Peubah yang Diamati dan Cara Pengukurannya Metode Penarikan Sampel

Dari model matematiak diatas, maka diperoleh daftar sidik ragam yang tertera pada Tabel 3 . Tabel 3. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F 0.05 Perlakuan t-1 = 9 JKP KTP KTPKTG Galat t r-1 =20 JKG KTG tr-1 = 29 JKT Hipotesis yang akan diuji : H0 : RK=RS1=RS2=RS3=RU1=RU2=RU3=RE1=RE2=RE3 H1 : RK ≠RS1≠RS2≠RS3≠RU1≠RU2≠RU3≠RE1≠RE2≠RE3 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan R yang tidak sama Kaidah Keputusan : 1. Fh ≤ 0.05 maka terima H0 2. F.hit F.0.05 maka tolak H0 Guna mengetahui perbedaan pengaruh rata-rata kelompok perlakuan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

3.2.3. Peubah yang Diamati dan Cara Pengukurannya

1. Skor Warna Kuning Telur Skor warna kuning telur diamati dengan jalan memecahkan telur itik dan membandingkan warna kuning telurnya dengan alat Egg Yolk Colour Fan yang dilakukan setiap satu minggu satu kali. Warna kuning telur yang mendekati dengan salah satu warna pada alat tersebut merupakan angka skor warna kuning telurnya. 2. Indeks Kuning Telur Indeks kuning telur diukur dengan cara mengukur dan membandingkan antara tinggi kuning telur dengan diameter kuning telur Buckle et al, 1987. Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong dan dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. 3. Persentase Bobot Kuning Telur Data persentase bobot kuning telur diambil dari hasil pemisahan kuning telur dan putih telur setelah telur tersebut dipecahkan, kemudian kuning telur ditimbang. Selanjutnya persentase kuning telur dihitung dengan membandingkan berat kuning telur terhadap berat telur utuh dan dikalikan seratus persen.

3.2.4. Metode Penarikan Sampel

Pengambilan data untuk pengujian kualitas kuning telur dilakukan satu minggu satu kali selama empat minggu. Telur diambil dari semua kelompok perlakuan untuk dilakukan pengukuran yang dilakukan pada hari itu juga, sehingga telur dalam keadaan segar.

IV. HASIL PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Skor Warna Kuning Telur

Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa pemberian tepung daun singkong sebanyak 5 RS nyata p0,05 meningkatkan warna kuning telur jika dibandingkan pemberian tepung daun ubi jalar RU, tepung eceng gondok RE dan ransum kontrol RE, yang mana diperoleh rataann skor warna kuning telur RS = 7,9, RU = 6,5, RE = 6,1 dan RK = 5,2. Tabel 3. Rataan Nilai Skor warna Kuning Telur Itik dari Berbagai Perlakuan Perlakuan Ulangan RK RS RU RE 1 4,8 7,2 6,5 5,4 2 4,9 7,6 6,4 6,3 3 5,7 8,1 6,6 6,1 4 5,6 8,3 6,4 6,5 5 5,1 8,2 6,4 6,1 Total 26,1 39,4 32,3 30,4 Rataan 5,2 c 7,9 a 6,5 b 6,1 bc Terjadinya peningkatan skor warna kuning telur sebagai akibat pemberian tepung daun singkong, daun ubi jalar dan eceng gondok sebanyak 5 kedalam ransum yang mengandung pigmen karotenoid dan xantofil. Hal ini disebabkan bahwa warna kuning telur dihasilkan oleh pigmen xantofil, yang diperoleh itik dari ransum yang dikonsumsinya. Fletcher 1973 menyatakan bahwa ransum berpengaruh langsung terhadap warna kuning telur terutama makanan yang mengandung pigmen karotenoid, selanutnya menurut Bornstein dan Bartov 1966 terdapat hubungan linier antara pigmentasi kuning telur dengan kandungan xantofil di dalam ransum. Perlakuan RS menghasilkan skor warna kuning telur tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Ini dapat dilihat pada kandungan provitamin A yang berasal dari tepung daun singkong lebih tinggi dibandingkan dengan daun ubi jalar dan eceng