Strategi Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah (SETDA) Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Indramayu Melalui Kegiatan Pembinaan Dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi Dan Informasi Dalam Meningkatkan Citra Di Kalangan Masyarakat Kabupaten Indramayu

(1)

DAYA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN CITRA DI KALANGAN

MASYARAKAT KABUPATEN INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

Meillyn Rayindra Putri NIM : 41808134

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(2)

(3)

iv

DAYA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN CITRA DI KALANGAN

MASYARAKAT KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh :

Meillyn Rayindra Putri NIM : 41808134

Skripsi ini dibawah bimbingan : Drs. Manap Solihat, M.Si

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Strategi Humas dan Protokol SETDA PEMKAB Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dalam meningkatkan citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu.

Tipe penelitian adalah kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif. Informan penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang, dengan 4 (empat) orang informan penelitian dan 3 (tiga) orang informan kunci. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi literatur, internet searching, triangulasi data dan sumber pustaka lainnya. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah reduksi data, pengumpulan data, dan penyajian data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pembinaan dan pengmbangan sumber daya komunikasi dan informasi yang telah dilaksanakan Humas dan Protokol dengan baik dan dijadikan strategi dalam meningkatkan citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu setelah adanya revisi peraturan Bupati mengenai kemitraan wartawan daerah, pada kegiatan ini Pemerintah mempunyai program pendidikan pembelajaran Al Quran, dalam penulisan berita wartawan tidak pernah diarahkan oleh Pemerintah dan Pemerintah melakukan pengawasan pada kegiatan ini melalui facebook, website, dan kliping berita.

Kesimpulan penelitian ini adalah strategi Humas dan Protokol mampu meningkatkan citra Pemerintah melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi yang dalam pelaksanaannya melibatkan wartawan sebagai kontrol sosial dan masyarakat sebagai pendukung di dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah.

Saran, Humas dan Protokol harus dapat memberikan informasi yang akurat, bisa dipertanggung jawabkan kepada masyarakat tentang persoalan-persoalan yang terjadi di Kabupaten Indramayu, bukan hanya menyampaikan yang positif, sisi negatif pun harus disampaikan agar ada sebuah perubahan pada Pemerintahan dengan terjun langsung pada setiap peliputan kegiatan Pemerintah.


(4)

v

DEVELOPMENT OF COMMUNICATION AND INFORMATIONRESOURCES IN

IMPROVING THE IMAGE IN THE COMMUNITY DISTRICT

INDRAMAYU By

Meillyn Rayindra Putri Nim : 41808134

The Research Under Guidence : Drs. Manap Solihat, M.Si

This Research aims to determine the stratgey of Public Relations and Protocol SETDA Local Goverment through development activity and development resources to improve communication and information among the public image of district Indramayu.

The Type Of Research is qualitative, research method use descriptive–qualitative method. Informant the research amounted to 7 (seven) people, with 4 (four) informant research and 3 (three) key informant. Data were obtained through indepth interviews, observation, searching, triangulation data and other literature sources. The data analysis techniques used are data reduction, data display, and conclusion drawing or verification.

The Results showed that the development activities and resource development communication and information tel Relations and Protocol implemented properly and use as a strategy to improve it’s image among the people of the district after a revision Indramayu decree regarding partnerships local journalist, the goverments activities have learning education program Al Quran, in the writing of news reporter were never directed by the goverment and goverment oversight on these activities through facebook, website, and clipping news.

Research conclusion is relations strategies and protocols to improve the image of the goverment through the coaching and development of communication and information in implementation involves journalist as social control and community supporters in any activities organized by the goverment.

The advice, Public Relations and Protocol must be able to provide accurate information, can be justified to the public about the problems that occur in Indramayu district, not only to deliver a positive, negative side must be delivered so that there is a change in government to jump directly to any coverage Goverment activities.


(5)

vi

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah penguasa semesta alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasul yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat, dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman. Berkat rahmat, ridha, petunjuk serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah (SETDA) Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Indramayu Melalui Kegiatan Pembinaan Dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi Dan Informasi Dalam Meningkatkan Citra Di Kalangan Masyarakat Kabupaten Indramayu”.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini, banyak menemukan kesulitan dan hambatan yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Namun berkat doa, usaha, semangat, bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, disertai keinginan yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, maka akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.

Terima kasih untuk mamah dan papah tersayang yang telah memberi izin merantau di Bandung yang senantiasa mendoakan, menyemangati, dan memantau penulis setiap hari hingga detik ini serta memberikan dukungan baik moral


(6)

vii

maupun materil kepada penulis. Kakak tercinta, a Sonny terimakasih atas segala nasehat dan kasih sayang yang tiada batas.

Skripsi ini, tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari semua pihak yang terkait, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat pengantar untuk penelitian skripsi dan menandatangani lembar pengesahan.

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia sekaligus selaku dosen pembimbing penulis yang telah membimbing, memberikan arahan dan motivasi yang sangat baik. Kesabaran dan ketulusannya sangat berarti.

3. Yth. Melly Maulin P, M.Si, selaku dosen wali dan Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak memberikan saran dan motivasi kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan hingga penyusunan penelitian ini dilakukan.

4. Yth. Bapak dan Ibu dosen tercinta di Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, Rismawaty, S.Sos., M.Si, Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si, Iin Rahmi Handayani, S.Sos., M.I.Kom, Adiyana Slamet, S.IP.,


(7)

viii

M.Si, Arie Prasetio, M.Si, Yadi Supriadi, S.Sos., M.Phil, Inggar Prayoga, S.I.Kom, Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom, Sangra Juliano P, S.I.Kom, terima kasih atas arahan dan dukungannya selama ini.

5. Yth. Ratna Widiastuti, A.Md selaku Sekretariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

6. Yth. Astri Ikawati, A.Md.Kom dan Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. 7. Yth. Bupati Indramayu Ibu Hj. Anna Sophanah yang telah memberi

ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Pemerintah Kabupaten Indramayu.

8. Yth. Kepala Bagian Humas dan Protokol Bapak Drs. Wawan Idris yang telah banyak memberi masukan sebelum dan selama penelitian ini berlangsung.

9. Yth. Kepala Sub Bagian Protokol Bapak Nana Pasae, S.Pd terima kasih atas kesediaannya menjadi informan, dan informasi yang diberikan. 10.Yth. Kepala Sub Bagian Hubungan Antar Lembaga Bapak

Mukhayat, SSTP terima kasih telah bersedia menjadi informan, dan memberikan informasi selama penulis melakukan pengumpulan data. 11.Yth. Seluruh Staff Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah

Indramayu, Mamih Ecih, Mbak Teri, Mbak Iyank, Tante Sri, Mbak Ning, Mba Tuty, Papih Said, Om Ade, Mas Abi, Mas Deni, Mas Dadan, Mas Hendro, Pak Saleh, Pak Iplal, terima kasih atas segala bantuannya, mohon


(8)

ix

maaf apabila sebelum dan selama penelitian berlangsung banyak merepotkan.

12.Untuk made tercinta, mimi rom, mang anto, mang yus, a fery, uwa, om, tante, teh Yeni, sepupu-sepupu dan semua keluarga di Indramayu, di Bandung, terima kasih atas dukungan dan kasih sayangnya selama ini. 13.Sahabat-sahabat tercinta di kosan Devi Listiani Sartika, Yayu Puspitasari

Furu, Teh Rinda Pranika Surala, Mba Intan Farihah, dan sahabat-sahabat di kampus Rani Rosmadewi, Hilda, Stefani Budi Hartanti, Lusitania Virgestian, Ade Fitriana Simbolon, Fanany Hidayati Asmara, Citra Mustikawati dan Aditya Utomo. Semua teman-teman anak bimbingan Pak Manap, Novi, Apsari, Ghea, Citra, Santi, Igoy, dan Ika, yang senantiasa menghabiskan waktu bersama-sama dengan saling mendukung dan mendoakan serta berbagi informasi.

14.Kak Tomi, terimakasih atas dukungan dan doa yang diberikan.

15.Para informan penelitian, Mbak Ir, Pak Adun, Om Ugem, Pak Pitrahari, terima kasih banyak atas kesediaannya menjadi informan.

16.Teman-teman GOR Angsa Putih Cisitu Lama, Bapak Robert Siregar dan keluarga, Beni, Ichsan, Cahya, semangat sehat.

