42
apabila ada tindakan aktif dari BupatiWalikota mendelegasikan sebagian kewenangan pemerintahan kepadanya.
Apabila BupatiWalikota belum mendelegasikan sebagian kewenangan pemerintahan kepada Camat, apakah Camat tidak mempunyai kewenangan apa-
apa? Mengenai hal ini ada dua pendapat. Pendapat pertama, mengatakan bahwa Camat praktis tidak lagi mampu menjalankan fungsi dengan baik, karena Camat
tidak dapat mengambil keputusan-keputusan strategis yang berkaitan kepentingan publik karena dapat menimbulkan implikasi hukum yang melemahkan bagi
Camat. Pendapat kedua, menyebutkan bahwa di dalam pemerintahan tidak boleh ada kekosongan kekuasaan, dengan demikian apabila belum ada ketentuan yang
seharusnya, maka ketentuan yang lama masih dapat digunakan, yang terpenting pelayanan kepada masyarakat tidak terlantar prinsip mengutamakan kepentingan
umum.
2.7. Pendelegasian dan Penarikan Kewenangan
Kebijakan perubahan pemekaran kecamatan tentunya diiringi juga dengan pendelegasian maupun penarikan kewenangan yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1 Pendelegasian Kewenangan
Di dalam manajemen terdapat berbagai prinsip antara lain adanya pendelegasian kewenangan dari pucuk pimpinan kepada orang atau unit yang
berada dibawahnya. Pendelegasian kewenangan adalah pelimpahan kewenangan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, yang diberikan dari pihak atasan
kepada bawahan dengan ketentuan : a. kewenangan tersebut tidak beralih menjadi kewenangan dari penerima
delegasi; b. penerima delegasi wajib bertanggung jawab kepada pemberi delegasi;
c. pembiayaan untuk melaksanakan wewenang tersebut berasal dari pemberi delegasi kewenangan.
Dikaitkan dengan pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan BupatiWalikota kepada camat, dapat dibedakan adanya dua pola yaitu :
43
1. Pola seragam 2. Pola beranekaragam.
Pendelegasian dengan pola seragam yaitu mendelegasikan sebagian kewenangan pemerintahan dari BupatiWalikota kepada camat secara seragam
tanpa melihat karakteristik wilayah dan penduduknya. Pola ini dapat digunakan untuk kecamatan yang wilayah dan penduduknya relatif homogen. Menurut Sadu
Wasistiono 2004:22 Pola pendelegasian secara seragam memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan Pola Pendelegasian Kewenangan Secara Seragam a. Relatif lebih mudah membuatnya;
b. Relatif lebih mudah dalam pengaturan dan pengendaliannya; c. Relatif lebih mudah dalam pembinaan personil, penentuan anggaran dan
logistik. Kekurangan Pola Pendelegasian Kewenangan Secara Seragam
a. Kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat; b. Penyediaan personil, anggaran dan logistik tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata kantor camat sehingga sulit untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. c. Sulit untuk mengukur kinerja organisasi secara obyektif.
Pendelegasian dengan pola beranekaragam yaitu mendelegasikan sebagian kewenangan pemerintahan dari BupatiWalikota kepada camat dengan
memperhatikan karakteristik wilayah dan penduduk masing-masing kecamatan. Pada pola ini ada dua macam kewenangan yang dapat didelegasikan yakni
kewenangan generik, yakni kewenangan yang sama untuk semua kecamatan, serta kewenangan kondisional yaitu kewenangan yang sesuai dengan kondisi wilayah
dan penduduknya. Kewenangan atributif yang bersifat generik misalnya dapat ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri, seperti yang diamanatkan pasal 12 ayat 5 PP Nomor 8 Tahun 2003. Di dalam Lampiran I Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan antara lain dimuat kewenangan-kewenangan pemerintahan yang didelegasikan kepada
Camat yaitu sebagai berikut :
44
1 Bidang pemerintahan mencakup 17 aktivitas ; 2 Bidang ekonomi dan pembangunan mencakup 8 aktivitas;
3 Bidang pendidikan dan kesehatan mencakup 8 aktivitas; 4 Bidang sosial dan kesejahteraan rakyat mencakup 6 aktivitas;
5 Bidang pertanahan mencakup 4 aktivitas. Kewenangan atributif yang diatur di dalam Kepmendagri tersebut di atas
bersifat ATRIBUTIF TENTATIF, karena BupatiWalikota diberi peluang untuk memilih sesuai karakteristik wilayah dan kebutuhan daerah.
Di dalam pasal 2 ayat 2 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158 Tahun 2004, dikemukakan kedudukan tambahan bagi Camat yaitu sebagai
koordinator pemerintahan di wilayah kerjanya. Kedudukan tambahan tersebut menimbulkan konsekuensi logis adanya kewenangan atributif lainnya yakni
mengkoordinasikan kegiatan instansi pemerintah baik instansi vertikal maupun dinas daerah yang ada di wilayah kecamatan.
