BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Tanaman
Daun dandang gendis diambil dari kebun obat Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta diidentifikasi secara makroskopis di
Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta menurut acuan Anonim 2006 a dan Anonim 2006 b. Dari hasil
identifikasi yang dilakukan berdasarkan kedua acuan tersebut, tanaman dandang gendis yang digunakan dalam penelitian ini diketahui memiliki nama ilmiah
Clinacanthus nutans Burm. F. Lindau lampiran 1.
B. Pengumpulan Bahan, Pengeringan dan Pembuatan Serbuk
Daun dandang gendis diambil dari tanaman dandang gendis diperoleh dari kebun tanaman obat Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta yang berumur sekitar 2 tahun. Pada saat panen diambil daun yang telah tua dan dipilih daun yang telah membuka sempurna dan terletak dibagian
cabang atau batang yang menerima sinar matahari sempurna hal ini dimaksudkan agar kandungan senyawa aktif dari daun dandang gendis dalam jumlah yang
terbesar. Daun dandang gendis yang telah dikumpulkan dicuci bersih. Pencucian dilakukan dengan air mengalir untuk menghilangkan pengotor yang melekat pada
daun dandang gendis. Setelah bersih, daun diletakkan pada nampan dan diangin- anginkan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 45
ο
C karena dengan oven
23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suhu, kelembaban dan aliran udaranya dapat diatur. Pengeringan dilakukan sampai keadaan daun mudah dipatahkan menggunakan tangan. Pengeringan
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bahan tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi enzimatik maka penurunan mutu atau perusakan simplisia dapat dicegah. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat
merupakan media pertumbuhan kapang dan mikroorganisme lainnya. Enzim tertentu dalam sel masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah
sel mati dan selama kadar air simplisia lebih dari 10 . Daun yang sudah kering kemudian diserbuk. Penyerbukan dilakukan
untuk memperkecil ukuran partikel sehingga luas permukaan yang kontak dengan pelarut semakin besar, dengan demikian dalam proses penyarian kandungan zat
aktif yang terlarut lebih banyak. Pengayakan dilakukan dengan menggunakan penyerbuk Retsch bv dan diayak menggunakan ayakan dengan nomor mesh
1250. Tujuan dari pengayakan untuk memperoleh derajat kehalusan serbuk yang
optimal sehingga proses penyarian dapat berlangsung dengan baik.
C. Uji Indeks Buih Untuk Saponin