17.Teman-teman LDK UMMI Dept An-Nisa Universitas Komputer Indonesia, Teh Cupi, Teh Ryan, dan teman-teman seperjuangan angkatan 2008 IK.3 Windy Novita Wulandari, Lina Marlina, Dinda Ramadhanti, Aldi Setia Prabowo, M. Feby Ardiansyah, IK Humas 3, IK Humas dan IK Jurnalistik yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


(9)

x

18.Pembina Rumah Belajar Permata Hati Ibu Puji dan Kakak-kakak pembimbing, Heraklos Dimas, Katherina Sularko, Azis Muttaqin, Fabianushaka, Henricus Angga dan adik-adik Rumah Belajar Permata Hati yang telah mewarnai hari-hari peneliti dengan canda-tawanya.

19.Mamanya Dd Nisa, Mba yu, thank you for delivery. Teliviany Adros, Wieduri

20.Bapak dan Ibu Guru tercinta dari Sekolah Dasar hingga menengah atas yang telah mencurahkan ilmu dan kasih sayangnya hingga peneliti dapat menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

21.Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik.

Untuk kesempurnaan skripsi ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti nantikan. Demikian skripsi ini dibuat semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Agustus 2012


(10)

xi

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 8

1.2.2 Pertanyaan Mikro... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10


(11)

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1.1 Tinjauan Tentang komunikasi ... 13

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi ... 20

2.1.3 Tinjauan Tentang Pemerintahan ... 23

2.1.4 Tinjauan Tentang Humas Pemerintahan ... 26

2.1.5 Tinjauan Tentang Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informasi ... 29

2.1.6 Tinjauan Tentang Strategi ... 31

2.1.7 Tinjauan Tentang Citra ... 33

2.1.8 Tinjauan Tentang Masyarakat ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 36

2.2.2 Kerangka Konseptual ... 37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Objek Penelitian ... 45

3.1.1 Profil Daerah Kabupaten Indramayu ... 45

3.1.2 Profil Humas dan Protokol SETDA Indramayu ... 52


(12)

xiii

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 66

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 66

3.2.2.2 Studi Lapangan ... 68

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 70

3.2.3.1 Informan Penelitian ... 70

3.2.3.2 Informan Kunci ... 71

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 72

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 74

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 77

3.2.6.1 Tempat Penelitian ... 77

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1 Profil Informan ... 81

4.1.1 Informan Penelitian ... 82

4.1.2 Informan Kunci ... 83

4.2 Analisis Deskriptif Hasil Penelitian ... 85

4.2.1 Pencarian Fakta ... 85


(13)

xiv

BAB V PENUTUP ... 112

5.1 Kesimpulan ... 112

5.2 Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 118

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 120


(14)

xv

Tabel 3.1 Daftar nama-nama Bupati Indramayu ... 47

Tabel 3.2 Struktur Organisasi SETDA Indramayu ... 58

Tabel 3.3 Program Kerja Humas dan Protokol SETDA Indramayu ... 59

Tabel 3.4 Daftar Desa dan Kecamatan Sekabupaten Indramayu ... 64

Tabel 3.5 Nama-nama Informan Penelitian ... 71

Tabel 3.6 Nama-nama Key Informan ... 72


(15)

xvi

Gambar 3.1 Pendopo Kabupaten Indramayu ... 48

Gambar 3.2 Lambang Kabupaten Indramayu ... 49

Gambar 4.1 Bupati Indramayu saat menerima piala ... 104

Gambar 4.2 Wakil Bupati Banjar ... 106

Gambar 4.3 Suasana Belajar di Pesantren Tamyiz ... 106

Gambar 4.4 Bupati Indramayu pada saat Launching beasiswa santri ... 107


(16)

xvii

Lampiran 1 : Surat Penugasan Pembimbing ... 121

Lampiran 2 : Surat Research ... 122

Lampiran 3 : Surat Balasan Research ... 123

Lampiran 4 : Lembar Revisi SUP ... 124

Lampiran 5 : Surat Rekomendasi mengikuti Sidang Sarjana ... 125

Lampiran 6 :Berita Acara Bimbingan ... 126

Lampiran 7 : Pedoman Wawancara ... 127

Lampiran 8 : Gambar website humasindramayu.com ... 176

Lampiran 9 : Gambar facebook Humas dan Protokol ... 176


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di dunia Pemerintahan, humas bertugas menjalankan kegiatan kebijakan publik dan pelayanan publik. Salah satu kegiatan Humas Pemerintah dalam bidang kebijakan publik adalah memberikan berbagai informasi tentang kebijakan pemerintahan yang mengikat rakyat atau masyarakat. Sedangkan untuk pelayanan publik adalah memberikan pelayanan terbaik, dengan birokrasi yang tidak berbelit-belit untuk memberikan kepuasan kepada rakyat atau masyarakat sehingga dunia pemerintahan memperoleh citra positif dari rakyat atau publik.

Esensi tujuan humas di dunia pemerintahan, seperti halnya humas di dunia bisnis adalah membuat berbagai program pemerintahan yang dapat membentuk, meningkatkan dan memelihara citra positif dan reputasi baik agar dapat memperoleh opini publik yang menguntungkan, serta dukungan dan simpati rakyat atau publik. Citra sengaja diciptakan oleh humas di dalam dunia pemerintahan, dalam bentuk events (kegiatan-kegiatan), campaigns (kampanye-kampanye), dan programs (program-program jangka panjang).

Image is the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a conciously created impression of an object, person or organization (citra adalah kesan, perasaan, dan gambaran diri publik terhadap


(18)

perusahaan (Bill Canton, dalam Soemirat dan Ardianto. 2008:111-112). Istilah lain citra adalah favorable public opinion (opini publik yang menguntungkan).

Citra memiliki beberapa jenis yaitu, citra bayangan (mirror image) adalah citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, citra yang berlaku

(current image) adalah kebalikan dari citra bayangan atau pandangan yang dianut

oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi, wish image atau citra yang diharapkan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen, citra perusahaan atau citra lembaga (corporate image) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, dan yang terakhir yaitu citra majemuk (multiple image).

Humas dalam dunia pemerintahan dilakukan, baik ke dalam (publik internal) maupun ke luar (publik eksternal). Kegiatan humas yang bersifat internal, yaitu mengadakan analisis terhadap kebijakan partai politik yang sudah dan sedang berjalan, mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisis yang dilakukan terhadap kebijakan publik, baik yang sedang berjalan maupun terhadap perencanaan kebijakan publik baru. Kegiatan humas eksternal, yaitu memberikan atau menyebarkan pernyataan-pernyataan secara jujur dan objektif kepada publik, dengan dasar mengutamakan kepentingan publik. Pesan yang disampaikan harus direncanakan secermat mungkin sehingga pada tahap selanjutnya rakyat atau masyarakat akan menaruh simpati dan kepercayaan terhadap pemerintahan.

Kegiatan humas di dunia pemerintahan harus mengemban fungsi yang dikemukakan Canfield, yaitu mengabdi kepada kepentingan umum, (it shoulds


(19)

server the public’s interest), memelihara komunikasi yang baik (maintain a good communication), menitikberatkan pada moral dan tingkah laku yang baik (to stress a good morals and manners) (diadaptasi dari Arifin, 2003).

Kegiatan humas di dunia pemerintahan harus benar-benar untuk kepentingan rakyat atau publik sehingga seorang pejabat humas harus mampu menciptakan, membina, serta memelihara hubungan ke dalam dan ke luar. Pejabat humas adalah seorang profesional atau komunikator profesional, ia diangkat oleh lembaga pemerintah dengan tugas melayani informasi kebijakan publik dan pelayanan.

Adanya unit kehumasan pada setiap instansi pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka penyebaran tentang aktivitas instansi tersebut baik ke dalam maupun ke luar yaitu kepada masyarakat pada umumnya. Humas merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta penyebaran informasi melalui siaran pers, radio, televisi, dan media lainnya.

Secanggih apapun teknologi, namun komunikasi di antara orang-orang di dalam sebuah organisasi dan pemerintahan tetap diperlukan, karena komunikasi antar individu tidak bergantung pada teknologi melainkan lebih bergantung pada kekuatan dalam masyarakat dan lingkungannya, menurut Bride dan Laswell bahwa komunikasi itu roh dan jiwanya dinamika kehidupan masyarakat oleh sebab itu peran komunikasi menjadi semakin penting dalam pemerintahan masyarakat.


