisa
terpelihara baik, maka perlu tercipta hubungan yang baik antara suami- istri.
c. Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak.
Dalam hal pendidikan, peran ayah di keluarga sangat penting, terutama bagi anak laki-laki sosok ayah menjadi model, teladan untuk perannya
kelak sebagai seorang laki-laki. Sedangkan bagi anak perempuan,
fungsi ayah juga sangat penting yaitu sebagai pelindung.
d. Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi
keluarga.
Seorang ayah adalah pelindung dan tokoh otoritas dalam keluarga, dengan sikapnya yang tegas dan penuh wibawa menanamkan pada
anak sikap-sikap patuh terhadap otoritas dan disiplin. Ayah dengan sikap wibawanya sering menjadi wasit dalam memelihara suasana
keluarga, sehingga mencegah timbulnya keributan akibat perselisihan dan pertengkaran dalam keluarga.
3. Fungsi Orang tua dalam Pendidikan Karakter
Koesoema 2012 menegaskan, orang tua sebagai komunitas pertama di luar lingkungan sekolah memiliki peran dan andil yang cukup besar,
karena pembentukkan karakter anak sudah dimulai sejak dini atau saat kecil dan dalam lingkungan bersama orang tua anak membentuk
karakternya. Berdasarkan pertimbangan tersebut orang tua juga mempunyai fungsi dalam membantu pendidikan karakter anak di sekolah,
fungsi-fungsi tersebut antara lain: a. Orang tua sebagai model peran.
Orang tua memainkan peran penting dalam penanaman berbagai macam nilai kehidupan yang dapat diterima dan dipeluk oleh anak.
Anak lebih banyak meniru dan meneladan orang tua mulai dari cara bicara, cara berpakaian, cara bertindak, dan lain-lain. Orang tua tetap
menjadi pedoman bagi pembentukan nilai-nilai dan pola tingkah laku yang diakuisi oleh anak dalam masa-masa awal perkembangan
hidupnya. b. Orang tua sebagai sumber pengetahuan.
Orang tua memiliki pengetahuan dan pemahaman tersendiri tentang apa yang baik bagi anaknya dalam konteks perkembangan kepribadian
ataupun dalam pola belajar. Pengetahuan dari orang tua yang diperoleh dari kebersamaan mereka dengan anak di rumah dapat menjadi
informasi berharga bagi para guru sebagai pendidik karakter agar dapat lebih efektif dalam menjalankan program pendidikan karakter.
c. Orang tua sebagai pintu masuk ke kebudayaan lain. Orang tua yang memiliki banyak latar belakang kebudayaan, etnis,
suku, dan tradisi yang berbeda sesungguhnya menjadi asset bagi sekolah untuk dapat mengenali unsur-unsur kebudayaan dalam
masyarakat mereka. Mengenali berbagai macam kebudayaan lain merupakan salah satu strategi dalam pengembangan pendidikan
karakter. d. Orang tua sebagai rekan belajar.
Kesediaan anak untuk belajar sering kali terganggu dari situasi dan kondisi yang mereka alami di rumah. Dalam hal ini, kerja sama antara
orang tua dengan lembaga pendidikan sangat penting agar segala yang diberikan di lembaga pendidikan memiliki kelanjutan dengan
pengalaman anak di rumah. Mendesain program pendidikan karakter yang melibatkan orang tua pada masa-masa awal anak itu sangat
diperlukan, tujuannya untuk memberikan rasa nyaman dalam diri anak dan orang tua.
e. Orang tua memiliki harapan dan cita-cita bagi anak-anak mereka Orang tua yang menyerahkan anak-anak mereka ke dalam lembaga
pendidikan, mempunyai harapan bahwa anak-anak mereka akan dididik sesuai dengan harapan mereka dan juga sesuai dengan cita-cita
mereka. Oleh karena itu, lembaga pendidikan perlu mendengarkan harapan, aspirasi dan cita-cita orang tua supaya harapan, aspirasi, dan
cita-cita yang mereka percayakan anak-anak mereka kepada lembaga pendidikan.
4. Findings Hasil-hasil Penelitian Relevan Sebelumnya