2. Pengumpulan bahan, pengeringan dan pembuatan serbuk
Daun dandang gendis didapat dari kebun tanaman obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada saat panen diambil daun yang telah
tua dan dipilih daun yang telah membuka sempurna dan terletak dibagian cabang atau batang yang menerima sinar matahari sempurna. Daun dandang gendis yang
telah dikumpulkan dicuci bersih, kemudian diletakkan pada nampan dan diangin- anginkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 45
ο
C sampai kering dengan ciri daun mudah dipatahkan menggunakan tangan, setelah itu daun diserbuk dan
diayak menggunakan ayakan dengan nomor mesh 1250.
3. Uji indeks buih untuk saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat
selama 10 detik. Adanya saponin ditunjukkan dengan terbentuk buih mantap selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan
1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang Anonim, 1995. 4. Pembuatan ekstrak etanol
Sebanyak 100 g serbuk kering daun dandang gendis dibasahi dengan etanol 70 1 cm diatas permukaan serbuk selama 24 jam, kemudian dimasukkan
ke dalam perkolator sambil dipadatkan dengan batang pengaduk. Pada bagian ujung perkolator disumbat dengan kapas dan kertas saring. Diatas perkolator
dipasang corong pisah untuk cairan penyari. Kran perkolator dibuka sampai cairan menetes dengan kecepatan 1 mlmenit. Cairan penyari ditambah berulang-ulang
sampai larutan dalam perkolator hampir tak berwarna, penyarian dihentikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan dengan vacum rotary evaporator. Hasil yang diperoleh ditimbang dan disimpan pada botol gelas dalam eksikator.
5. Identifikasi kualitatif senyawa ekstrak etanol daun dandang gendis dengan metode kromatografi lapis tipis KLT
a. Uji KLT saponin
Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254. Fase gerak yang digunakan adalah kloroform, metanol 95 : 5 yaitu fase gerak yang digunakan
untuk mengidentifikasi saponin. Ekstrak etanol daun dandang gendis dan pembanding yaitu ekstrak buah lerak ditotolkan pada lempeng KLT menggunakan
pipa kapiler berukuran 5µl dengan konsentrasi 10 . Langkah selanjutnya adalah pengelusian lempeng dengan jarak rambat 10 cm. Setelah elusi selesai, bercak
dideteksi dengan pereaksi anisaldehid - asam sulfat dan diamati secara visibel. Bercak berwarna violet - biru setelah disemprot anisaldehid - asam sulfat
menujukkan adanya senyawa saponin. Harga Rf bercak pembanding juga dibandingkan dengan Rf pembanding, apabila memiliki harga yang hampir serupa
maka bahan uji mengandung senyawa saponin.
b. Uji KLT alkaloid
Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 dan fase gerak yang digunakan adalah etil asetat, metanol, air 70:20:10. Sebagai pembanding
digunakan skopolamin. Sampel dan pembanding ditotolkan bersama-sama pada lempeng KLT, kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm. Setelah itu dideteksi
dibawah sinar UV 254 nm dan UV 365 nm, kemudian dideteksi dengan pereaksi semprot Dragendorff. Pada umumnya alkaloid di bawah sinar UV 254 nm akan
tampak pemadaman bercak. Beberapa alkaloid pada sinar UV 365 nm akan berfluoresensi biru atau kuning. Dengan pereaksi semprot Dragendorff, alkaloid
akan tampak coklat atau orange. Harga Rf pembanding juga dibandingkan dengan harga Rf sampel.
c. Uji KLT senyawa fenolik
Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 dan fase gerak yang digunakan adalah toluen, etil asetat, metanol 70:20:10. Pembanding yang
digunakan yaitu timol. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng KLT, kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm dan dikeringkan. Deteksi dilakukan
dibawah sinar UV 254 nm dan pereaksi semprot FeCl
3
. Terjadi pemadaman bercak pada sinar UV 254 nm. Deteksi dengan pereaksi semprot FeCl
3
akan memberikan warna merah hitam, merah coklat, biru, merah muda dampai hijau
kebiruan bila mengandung senyawa fenolik. Harga Rf pembanding dibandingkan dengan harga Rf sampel.
d. Uji KLT terpenoid
Fase diam yang digunakan silika gel GF 254 dan fase gerak yang digunakan yaitu toluen, etil asetat 93:7. Pembanding yang digunakan yaitu
ekstrak etanol Liquiritae Radix. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng KLT kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm. Setelah itu dideteksi dengan
sinar UV 254 nm, sinar UV 365 nm dan dengan pereaksi semprot vanilin-asam sulfat dan dipanaskan pada suhu 100
o
C selama 10 menit. Pada sinar UV 254 nm akan terjadi pemadaman, pada sinar UV 365 nm kebanyakan terpenoid
menampakkan fluoresensi yang tidak spesifik. Pada pengamatan secara visibel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setelah disemprot dengan pereaksi vanilin-asam sulfat dipanaskan pada suhu 100
o
C selama 10 menit akan tampak warna merah-ungu, coklat-merah, biru-hijau biru dan biru-abu-abu Harga Rf bercak pembanding dibandingkan dengan harga
Rf bercak sampel.
e. Uji KLT flavonoid
Fase diam yang digunakan yaitu selulosa dan fase gerak yang digunakan adalah butanol, asam asetat glasial, air 4:1:5. Pembanding yang digunakan
adalah rutin. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng KLT kemudian dielusi pada batas tertentu 10 cm. Setelah itu dideteksi dengan UV 254 nm, bila
mengandung flavonoid akan berwarna hijau kekuningan, deteksi juga dilakukan pada UV 365 nm yang apabila mengandung flavonoid akan menghasilkan warna
lembayung tua ungu tua. Deteksi dengan uap amonia akan menghasilkan warna kuning apabila mengandung flavonoid. Kemudian harga Rf pembanding
dibandingkan dengan harga Rf sampel.
6. Uji potensi antibakteri ekstrak etanol daun dandang gendis terhadap Escherichia coli dengan metode difusi
a. Pembuatan konsentrasi larutan uji
Tabel I. Pembuatan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun dandang gendis
Konsentrasi ekstrak etanol
Berat ekstrak etanol g
Volume DMSO ml
20 0.20 1
40 0,40 1
60 0,60 1
80 0,80 1
Sebagai kontrol negatif digunakan DMSO dan kontrol positif ampicilin 125mg5ml
b. Pembuatan suspensi bakteri uji E. coli
Beberapa ose biakan murni bakteri uji diinokulasikan pada 10 ml aquadest steril, dihomogenkan dengan vortex, kemudian disesuaikan kekeruhannya dengan
larutan standar Mc Farland II 6.10
8
CFUml. Suspensi bakteri yang diperoleh telah siap diinokulasikan ke dalam media nutrien agar yang steril.
c. Pembiakan suspensi E. coli secara pour platting
Suspensi bakteri uji sebanyak 1 ml diinokulasikan ke dalam 25 ml nutrien agar dalam Erlenmeyer steril lalu digoyang agar homogen. Media yang telah
berisi bakteri kemudian dituang dalam petri steril lalu digoyang kembali supaya homogen.
d. Pengujian potensi antibakteri
Pengujian potensi antibakteri ekstrak etanol daun dandang gendis dilakukan dengan metode difusi secara sumuran. Ke dalam media padat yang
telah berisi bakteri dibuat sumuran berdiameter 6 mm. Setelah itu, ditetesi dengan seri konsentrasi senyawa uji sebanyak 20 µl, sebagai kontrol positif digunakan
ampicilin dan kontrol negatif digunakan DMSO masing-masing sebanyak 20 µl, lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
C. Diukur diameter zona hambatnya dengan menggunakan penggaris.
E. Analisis Hasil