(20)

Berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain “strategi dan taktik” berkomunikasi yang dikembangkan komunikator. Apabila komunikasi itu dilihat dalam lingkup pemerintah, maka aparatur pemerintah sebagai komunikator dan masyarakatnya sebagai komunikan.

Dengan demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (planned

multimedia strategy) maupun secara mikro (single communication medium

strategy) mempunyai fungsi ganda:

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

2. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. (Effendy, 2008:28)

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, tetapi harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. (Effendy, 2008:29)

Setiap Lembaga atau Instansi tentu ingin berhasil mencapai tujuannya, keberhasilan tersebut tidak dapat dicapai hanya berdasarkan kemampuan yang ada pada Instansi itu saja. Fokuskan perhatian kepada strategi komunikasi, karena berhasil-tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh


(21)

strategi komunikasi yang pada akhirnya akan menimbulkan citra atau kepercayaan dari publik sasaran atau masyarakat umum. Tujuan dan sasaran pokok tersebut harus realistis, bukan khayalan serta dapat diukur, baik secara kualitas maupun kuantitas, bermanfaat bagi semua orang atau individu, menyebutkan jangka waktu pencapaian dan jangka waktu berlaku. Tujuan dan sasaran tersebut mengikat, baik untuk kepentingan organisasi dan publik internal maupun eksternal dan sebagai

feedback-nya adalah dapat menciptakan citra positif.

Menghadapi era globalisasi dan teknologi informasi yang semakin canggih kiranya sudah sangat tepat fokus perhatian pakar dan ahli komunikasi ditujukan pada strategi dan taktik berkomunikasi, walaupun di sisi lain akan menimbulkan pengaruh yang tidak diharapkan.

Hampir semua aparatur pemerintahan paham tentang komunikasi namun tidak semuanya memahami bagaimana berkomunikasi secara efektif, khususnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang mencakup “pemberian pelayanan, pemberdayaan, dan bersama-sama masyarakat mencapai kebahagiaan sebesar-besarnya tanpa merugikan pihak lain secara illegal”. Kelihatannya pernyataan tersebut sepele namun ketika dilakukan secara empirik di lapanagn tidak jarang menimbulkan masalah bahkan sering memunculkan konflik antar individu, kelompok maupun secara kelembagaan.

Komunikasi efektif mensyaratkan adanya pendekatan faktual, dan aktual namun sebelumnya perlu penguasaan dan pemahaman komunikasi yang benar secara komprehensif yang berlandasakan kejujuran komunikasi dan


(22)

berkomunikasi atas dasar hati nurani, antara lain dengan menerapkan apa yang disebut G. Terry “4C” yakni: completeness, claryteness, correctness, dan

consiceness. Pernyataan tersebut sangat relevan dengan kondisi penyelenggaraan pemerintahan era reformasi yang saat ini memasuki pasca otonomi daerah dengan mengedepankan transparansi dan keterbukaan. Namun dalam prakteknya masih jauh dari yang diharapkan warga masyarakat maupun sesama aparatur sendiri.

Hakikat pelayanan kepada masyarakat bermakna menciptakan kondisi yang kondusif sehingga memungkinkan bagi setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama. Oleh karena itu Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu mempunyai visi dan misi. Visi adalah suatu pandangan jauh tentang Pemerintah Kabupaten, tujuan-tujuan Pemerintah Kabupaten dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Sedangkan misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh Instansi dalam usahanya mewujudkan visi. Misi Instansi adalah tujuan dan alasan mengapa Pemerintah Kabupaten itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan tetap Instansi.

Untuk mencapai visi dan misinya Pemerintah Kabupaten Indramayu mempunyai strategi dalam menciptakan citra yang positif melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi yang berkaitan dengan kesejahteraan seluruh kalangan masyarakat Indramayu yang


(23)

artinya jika kegiatan ini tidak dilakukan ataupun tidak menuai hasil yang di harapkan akibatnya akan terjadi krisis pemerintahan, krisis kepercayaan antar lembaga, dan roda perekonomian pun akan melemah, akibat-akibat yang akan terjadi akan di rasakan oleh semua kalangan masyarakat di Kabupaten Indramayu.

Oleh karena itu Humas dan Protokol SETDA Indramayu yang merupakan peran utama dalam melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi harus bersungguh-sungguh melakukan kegiatan tersebut secara terus menerus bersama-sama dengan seluruh kalangan masyarakat di Indramayu demi terwujudnya pencitraan yang positif dan visi misi Kabupaten Indramayu pun akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Peran masyarakat dan wartawan disini juga sangat penting dalam mendukung kegiatan tersebut. Wartawan adalah orang yang menyajikan fakta, menafsirkan fakta, dan mempromosikan fakta. Berdasarkan tugas wartawan tersebut, wartawan dianggap telah menjalankan tugasnya apabila telah menyajikan berita dan peristiwa yang memenuhi tugas-tugasnya. Hanya saja dalam setiap pelaksanaannya, setiap wartawan memiliki tanggung jawab moral untuk mengemban tugas tersebut dengan sikap dasar objektif, akurat, proporsional, dan atas dasar niat baik.

Dalam hal ini berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Indramayu Nomor 7 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indramayu dan peraturan Bupati Indramayu Nomor 24.A Tahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Hubungan


(24)

Antar Lembaga yang menyiapkan bahan pelaksanaan pengkoordinasian dan memfasilitasi kegiatan penyebaran informasi kepada masyarakat, penerbitan, pameran, publikasi, dan pemberitaan pembangunan Pemerintah Kabupaten Indramayu serta Sub Bagian Bina Informasi yang menyiapkan bahan pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan pembinaan media tradisional, media cetak, media elektronik serta kehumasan.

Jika Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu berhasil menjalankan strategi dengan baik maka Pemerintah Kabupaten Indramayu akan mendapatkan umpan balik yang sangat besar dari khalayak eksternalnya yaitu masyarakat Kabupaten Indramayu untuk mencapai tujuannya dalam meningkatkan citra yang positif di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu sesuai dengan visi dan misinya yaitu terwujudnya Indramayu yang Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera (REMAJA).

1.2Rumusan Masalah 1.2.1 Pertanyaan Makro

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka pertanyaan makro atau inti permasalahan yang akan diteliti, yaitu : “Bagaimana Strategi Humas Dan Protokol Sekretariat Daerah (SETDA) Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Indramayu Melalui Kegiatan Pembinaan Dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi Dan Informasi Dalam Meningkatkan Citra Di Kalangan Masyarakat Kabupaten Indramayu”.


(25)

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Bertolak dari rumusan masalah pada pertanyaan makro di atas, peneliti menyajikan pertanyaan mikro yang sesuai dengan fokus penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana pencarian fakta Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu? 2. Bagaimana perencanaan Humas dan Protokol Sekretariat Daerah

Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu? 3. Bagaimana kegiatan berkomunikasi Humas dan Protokol Sekretariat

Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu? 4. Bagaimana pengawasan atau evaluasi Humas dan Protokol

Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan


(26)

informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, menjawab, menganalisa, dan menceritakan tentang strategi humas yang dilakukan Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pencarian fakta Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi


(27)

dan informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu.

2. Untuk mengetahui perencanaan Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu.

3. Untuk mengetahui kegiatan berkomunikasi Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu.

4. Untuk mengetahui pengawasan atau evaluasi Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya komunikasi dan informasi dalam membangun citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum, khususnya mengenai Humas Pemerintahan yaitu strategi Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu.


(28)

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Kegunaan bagi peneliti

a. Membuka wawasan baru tentang suatu instansi Pemerintahan dan aktivitas kerja sebagai Humas Pemerintahan.

b. Dapat dijadikan sebagai pengalaman dalam pengembangan suatu studi ilmu yang telah dipelajari secara teori dan sebagai pembelajaran dalam mengaplikasikan teori kedalam suatu permasalahan yang harus dipecahkan.

2. Kegunaan bagi Universitas

Dapat memberikan informasi yang berguna dalam penyusunan tugas akhir atau skripsi pada kajian keilmuan yang sama serta menambah pengetahuan bagi aktivitas akademika dan rekan mahasiswa lainnya.

3. Kegunaan bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pada strategi Humas dan protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informasi agar dapat meningkatkan citra yang lebih positif lagi di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu.


(29)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations).

Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social

interaction). Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi

(intercommunication).

Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi:

a. Pengertian komunikasi secara etimologis

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah kata komunikasi atau

communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.


