1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasi ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan. Rendahnya hasil belajar ini lebih terlihat khususnya dalam pokok bahasan tentang Luas Persegi dan Luas Pesegi Panjang sehingga memerlukan
visualisasi, dari abstrak menjadi konkrit. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa,
yang paling utama adalah rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan bersungguh-sungguh Tatik, 1997: 73. Faktor lain yang
berpengaruh adalah cara mengajar guru yang tidak tepat. Beberapa guru hanya mengajar dengan satu metode yang kebetulan tidak cocok dan sulit dimengerti
oleh siswa. Selain itu sarana dan prasarana pendukung juga ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Pada umumnya pendekatan yang dipakai
dalam pembelajaran adalah metode ceramah dan tanya jawab. Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di depan siswa di muka
kelas. Dalam metode ceramah seorang guru sangat mendominasi dan menjadi subjek dalam sebuah pembelajaran, sementara siswa adalah sebagai objek passif
menerima apa yang disampaikan oleh guru. Sedang metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid
menjawab, atau bisa juga suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedang murid menjawab bahan atau materi yang ingin di perolehnya.
Akhir-akhir ini pembelajaran menggunakan alat peraga sedang dilakukan dibeberapa sekolah. Sekolah mencoba untuk menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Daharapkan, penggunaan alat peraga dapat menarik minat siswa dalam belajar matematika, sehingga siswa
bersemangat dan membantu siswa untuk memahami materi yang sulit dipahami. Pembelajaran menggunakan alat peraga juga bertujuan untuk menciptakan
model pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan melatih siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membantu anak
dalam memvisualisasikan pembelalajaran matematika. Di SD Negeri I Baleharjo, dalam pembelajaranya belum menggunakan alat
peraga. Lingkungan masyarakatnya juga masih di daerah pedesaan, yang rata-rata kehidupannya masih bertani dan bercocok tanam, dimana masyarakat baleharjo
masih mengandalkan hasil tanamnya sebagai sumber penghasilan. Kehidupan anak-anak desa baleharjo juga masih traidisional. Daya pemahamannya juga
masih kurang, dan dalam pembelajaran di sekolah masih menggunakan metode konvensional dan belum mengenal alat peraga. Kondisi SD Negeri I Baleharjo
sudah bagus, namun di dalam kelas masih sering terdengar suara-suara dari kelas lain sehingga mengganggu konsentrasi para siswa saat pembelajaran, juga masih
adanya pembangunan di sekolah, sehingga menambah kebisingan di dalam kelas.
Berdasarkan latar belakang seperti ini, penulis tertari untuk mencobakan pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga pada SD Negeri I
Baleharjo kelas 3A. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari matematika dan siswa tidak hanya pasif menerima
pengetahuan, tetapi aktif dalam pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah