Sampling Frame Blocking DASAR TEORI

Saron barung pelog merupakan instrumen penting pada gamelan. Menabuh Saron biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1 dan saron 2 barung. Penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya

2.2. Frekuensi Dasar Barung Pelog

Kebanyakan nada merupakan nada yang kompleks yaitu terdiri atas satu atau lebih frekuensi didalamnya. Frekuensi paling dasar dalam sebuah nada disebut sebagai Fundamental frequency atau frekuensi dasar. Frekuensi dasar ini merupakan komponen paling penting di karenakan frekuensi inilah yang menentukan pitch dari keseluruhan nada. Picth merupakan tinggi atau rendahnya sebuah suara atau nada yang berhubungan langsung dengan frekuensi dari gelombang suara[3]. Nada khususnya memiliki frekuensi – frekuensi tambahan didalamnya yang merupakan kelipatan dari frekuensi dasarnya. Frekuensi – frekuensi tersebut dinamakan dengan harmonics, keberadaanya dapat menentukan kualitas dari nada tersebut. Dari peneliti sebelumnya sudah ada peneliti yang melakukan penelitian tentang frekuensi dasar gamelan balungan jenis barung, demung dan peking jenis pelog. Pada tabel 2.1 menunjukkan data frekuensi dasar yang di hasilkan oleh peneliti sebelumnya[4]. Table 2.1 Frekuensi Dasar Gamelan Jenis pelog Nada 1 2 3 4 5 6 7 Demung 309 331 353 419 441 485 529 Barung 617 661 705 837 903 969 1079 Peking 1233 1321 1453 1695 1871 2003 2201

2.3. Sampling

Sampling merupakan proses pencuplikan gelombang suara yang akan menghasilkan gelombang diskret. Dalam proses pencuplikan, ada yang disebut dengan laju pencuplikan samplingrate. Sampling rate menandakan berapa banyak pencuplikan gelombang analog dalam satu detik.Satuan dari sampling rate ialah Hertz Hz.Secara teori Nyquist-Shamon yang menyebutkan bahwa untuk mencegah hilangnya informasi dalam sebuah konversi sinyal kontinu ke diskrit, pencuplikan minimal harus dua kali lebih besar dari sinyal asli [5].Kriteria Nyquist perlu diperhatikan dalam melakukan pencuplikan.Lebih jelasnya kriteria Nyquist menyatakan sebuah sinyal harus memiliki pencuplikan rate yang lebih besar dari 2 dengan adalah frekuensi paling tinggi yang muncul di sebuah sinyal.

2.4. Frame Blocking

Frame blocking merupakan pembagian sinyal suara menjadi beberapa frame dan satu frame terdiri dari beberapa data sampel[6]. Pengambilan sampel tersebut tergantung dari tiap detik suara akan disampel dan berapa besar frekuensi sampling-nya. Gambar 2.2 menunjukkan contoh dari frame blocking dimana keseluruhan frame dibagi menjadi 5 M frame. Setiap M memiliki jumlah data yaitu 2 � data, dengan N adalah Bilangan bulat Gambar 2.2. Frame Blocking Fungsi frame blocking yaitu untuk memilih data yang akan diproses dalam sistem pengenalan. Frame Blocking juga dapat mempercepat proses perhitungan pada DFT Descrete Fourier Transform dengan jumlah data pada setiap frame memiliki 2 � data sampel yang diambil dari keseluruhan data sampel. 2.5. Hamming Window Windowing digunakan untuk menghilangkan efek diskontinuitas yang diakibatkan oleh proses Frame Blocking [7]. Dari beberapa macam jenis windowing, proses pengenalan ini menggunakan jenis Hamming window. Menggunakan Hamming window karena 2 N data Hamming window mempunyai sidelobe yang paling kecil dan mainlobe yang paling besar sehingga Hamming window akan lebih halus dalam menghilangkan efek diskontunitas. Persamaan Hamming window adalah : w [k+1] = 0.54 – 0.46 cos 2� −1 , k = 0, …, n – 1 2.1 dengan w[k+1] adalah windowing, dan n merupakan jumlah data dari sinyal. Hamming window adalah sebuah vektor yang mempunyai jumlah elemen sebanyak N. Besarnya N akan disesuaikan dengan banyaknya elemen pada frame sehingga banyaknya elemen pada Hamming window akan sama dengan banyaknya elemen pada frame. Variabel N ini mengacu pada sub bab 2.3 tentang data sampel yang ada pada proses frame blocking yang berupa bilangan bulat 1,2,3,….

2.6. Discrete Fourier Transform DFT