(30)

Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif.

b. Pengertian komunikasi secara terminologis

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya kepada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya. Robinson Crusoe, yang hidup menyendiri di sebuah pulau terpencil, tidak hidup bermasyarakat karena dia hidup sendirian. Oleh sebab itu dia tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa.


(31)

c. Fungsi komunikasi

Bertolak dari pengertian dan pemaknaan komunikasi yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar bagi semua interaksi manusia, termasuk di dalamnya interaksi kelompok. Oleh sebab itu komunikasi dikatakan memiliki peran dominan dalam kehidupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai tujuan peran tersebut, yaitu antara lain:

1. Mencapai pengertian satu sama lain 2. Membina kepercayaan

3. Mengkordinir tindakan 4. Merencanakan strategi

5. Melakukan pembagian pekerjaan 6. Melakukan aktivitas kelompok 7. Berbagi rasa (Hasan, 2010:22)

Dari beberapa fungsi komunikasi dalam kegiatan berkomunikasi tentu tidak semua fungsi tersebut secara paralel menjadi tujuan, namun akan dilihat berkomunikasi dalam konteks apa dan bagaimana, serta untuk apa. Apabila dikaitkan dengan kepentingan organisasi Pemerintahan, maka setiap organisasi yang secara jelas memiliki hierarkhi wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan, dalam hal ini komunikasi bertujuan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara.


(32)

Fungsi lain yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan memperhatikan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.

Uraian di atas mensyaratkan bahwa komunikasi memiliki empat fungsi utama dalam suatu organisasi atau dalam kelompok tertentu, yaitu:

1. Fungsi pengawasan 2. Fungsi motivasi

3. Fungsi pengungkapan emosional 4. Fungsi informasi. (Robbins, 1996:5)

Fungsi-fungsi komunikasi tersebut di atas merupakan bagian integral dari fungsi organisasi dan apabila masuk pada bidang pemerintahan, fungsi tersebut ditambah dengan pemberdayaan (empowerment) oleh sebab itu perlu adanya kemampuan aplikatif dalam pengoperasionalisasikan urusan-urusan pemerintahan.

Dalam proses kerjasama di bidang pemerintahan, seorang pimpinan, wakil pimpinan, bawahan dan siapa saja dalam organisasi itu dapat menjadi sumber informasi atau yang menyampaikan pesan. Pesan-pesan tersebut dapat berupa

knowledge, past experience, feeling, attitudes atau emotions. Komunikator harus membuat kode atau sandi (encodes) untuk menterjemahkan ide-ide, pemikiran, dan gagasan yang berupa pesan ke dalam rangkaian tanda-tanda yang sistematis dan dapat dimengerti oleh komunikan.


(33)

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu komunikasi akan menjadi efektif ketika pesan-pesan yang disampaikan lebih banyak berorientasi kepada kepentingan komunikan. Lain halnya dengan komunikasi yang terstruktur berdasarkan perspektif yang dimiliki komunikator. Fungsi-fungsi komunikasi sebagaimana telah dikemukakan, bersifat integral dengan fungsi organisasi. Demikian juga dalam organisasi kepemerintahan, fungsi demikian harus disertai unsur pemberdayaan (empowerment) dan lebih jauh dibutuhkan adanya suatu kemampuan aplikatif dalam upaya pelaksanaannya.

d. Tujuan komunikasi

Apapun yang dilakukan seseorang akan bermuara pada hasil akhir yang hendak dicapai. Jadi karena komunikasi juga dipahami sebagai suatu proses maka sudah barang tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Guna memperoleh pemahaman tentang tujuan komunikasi, berikut ini dikutip beberapa pendapat pakar komunikasi tentang tujuan komunikasi.

Berlo (1960:8-9) mengemukakan tujuan komunikasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni aspek yang bersifat umum dan aspek spesifik. Tujuan komunikasi dilihat secara umum meliputi hal-hal berikut: informative, persuasive, entertaiment.

Ditinjau dari aspek informative, komunikasi berhubungan dengan kemampuan intelektual seseorang untuk bertindak rasional, logis, dan konkrit, bisa saja suatu informasi berkembang namun tidak jelas sumbernya dari mana, faktanya apa serta dalam konteks apa, harus pula dicermati situasi dari kondisi


(34)

yang berkembang saat itu dan sebelumnya. Sedangkan komunikasi ditinjau dari aspek persuasive, berkaitan erat dengan kejiwaan dan emosional. Artinya berkomunikasi secara persuasive adalah, berkomunikasi dalam rangka mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.

Bettinghous (1974), “...komunikasi manusia secara persuasive adalah dalam rangka mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka”. Pengungkapan pesan melalui cara-cara verbal dan non verbal untuk memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain juga merupakan bentuk komunikasi persuasive.

Burke (dalam Larson, 1986), memandang bahwa persuasi sebagai “The

cocreation of a state of identification or alignment between a source and a receiver that results from the use of symbols” (penciptaan bersama dari suatu pernyataan identifikasi atau kerja sama diantara sumber pesan dengan penerima pesan yang diakibatkan oleh penggunaan simbol-simbol). Sementara itu komunikasi bertujuan untuk menghibur (to entertaint), berkaitan dengan hal-hal yang menyenangkan, misalnya berbentuk hiburan, kesenian, lawakan, dan semacam dengan itu. (Hasan, 2010:26)

Sedangkan tujuan komunikasi yang bersifat spesifik dikemukakan oleh Barlo (1960:10) dapat diartikan sebagai:

1. Suatu kondisi yang tidak kontradiktif secara logika atau tidak konsisten dengan komunikasi itu sendiri.


(35)

2. Berpusat pada perilaku, yaitu diekspresikan dalam pengertian perilaku manusia.

3. Cukup relevan bagi kita untuk dapat untuk dapat menghubungkannya dengan perilaku komunikasi yang aktual.

4. Konsisten dengan cara orang-orang berkomunikasi. (Hasan, 2010:27) Dari pengertian komunikasi secara umum dan secara spesifik, dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi pada hakekatnya adalah mencapai pengertian bersama antara komunikator dan komunikan.

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spandoek, dan sebagainya.

Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional

(intentional), mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan

perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang akan dijadikan sasaran.

Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis ini banyak definisi yang dikemukakan para ahli, tetapi dari sekian definisi itu dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu: komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.

Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberitahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Ditinjau


(36)

dari segi penyampai pernyataan, komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif (persuasive communication) lebih sulit dari pada komunikasi informatif (informative communication), karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang.

2.1.2 Tinjauan Komunikasi Organisasi

a.

Pengertian Komunikasi Organisasi.

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems

Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen

mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk


(37)

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

b. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

1. Komunikasi internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb.


(38)

Proses komunikasi internal ini bisa berwujud komunikasi antarpribadi atau pun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan kepada pimpinan.

b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

2. Komunikasi eksternal.

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi


(39)

ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:

a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi, press release, artikel surat kabar atau majalah, pidato radio, film dokumenter, brosur,

leaflet, poster, konferensi pers.

b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

2.1.3 Tinjauan tentang Pemerintahan

Secara etimologis kata pemerintahan berasal dari kata “pemerintah”, kata pemerintah sendiri berasal dari kata “perintah” yang berarti menyuruh melakukan sesuatu pekerjaan (Pamuji, 1985:22). Namun tinjauan asal kata “pemerintahan“ sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa Inggris ”Government” yang diterjemahkan sebagai “pemerintah” dan “pemerintahan” dalam banyak tulisan. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Government tidak selalu memiliki


(40)

makna pemerintahan, karena Samuel Edward Finer mengartikan kata government

sebagai Public Servant yakni “pelayanan”. Sehingga Samuel Edward Finer

menyimpulkan bahwa kata “government” dapat memiliki arti:

1. Menunjuk kepada kegiatan atau proses memerintah, yakni melakukan kontrol atas pihak lain (the activity or the process of govering).

2. Menunjuk pada masalah-masalah negara dalam kegiatan atau proses dijumpai.

3. Menunjukan cara, metoda atau sistem dengan suatu masyarakat tertentu diperintah (the manner, method or system by which a particular society is

governed). (Samuel Edward Finer 1974:3-4 dalam Hasan, 2010:1)

Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki hak untuk melaksanakan kewenangan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada suatu kementrian yang diberi tanggungjawab memelihara perdamaian dan keamanan negara.

