Proses Discrete Fourier Transform DFT Proses Windowing Koefisien DFT Proses Fungsi Jarak Squared Chord

3.4.7 Proses Discrete Fourier Transform DFT

Gambar 3.10 Diagram Alir Proses DFT Dari hasil windowing hamming kemudian ditransformasikan menggunakan Discrete Fourier Transform DFT .Proses ini mengkonversi data nada suara dalam domain waktu menjadi domain frekuensi pada persamaan pada 2.2 di atas dengan fungsi adalah masukan dari hasil windowing. Nilai dari DFT yang diperoleh kemudian dicari nilai absolutnya. Pada proses ini diperoleh keluaran hasil ekstraksi ciri berupa matriks 1 2 . Diagram alir dari proses DFT diperlihatkan pada Gambar 3.9. Hasil windowing Xk = xj�� −1 −1 � =1 Hasil DFT Mencari Nilai Absolut Selesai Mulai

3.4.8 Proses Windowing Koefisien DFT

Gambar 3.11 Diagram Alir Proses Windowing koefisien DFT Setelah Proses Discrete Fourier Transform DFT diproses menghasilkan panjang nilai koefisien, Dari panjang nilai nilai koefisien DFT kemudian akan dipilih dengan windowing koefisien dengan rumus 3.2 diatas, dengan c sebagai hasil windowing koefisien, p adalah nilai persen koefisien dan n adalah panjang DFT.Pilihan variasi windowing koefisien tergantung user memberi masukan. Variasi windowing koefisien berupa pilihan dari 10,20,30,40 dan 50. kemudian komputer menjalankan proses plotting hasil konversi tersebut. Proses windowing koefisien diperlihatkan pada Gambar 3.9. Hasil DFT c = p x n Hasil DFT Mulai Selesai

3.4.9 Proses Fungsi Jarak Squared Chord

Gambar 3.12 Diagram Alir Proses fungsi jarak Squared chord Setelah didapat hasil dari windowing koefisien kemudian proses selanjutnya yaitu perhitungan jarak menggunakan fungsi jarak Squared Chord. Gambar 3.12 memperlihatkan diagram alir proses fungsi jarak Squared Chord. Pada proses ini menghitung jarak antara rerata hasil data base dengan data hasil ekstraksi ciri. Penghitungan proses ini menggunakan persamaan 2.3 diatas dengan dan merupakan nilai perbandingan dan nilai kemiripan antara data masukan dengan data yang sudah ada database dan adalah banyak data. Hasil penghitungan jarak ini adalah nilai angka hasil perbandingan yang bukan matrix dan sebagai penentu hasil pengenalan nada. Perbandingan menghasilkan nilai jarak dan data – data tersebut dicari nilai terkecilnya. Pencarian nilai terkecil di hasilkan dengan jarak minimal pada data base. Hasil penghitungan jarak ini adalah sebagai penentu hasil pengenalan nada. Gambar 3.13 memperlihatkan diagram alir penentuan nada hasil pengenalan. Nada hasil pengenalan ditampilkan dalam tampilan program dalam bentuk teks. Jika sudah mencapai pada proses tersebut maka proses pengenalan nada barung pelog sudah selesai. User dapat keluar dari = − ² =1 Hasil perhitungan jarak Hasil windowing koefisien DFT Selesai Mulai program pengenalan nada tersebut dengan menekan tombol “Exit”. User juga dapat mengulang kembali pengenalan nada barung pelog yang lain dengan pilihan input nada sesuai pilihan user . Jika user hendak mengulang maka user memulai nada lain yang ingin dikenali kemudian menekan tombol “Pengenalan Nada”. Gambar 3.13 Diagram Alir Proses Penentuan Nada

3.5. Perancangan Subsistem Program