Pemikiran dasar dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga sistem ketertiban agar masyarakat dapat melakukan aktivitas kehidupannya secara wajar. Dalam perkembangan selanjutnya aktivitas masyarakat semakin beragam dan meluas, demikian juga pola hubungan dan interaksi yang berkembang, maka berkembang pulalah aktivitas pemerintah menjadi sebagai pemberi pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Hakekat pelayanan kepada masyarakat bermakna menciptakan kondisi yang kondusif sehingga memungkinkan bagi setiap anggota masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi kemajuan bersama. Dengan demikian secara umum tugas pokok pemerintahan dapat mencakup bidang:


(41)

1. Keamanan dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah melalui cara-cara kekerasan.

2. Ketertiban, dengan cara mencegah terjadinya tawuran, gontok-gontokan dan konflik antar suku di antara warga masyarakat, dan menjamin berlangsungnya perubahan dan perkembangan dalam masyarakat secara damai.

3. Keadilan, setiap warga masyarakat mempunyai hak untuk diperlakukan secara adil sesuai porsi dari profesionalisasi kemampuan dan aktivitasnya. Secara konkrit keadilan terhadap masyarakat dapat diwujudkan melalui keputusan-keputusan, kebijakan yang dikeluarkan maupun yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Dalam kondisi tersebut pemerintah harus mampu berdiri kokoh secara netral dan tidak berpihak pada golongan manapun.

4. Kesejahteraan sosial, guna meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat pemerintah membantu orang-orang tidak mampu, orang-orang cacat, dan anak-anak terlantar, menampung serta menyalurkan para pencari kerja dan gelandangan kepada sektor-sektor formal, sehingga semua anggota masyarakat dapat merasakan dan menikmati tingkat kesejahteraan sesuai kemampuan dan profesi yang dimiliki.

5. Ekonomi, dalam bidang ekonomi pemerintah harus mampu menelorkan berbagai kebijakan yang menguntungkan masyarakat luas, misalnya memajukan perdagangan dalam dan luar negeri, menciptakan lapangan


(42)

kerja baru, mengendalikan laju inflasi, serta mampu menjamin pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara.

6. Pekerjaan umum, dalam bidang ini pemerintah memiliki tugas pokok dalam memberikan pelayanan terhadap bidang-bidang yang tidak mungkin dilakukan lembaga non pemerintah. Kegiatan pekerjaan umum antara lain mencakup penyediaan fasilitas pendidikan pelayanan pos dan pencegahan penyakit menular serta pembangunan jalan dan jembatan.

7. Pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, bidang ini mencakup pemeliharaan air, tanah, dan hutan. Untuk bidang ini tugas pemerintah mencakup pula memajukan kegiatan penelitian dan pengembangan guna pemanfaatan sumber daya alam dengan mengedepankan keseimbangan antara pemakaian dan pengembangan.

Untuk dapat mengemban semua tugas pokok tersebut di atas pemerintah membutuhkan dukungan dari aparatur pemerintah yang tangguh dan proffesional dan mampu berbuat lokal serta bersaing secara global. Seiring dengan tuntutan tersebut peningkatan kualitas aparatur pemerintah harus dilakukan rekruitmen sejak dini agar pada saatnya tiba aparatur telah benar-benar siap dan matang untuk menjalankan peran tugas pokok tersebut di atas.

2.1.4 Tinjauan tentang Humas Pemerintahan

Humas tidak hanya ada di perusahaan-perusahaan. Dalam pemerintahan pun sangat diperlukan karena pemerintah memiliki kepentingan dan tujuan yang lebih kompleks dari sekedar menjaga citra baik pemerintahan.


(43)

Rosady Ruslan mengemukakan empat macam tugas pokok humas pemerintah adalah sebagai berikut:

a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat.

b. Kegiatan memberikan nasihat/sumbang saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya.

c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan.

d. Memberikan penerangan/informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan.

Bertolak dari fungsi humas diatas maka Rosady Ruslan mengemukakan empat macam fungsi pokok humas pemerintah adalah sebagai berikut:

a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.

b. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan/informasi mengenai kebijaksanaan, hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat.

c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif, dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak dan menampung aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya dilain pihak.


(44)

d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Terbatasnya wewenang humas, berkaitan erat dengan status dan kedudukan humas dalam struktur organisasi masih belum memadai. Oleh karena itu kehadirannya di dalam instansi pemerintahan selayaknya berada langsung di bawah pimpinan atau sekurang-kurangnya mempunyai hubungan kerja langsung dengan pimpinan. Sebaliknya, pejabat humas itu sendiri harus juga mempunyai kemampuan untuk menguasai segala permasalahan instansinya.

Kemampuan yang dimaksud dapat digambarkan antara lain:

a. Mengamati dan menganalisis setiap persoalan yang menjadi kepentingan instansi dan stake holders-nya.

b. Harus mampu melakukan komunikasi dua arah yang mendukung kedua belah pihak.

c. Mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang menguntungkan bagi instansi.

d. Mampu menjalin hubungan yang baik dan kerja sama yang didasari dengan rasa saling percaya dengan semua pihak yang terkait.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan, sebagai aparat kehumasan pemerintah, maka berbagai kegiatan yang perlu diperhatikan antara lain:


(45)

a. Membina pengertian pada khlayak/publik terhadap kebijaksanaan pemimpin, baik kepada khlayak intern maupun ekstern. Pembinaan pengertian kepada khalayak termasuk pemberian dan pelayanan informasi. b. Menyelenggarakan dokumentasi kegiatan-kegiatan pokok instansi

pemerintah, terutama yang menyangkut publikasi.

c. Memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat masyarakat. d. Mengumpulkan data dan informasi yang datang dari berbagai sumber. e. Bentuk produk humas yang dihasilkan seperti majalah, buletin, press

release, poster, folder, pamflet, selebaran dan lain-lain.

2.1.5 Tinjauan tentang Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Sumber daya Komunikasi dan Informasi.

Sesuai dengan tujuan utamanya, humas akan dituntut untuk mengembangkan atau membangun hubungan yang baik, tidak hanya dengan pihak luar atau kalangan yang terkait (external relations), tetapi juga dengan pihak pers agar dapat membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling kerja sama (mutual symbiosis), saling mempercayai (mutual confidence), saling pengertian (mutual

understanding), dan saling menghargai (mutual appreciation), serta untuk

memperoleh opini publik yang favorable, serta image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun hubungan ke luar (external relations).

Kegiatan humas eksternal dalam memberikan informasi kepada publik atau masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah


(46)

kegiatan media relations (hubungan media). Istilah lainnya press relations or

media relations (hubungan pers atau hubungan media), yakni membina hubungan

baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio dan televisi), dan media massa online (newspaper online, magazine online, radio digital, televisi digital) (diadaptasi dari Soemirat dan Ardianto.2008).

Bertolak dari pernyataan di atas kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi adalah kegiatan Humas dan Protokol Sekretariat Pemerintah Kabupaten Indramayu yang berhubungan dengan Pemerintah yaitu Bupati dan wakil Bupati, Bagian Humas dan Protokol sebagai penyampai informasi, wartawan sebagai kontrol sosial serta masyarakat sebagai penyelenggara pembangunan daerah.

Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam membangun hubungan pers (press relations atau media relations) merupakan barometer atau tolok ukur keberhasilan suatu fungsi atau tugas humas, yakni untuk menilai efektivitas suatu pekerjaan humas pada sebuah instansi. Keberhasilannya bisa dilihat dari sejauhmana publisitas tersebut melalui pemberitaan pers dapat menguntungkan citra Pemerintah sebagai hasil kerja sama yang baik (mutual symbiosis) antara humas, masyarakat dan pihak wartawan atau pers sebagai mitra atau rekan kerja.

Wartawan adalah orang yang melakukan pekerjaan kewartawanan atau tugas-tugas jurnalistik secara rutin, atau dalam definisi lain, wartawan dapat


(47)

dikatakan sebagai orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di media massa, baik media cetak, media elektronik maupun media online.

Ada banyak istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang bekerja sebagai wartwan, antara lain: pemburu berita, pewarta, jurnalis, reporter, newsgetter, pressman, kuli tinta, dan nyamuk pers. (Syarifudin, 2010:38)

2.1.6 Tinjauan tentang Strategi

Menurut Ahmad S.Adnan Putra, pakar manajemen krisis kehumasan, berdasarkan aplikasi dari strategi hubungan masyarakat yang disebut “The Three

C’s Option,” maka setiap lembaga melaksanakan strategi humas berdasarkan

pemahamannya atas tiga pilihan dari opsi publik atau sikap masyarakat. The Three

C’s Option adalah sebagai berikut:

a. Apabila publik yang dihadapinya bersikap “anti” terhadap lembaga yang diwakilinya, maka strategi humas melakukan suatu perubahan tertentu

(change) untuk menarik simpati masyarakat.

b. Jika sikap (opsi) publiknya bersifat netral (the silent majority), maka strateginya harus tampak konkret terhadap opini yang pasif menjadi aktif kembali sebagai faktor pendukung utama.

c. Jika sikap publiknya pro (mendukung), maka strategi humasnya adalah berupaya mengukuhkan. Dalam hal ini biasanya pengukuhan tersebut dapat dilakukan melalui seorang tokoh yang dianggap sebagai panutan dan memiliki kharisma pribadi, atau mempunyai pengaruh kuat pada publik.


(48)

Oleh karena strategi pokok humas diarahkan untuk meningkatkan mekanisme komunikasi dua arah antara pemerintah dengan sasaran humas agar hasil-hasil yang dicapai oleh pemerintah dapat dikenal oleh sasaran humas yaitu masyarakat, sehingga masyarakat akan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan pemerintah khususnya dan tujuan pembangunan nasional pada umumnya.

Robbins dalam bukunya “Organization Behavior” mendefinisikan strategi sebagai penentuan tujuan dari tujuan jangka panjang dan sasaran sebuah perusahaan (1995:134). Pandangan lain menyebutkan bahwa strategi sebagai sebuah mode (model perencanaan), yang secara eksplisit dikembangkan oleh para manajer dengan mengidentifikasikan arah tujuan, kemudian mengembangkan rencana tersebut secara sistematis dan terukur untuk mencapai tujuan.

Bertolak dari pendapat di atas dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting, dalam hal ini pemerintah sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan. Seorang komunikator yang mampu melancarkan komunikasi secara luwes tentu akan dapat dengan mudah melakukan perubahan ketika ada atau tidak ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, sehingga efek yang diharapkan sulit untuk dicapai.

Strategi komunikasi adalah panduan antara perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication


(49)

menunjukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. (Effendy, 1993:3)

Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang dalam hal ini adalah membentuk suatu rencana, taktik dan cara yang akan dilakukan bagian Humas dan Protokol Sekertariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam membangun citra yang positif di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi.

2.1.7 Tinjauan tentang Citra

Citra adalah bagaimana pihak lain memandang suatu aktivitas. Setiap pemerintahan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangannya. Berbagai citra pemerintahan datang dari masyarakat dan karyawan. Tugas pemerintahan dalam membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasikan citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata publik atau masyarakatnya.

Seperti halnya produk dan merk, citra pemerintahan perlu dipopulerkan di masyarakat. Terutama dikalanagn segmen sasaran yaitu masyarakat Kabupaten Indramayu. Dalam dunia pemerintahan humas membuat strategi agar masyarakat peduli terhadap nama dan keberadaan Pemerintah Kabupaten Indramayu.

Cara mempopulerkan citra agar sesuai dengan apa yang dikehendaki dapat dilakukan secara bertahap yaitu:


(50)

1. Membentuk persepsi sasaran : citra yang ingin dibentuk harus mencerminkan jati diri pemerintahan yang sebenarnya, tidak lebih dan tidak kurang.

2. Memelihara persepsi : upaya mempertahankan citra adalah mempertahankan pelaksanaan program humas sesuai dengan rencana.

2.1.8 Tinjauan tentang Masyarakat

Masyarakat menurut Ralph Linton adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Sedangkan menurut Selo Soemardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Dari definisi-definisi di atas, unsur-unsur masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran mutlak atau pun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis angka minimnya adalah dua orang yang hidup bersama.

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidak lah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpanya kursi, meja


(51)

dan lain sebagainya. Oleh karena itu dengan berkumpulnya manusia akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbulah sistem komunikasi dan timbulah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam kelompok tersebut.

3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.

Penduduk Kabupaten Indramayu merupakan campuran antara suku Sunda dan Jawa sehingga budaya yang terdapat dalam masyarakat Indramayu merupakan akulturasi dari kedua suku tersebut. Meskipun Indramayu berada di wilayah Provinsi Jawa Barat yang merupakan tanah Pasundan dan berbahasa Sunda, namun sebagian besar penduduk Indramayu mempunyai bahasa tersendiri yang khas dikenal dengan bahasa Dermayon, yakni dialek bahasa Jawa yang hampir serupa dengan dialek Cirebon dan Tegal.

Letak Indramayu yang berada di jalur utama Pantura menyebabkan wilayah ini menjadi persinggahan dan perantauan masyarakat dari daerah Timur Pulau Jawa sehingga Indramayu menjadi salah satu wilayah Jawa Barat yang berbahasa khas dengan akulturasi bahasa jawa dan Sunda. (BAPPEDA, 2011:36)


(52)

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Kerangka Teoritis

Kiat mencapai keberhasilan dengan metode penyusunan perencanaan dan penggiatan melalui proses komunikasi hingga pemecahan masalah yang dihadapi, baik organisasi dalam fungsi ilmu manajemen, formula 4P, seperti dikemukakan oleh Knoot dan Terry. Formula ini terdiri dari perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan (planning, organizing, actuating, controlling).

Seperti juga metode penyampaian pesan dalam tugas dan fungsi humas, yang ditampilkan dalam buku A Public Relations Primer Thinking and Writing in

Contex oleh Paula Marants Cohen dikemukakan suatu pencapaian khalayak

sasaran. Ini berkaiatan erat dengan tugas dan fungsi humas untuk menyampaikan suatu pesan, kemudian diteruskan dan diterima oleh publik internal atau publik eksternal secara positif. (Ruslan, 1999:43)

Teori dan definisi humas lainnya, menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Centre dalam bukunya berjudul Effective Public Relations ialah bagaimana berkomunikasi secara efektif dan efisien melalui teknik dan tahapan proses penggiatan dalam manajemen humas, sebagai komponen-komponennya, yaitu fact

finding, planning, communicating, dan evaluating (pencarian fakta, perencanaan,


(53)

2.2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka teoritis yang sudah dijelaskan di atas, peneliti akan mengaplikasikannya ke dalam masalah penelitian ini. Untuk memperoleh citra yang positif tentu saja Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu mempunyai suatu strategi komunikasi kepada publik atau pihak eksternal, yaitu melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dengan harapan akan memperoleh citra yang positif di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu melalui kegiatan tersebut. Di bawah ini merupakan proses yang harus dijalankan setiap praktisi humas profesional. Proses tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pencarian Fakta (Fact finding)

Fact finding atau pencarian fakta merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan oleh Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu sebelum menyusun program kerjanya yaitu dengan memahami situasi atau masalah yang ada. Sebelum praktisi humas merumuskan program kerjanya, maka ia perlu mengetahui di mana titik awalnya. Misalnya, Humas harus mengetahui secara pasti seperti apa citra Pemerintah di mata masyarakat Kabupaten Indramayu. Sehingga praktisi humas dapat menyusun dan menjawab serangkaian pertanyaan seperti:

a. Di mana posisi Pemerintah sekarang?

b. Apa yang diketahui atau tidak diketahui masyarakat mengenai Pemerintahan?


(54)

c. Apakah ada kesalahan dalam pandangan mereka?

Upaya untuk menentukan masalah atau situasi yang dihadapi dapat dimulai dengan mendengarkan komentar, penilaian atau keluhan yang dikemukakan pihak eksternal atas pelayanan yang mereka terima dalam hubungan dengan Pemerintah. Komentar dan penilaian pihak eksternal menjadi bahan untuk menilai situasi atau masalah yang tengah dihadapi saat itu. Kegiatan humas yang efektif dimulai dari mendengarkan pandangan pihak lain. Dalam praktiknya, pekerjaan mendengarkan tidak semudah yang diperkirakan. Banyak orang yang ternyata lebih mudah bicara dari pada mendengarkan. Apa yang disebut dengan komunikasi sering dianggap sebagai upaya menyampaikan ide atau pandangan kepada pihak lain dengan menggunakan saluran satu arah (one way channels).

2. Perencanaan (Planning)

Bentuk konkret dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi humas dituntut untuk dapat menyusun program kerjanya, baik program jangka panjang maupun jangka pendek. Program kerja harus dipersiapkan secara cermat dan hati-hati agar dapat memberikan hasil yang nyata. Tanpa adanya program yang terencana, praktisi humas akan bekerja berdasarkan naluri atau insting saja sehingga mudah kehilangan arah gampang tergoda mengerjakan hal-hal baru, sementara pekerjaan lama belum terselesaikan. Pada akhirnya praktisi humas akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan dan hasil-hasil konkret yang telah dicapai. (Frank Jefkins, Public Relations dalam Morissan, 2008:149)


(55)

Pada tahap merencanakan program kerja, hal pertama yang harus dilaksanakan adalah penetapan tujuan. Tujuan yang ingin dicapai bisa satu, bisa lebih dari satu. Jumlah tujuan yang layak dan menarik untuk dikejar memang nyaris tak terbatas, akan tetapi jumlah tujuan yang hendak dicapai sepenuhnya tergantung pada ukuran kapasitas dan sumber daya (khususnya pendanaan) yang dimiliki oleh Bagian Humas dan Protokol.

3. Berkomunikasi (Communicating)

Setelah mengumpulkan fakta dan menetapkan rencana. Beberapa keputusan harus dibuat pada tahapan ini yang mencakup tindakan apa saja yang harus dilakukan atau pesan apa saja yang ingin disampaikan, serta jenis media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan yang dimaksud. Media massa adalah saluran komunikasi yang sangat penting bagi praktisi humas dan karenanya praktisi humas harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai berbagai jenis media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan sebagainya. Praktisi humas juga harus mengetahui kekuatan dan kelemahan masing-masing media massa tersebut.

Dalam hal ini Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu menggunakan media relations atau hubungan media melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi yang berhubungan dengan pihak pers sebagai kontrol sosial Pemerintah yaitu Bupati dan Wakil Bupati, Bagian Humas dan Protokol sebagai komunikator serta masyarakat sebagai penyelenggara pembangunan daerah.


(56)

4. Pengawasan (Evaluating)

Praktisi humas sering memiliki pengertian yang tidak sama mengenai apa yang disebut dengan evaluasi kehumasan. Evaluasi kehumasan terkait dengan pertanyaan bagaimana menilai suatu program kehumasan apakah sudah berhasil atau belum? Apa kriteria yang digunakan untuk menilai program kehumasan sudah berhasil ataukah masih harus diperbaiki? Masih banyak yang beranggapan bahwa keberhasilan program humas hanya dilihat dari jumlah penghargaan atau pujian yang diterima bagian humas. Misalnya, bagian humas banyak menerima pujian atau penghargaan dari pihak eksternal, maka berarti program yang telah dijalankan dinilai berhasil. Keberhasilan program humas juga dilihat dari pujian yang diberikan atasan. Keberhasilan suatu program juga kerap hanya dilihat dari banyaknya liputan atau ekspos media massa terhadap Pemerintah.

Menentukan keberhasilan suatu program kehumasan tidak bisa dilihat hanya dari jumlah penghargaan, pujian, atau liputan media massa. Evaluasi yang signifikan terhadap suatu program kehumasan haruslah dilakukan berdasarkan pengukuran secara ilmiah mengenai peningkatan kesadaran atau perubahan pendapat, sikap, dan tingkah laku khalayak mengenai Pemerintah. Berikut ini adalah tiga tahapan utama evaluasi, yaitu:

a. Evaluasi tahap persiapan b. Evaluasi tahap pelaksanaan

c. Evaluasi tahap dampak atau efek. (Scott M. Cutlip, Allen H Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations dalam Morissan, 2008:226)


(57)

Praktisi humas yang menilai keberhasilan program kehumasan berdasarkan jumlah ekspos media massa yang diterima Pemerintah, maka sebenarnya ia baru melakukan evaluasi pada tahap pelaksanaan. Sedangkan praktisi humas yang menilai keberhasilan program kehumasan berdasarkan pada peningkatan kesadaran atau perubahan pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak, maka ia telah melakukan evaluasi pada tahap efek atau dampak. Sementara praktisi humas yang menilai keberhasilan program kehumasan berdasarkan pujian yang diterima dari atasan bisa jadi ia baru memberikan evaluasi pada tahap persiapan atau mungkin juga tahap pelaksanaan, namun sama sekali belum menyentuh tahap efek.

Dengan demikian di bawah ini adalah alur berpikir peneliti mengenai strategi Humas pada bagian Humas dan Protokol Sekertariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramyu adalah sebagai berikut:


(58)

umpan balik umpan balik

umpan balik umpan balik

Gambar 2.1

Bagan alur berpikir peneliti

Berdasarkan alur berpikir peneliti di atas, Bupati dan Wakil Bupati sebagai pemegang kebijakan mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 9B tahun 2009 tentang kemitraan wartawan daerah bersama dengan Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu sebagai komunikator atau penghubung antara Pemerintah, masyarakat dan wartawan mempunyai kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi yang merupakan strategi untuk meningkatkan citra di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu yang di dalamnya sudah mencakup beberapa program kerja yang akan dilakukan Bagian Humas dan Protokol melalui empat proses yaitu pencarian fakta, perencanaan, cara berkomunikasi, dan pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan citra dengan harapan mendapatkan umpan balik yang positif dari kegiatan tersebut kepada Pemerintah yaitu Bupati dan Wakil Bupati, Bagian

Bupati Dan Wakil Bupati

Bagian Humas dan Protokol

Wartawan

Masyarakat strategi

Meningkatkan citra


(59)

Humas dan Protokol, Wartawan serta masyarakat Kabupaten Indramayu secara menyeluruh.

Dalam hal ini wartawan dan masyarakat turut serta meningkatkan citra melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dengan program kerja yang dilakukan Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu. Wartawan merupakan kontrol sosial bagi Pemerintah dan masyarakat yang mendukung setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah. Wartawan membantu Pemerintah dalam mensukseskan strategi yang dilakukan Humas dan Protokol dengan pemberitaan yang disiarkan melalui media cetak dan elektronik. Sehingga dampak pencitraan yang positif atau negatif akan dapat dirasakan umpan baliknya kepada Pemerintah yaitu Bupati dan Wakil Bupati, Humas dan Protokol, masyarakat dan wartawan.

Kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dilakukan secara continue atau terus menerus oleh Bagian Humas dan Protokol maka perlu dilakukan pencarian fakta secara terus-menerus pula untuk mengatasi atau mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang ada sampai ditemukannya solusi terbaik demi tercapainya citra positif yang dapat berpengaruh terhadap perekonomian atau pembangunan daerah di kalangan masyarakat Kabupaten Indramayu. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada sejumlah informan yang mempunyai kredibilitas, kritis terhadap Pemerintahan dan berwawasan luas.


(60)

Setelah pencarian fakta dilakukan, Humas dan Protokol melakukan perencanaan untuk menyelenggarakan program kerja atau strategi yang telah disusun mulai dari awal, dan selama berlangsung atau mengimplementasikan program kerja hingga ke taraf penyelesaian tugas secara bertahap serta taraf pengawasan atau evaluasi untuk meneliti hasil-hasil dan tujuan yang telah dicapai.

Selain itu perlu ditingkatkan keterampilan berkomunikasi dari praktisi Humas yang ada di Humas dan Protokol baik melalui tulisan maupun lisan untuk dapat menyampaikan pesan, ide dan gagasan atau program kerja, dan sekaligus upaya membentuk opini atau menguasai pendapat umum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator atau Pemerintah.


(61)

45 3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Profil Daerah Kabupaten Indramayu

Sejarah terbentuknya Kabupaten Indramayu dimulai Tahun 1527, ketika Raden Arya Wiralodra, Putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Bagelen Jawa Tengah mendapatkan wangsit dalam tapa brata-nya di kaki Gunung Sumbing. Dengan ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana, Raden Arya Wiralodra yang mempunyai garis keturunan Majapahit dan Pajajaran ini membangun pedukuhan yang diberi nama “Darma Ayu”.

Nama pedukuhan tersebut diambil dari seorang nama wanita bernama Nyi Endang Darma, yang terkenal dengan kecantikan dan kesaktiannya. Beberapa tokoh sejarah yang turut terlibat dalam pendirian pedukuhan tersebut antara lain yaitu Nyi Endang Darma, Aria Kemuning putra Ki Gede Lurah Agung yang diangkat anak oleh Puteri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati, dan Ki Buyut Sidum/Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Palembang. Pedukuhan Darma Ayu yang dapat diartikan pula sebagai “Kewajiban Yang Utama” atau “Tugas Suci”


(62)

kemudian berubah menjadi “INDRAMAYU” setelah terbebas dari kekuasaan Padjajaran.

Titimangsa berdirinya Kabupaten Indramayu diproklamirkan pertama kali oleh R. Arya Wiralodra pada hari Jumat Kliwon tanggal 1 Muharam 934 H atau 1 Sura 1449 bertepatan pada tanggal 7 Oktober 1527, sehingga diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Indramayu. Terlepas dari kekuasaan Padjajaran paska tahun 1527, Indramayu berada dalam kekuasaan Kerajaan Demak, dan pada tahun 1546 menjadi bagian dari Kesultanan Cirebon. Pada tahun 1615 terjadi pembagian wilayah sebagai berikut:

a. Di sebelah Timur sungai Cimanuk menjadi bagian Kesultanan Cirebon b. Di sebelah Barat termasuk dalam wilayah Kerajaan Mataram

Pada tahun 1681 mulai dikuasai oleh Kolonial Belanda sehingga pada zaman Pemerintahan Daendlles (1806-1811) daerah sebelah Barat Sungai Cimanuk dimasukkan dalam prefektur Karawang dan sebelah Timur-nya masuk prefektur Cirebon Utara. Pada zaman penjajahan kompeni tersebut daerah Indramayu menjadi ajang pertempuran segitiga antara Kolonial Belanda, Kerajaan Mataram, dan Kerajaan Banten. Pada tahun 1706, daerah Indramayu sepenuhnya jatuh ke dalam kekuasaan Kolonial Belanda seperti wilayah–wilayah lain di Nusantara.

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, wilayah Indramayu secara resmi dijadikan Kabupaten yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat


(1)

116

Pemerintah yang mempunyai sistem berbasis keterpihakan kepada rakyat.

4. Humas dan Protokol paling banyak bertanggung jawab terhadap baik buruknya pencitraan Pemerintah, maka pembenahan person dan sistem kerja di Humas dan Protokol juga penting. Akan lebih baik person di dalamnya terdiri dari ahli komunikasi atau setidaknya orang-orang yang memiliki kecerdasan dalam berkomunikasi artinya seorang Humas harus bisa menjadi juru bicara yang baik bagi Pemerintah Daerah dan juga masyarakat sebagai jembatan antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat. Tidak hanya person-nya yang dibenahi, tetapi dari segi kualitas dan kuantitas juga harus menunjang. Sehingga Humas dapat mengkombinasikan antara kepentingan Pemerintah Daerah dan masyarakat.


(2)

118

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook Of Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi Cetakan Ketujuh. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hasan, Erliana. 2010. Komunikasi Pemerintahan Cetakan Kedua. Bandung: Refika Aditama

Indramayu, BAPPEDA. 2011. Profil Daerah Kabupaten Indramayu 2011. Indramayu: BAPPEDA Kabupaten Indramayu

Morissan. 2008. Manajemen Public Relations (Strategi Menjadi Humas Profesional). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Cetakan Keduabelas. Bandung: Remaja Rosdakarya

Onong Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ruslan, Rosady. 1999. Praktik dan Solusi Public Relations Cetakan kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif Cetakan Keenam. Bandung: CV Alfabeta


(3)

Tubbs, Stewart L. – Moss, Sylvia, Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 170.

Widjaja, H.A.W. 2010. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara

Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia

B. SUMBER LAIN

Fatahillah, Faisal, Riza, Helmi. 2011. IMPRESSION MANAGEMENT PENYIAR PRIA DI STATION RADIO DI KOTA BANDUNG. (Studi Dramaturgi tentang Pengelolaan Kesan di Kehidupan Panggung Depan dan Panggung Belakang pada Diri Seorang Penyiar Pria di Station Radio di Kota Bandung). UNIKOM : Bandung http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html

[21/07/12]


(4)

177

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Meillyn Rayindra Putri Nama Panggilan : Mei

Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 07 Mei 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : (0234) 356385 / 085862600039 / 081323600039

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Yoyo Hudaya

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Nama Ibu : Ida Farida

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Blok Cilumbu RT 12/05 Desa Sukaperna Kec. Tukdana Kab. Indramayu 45272 Motto : keep smile, spirit, and pray.


(5)

178

PENDIDIKAN FORMAL

2008- sekarang : Universitas Komputer Indonesia Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

2005-2008 : SMA Muhammadiyah Cirebon 2002-2005 : SMP Negeri 1 Tukdana–Indramayu 1996-2002 : SDN II Sukaperna–Indramayu PENDIDIKAN NON FORMAL

2003-2004 : Kursus Bahasa Inggris di IBC Indramayu

2007 : Kursus Bahasa Inggris di Get House Of English Cirebon 2011 : Kursus di DJ Arie The Radio Announcer School Bandung PENGALAMAN ORGANISASI

2002–2003 : Anggota Pramuka SMP N 1 Tukdana–Indramayu

2003–2004 : Anggota Patroli Keamanan Sekolah (PKS) SMP N 1 Tukdana 2006–2007 : Anggota Marching Band Gita Swara SMA Muhammadiyah 2009 : Anggota UKM Badminton UNIKOM

2010–2011 : Anggota LDK Ummi UNIKOM PELATIHAN DAN SEMINAR

2009 : Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri UNIKOM 2009 : Mentoring Agama Islam UNIKOM

2009 : Table Manner Course Hotel Jayakarta–Bandung 2010 : Konferensi Mahasiswi Jawa Barat UNPAD


(6)

179

2010 : Latihan Kepemimpinan dan Manajaemen Mahasiswa UNIKOM 2010 : Public Speaking UNIKOM

2010 : Study Tour ke Media Massa RCTI UNIKOM 2011 : Muslimah Exhibition UNIKOM

2011 : Seminar Jurnalisme dan Peluang Menjadi Broadcaster 2012 : Bedah Buku “Handbook Of Public Relations”

2012 : English Proficiency Test

2012 : Pelatihan Sehari bagi Guru dan Orangtua Siswa PAUD Anak-anak Ceria PENGALAMAN KERJA

2011 : Mahasiswi magang di Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu. 2012- sekarang : Pengajar di Rumah Belajar Permata Hati, Bandung.


Dokumen yang terkait

PROSES AKTIVITAS HUBUNGAN MASYARAKAT (HUMAS)PEMERINTAH KABUPATEN MALANG Studi Pada Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Malang

0 21 2

Pola Komunikasi Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Dalam Program Pemberdayaan Komunikasi dan Informatika Untuk Masyarakat (Studi Kasus pada humas Pemerintah Daerah Kabupaten Garut mengenai Pemberdayaan komunikasi dan informatika melalui kegiatan Mobi

0 6 1

Komunikasi Ritual Rendaman Suku Dayak Indramayu Di Kabupaten Indramayu (Studi Etnografi Komunikasi Budaya Suku Dayak Indramayu Di Kabupaten Indramayu)

0 3 1

STRATEGI HUMAS PEMKAB BOYOLALI DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI Strategi Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Boyolali(Studi Deskripsi Kualitatif Media Relations Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatka

1 7 14

STRATEGI HUMAS PEMKAB BOYOLALI DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI Strategi Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Boyolali(Studi Deskripsi Kualitatif Media Relations Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatka

1 6 15

PENDAHULUAN Strategi Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Boyolali(Studi Deskripsi Kualitatif Media Relations Humas Pemkab Boyolali Dalam Meningkatkan Citra Pemerintah Kabupaten Boyolali).

1 7 30

PERAN HUMAS DALAM PEMULIHAN IMAGE PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus Strategi Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Sragen Peran Humas Dalam Memulihkan Image Pemerintah Daerah (Studi Kasus Strategi Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Sragen Dalam Menan

0 0 16

BIRO HUMAS DAN PROTOKOL

0 0 3

HALAMAN PERSETUJUAN SISTEM INFORMASI PENGADUAN MASYARAKAT BERBASIS WEBSITE HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN MADIUN

0 2 12

KOMUNIKASI ORGANISASI HUMAS PEMERINTAH (Studi Kasus pada Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Banyumas) - UNS Institutional Repository

0 2 17