Telah dijelaskan bahwa pola pendelegasian kewenangan yang serba seragam maupun yang beraneka ragam memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan pola beranekaragam dapat diinventarisasi sebagai berikut :
Kelebihan Pola Pendelegasian Kewenangan Secara Beranekaragam : a. Lebih responsif terhadap kebutuhan pelayaanan masyarakat ;
b. Kebutuhan personil, anggaran dan logistik dapat dihitung secara obyektif dan rasional;
c. Memudahkan dalam pengukuran kinerja. Kelemahan Pola Pendelegasian Kewenangan Secara Beranekaragam :
a. Memerlukan waktu dan tenaga untuk menyusunnya; b. Agak sulit dalam pengendalian dan pengawasan;
c. Memerlukan personil yang memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan masyarakat.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mendelegasikan kewenangan dengan menggunakan pola beranekaragam yaitu sebagai berikut :
1. Karakteristik geografis daratan atau kepulauan, dataran atau pegunungan ;
45
2. Karateristik penduduk dilihat dari mata pencaharian dan tingkat pendidikannya;
3. Karakteristik wilayahnya perkebunan, perhutanan, perindustrian, perumahan, pariwisata dlsb.
Adapun jenis-jenis kewenangan yang dapat didelegasikan kepada camat dapat dikelompokkan menjadi 9 sembilan macam sebagai berikut:
1. kewenangan perijinan; 2. kewenangan rekomendasi;
3. kewenangan koordinasi; 4. kewenangan pembinaan;
5. kewenangan pengawasan; 6. kewenangan fasilitasi;
7. kewenangan penetapan; 8. kewenangan pengumpulan data dan penyampaian informasi;
9. kewenangan penyelenggaraan. Untuk dapat mengidentifikasi kewenangan pemerintahan yang dapat
didelegasikan kepada Camat, dapat dibuat matriks sebagai berikut: Matrik Indentifikasi Kewenangan yg Mungkin
Dilimpahkan dari BupatiWalikota kepada Camat Bidang
Jenis Kewenangan
Pem. Umum
Pertanian Pekerjaan
Umum -----dst
sd 21 bid
Perijinan Rekomendasi
Koordinasi Pembinaan
Pengawasan Fasilitasi
Penetapan Pengumpulan Data
Penyampaian Informasi Penyelenggaraan
Matriks di atas disusun dengan memadukan antara jenis kewenangan ada 9 jenis dengan bidang kewenangan yang dijalankan oleh pemerintah daerah
46
kabupatenkota ada 21 bidang kewenangan. Melalui matriks tersebut barulah diadakan rapat teknis antara dinas daerah dan atau badankantor dengan camat
untuk mencocokkan kewenangan yang mungkin dan mampu dilaksanakan oleh camat.
Pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari BupatiWalikota kepada camat dilakukan dengan menerbitkan Surat Keputusan BupatiWalikota,
bukan dengan Peraturan Daerah. Pertimbangannya adalah bahwa yang
didelegasikan adalah kewenangan pejabat BupatiWalikota kepada pejabat bawahannya camat.
Untuk menjalankan kewenangan yang telah didelegasikan oleh Bupati Walikota, camat memerlukan dukungan organisasi. Tugas pokok dan fungsi
organisasi kecamatan diatur dengan Peraturan Daerah, sama seperti pengaturan tugas, pokok dan fungsi perangkat daerah lainnya, sebab pembentukan organisasi
akan berkaitan dengan personil dan pembiayaan yang memerlukan persetujuan DPRD.
Pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari BupatiWalikota kepada camat dapat dilaksanakan apabila memenuhi empat prasyarat sebagai
berikut: 1. Adanya keinginan politik dari BupatiWalikota untuk mendelegasikan
sebagian kewenangan pemerintahan kepada camat; 2. Adanya kemauan politik dari BupatiWalikota dan DPRD KabupatenKota
untuk menjadikan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat bagi jenis- jenis pelayanan yang mudah, murah, dan cepat.
3. Adanya kelegawaan dari dinas dan atau lemtekda untuk melimpahkan sebagian kewenangan teknis yang dapat dijalankan oleh camat, melalui
keputusan Kepala Daerah. 4. Adanya dukungan anggaran dan personil untuk menjalankan kewenangan
yang telah didelegasikan.
47
Adapun langkah-langkah teknis yang perlu dilakukan untuk dapat merumuskan dan mengimplementasikan pendelegasian sebagian kewenangan
pemerintahan dari BupatiWalikota kepada camat yaitu sebagai berikut : 1. Melakukan inventarisasi bagian-bagian kewenangan dari Dinas dan atau
Lemtekda yang dapat didelegasikan kepada camat melalui pengisian daftar isian.
2. Mengadakan rapat teknis antara pimpinan dinas daerah dan atau lemtekda dengan camat untuk mencocokkan bagian-bagian kewenangan yang dapat
didelegasikan dan mampu dilaksanakan oleh camat. 3. Menyiapkan
rancangan keputusan
BupatiWalikota untuk
dijadikan Keputusan.
4. Menata-ulang organisasi kecamatan sesuai dengan besaran dan luasnya kewenangan yang didelegasikan untuk masing-masing kecamatan.
5. Mengisi organisasi dengan orang-orang yang sesuai kebutuhan dan kompetensinya, apabila perlu diadakan pelatihan teknis fungsional sesuai
kebutuhan. 6. Menghitung perkiraan anggaran untuk masing-masing kecamatan sesuai
dengan beban tugas dan kewenangannya, dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan pemerintah daerah bersangkutan.
7. Menghitung perkiraan kebutuhan logistik untuk masing-masing kecamatan. 8. Menyiapkan tolok ukur kinerja organisasi kecamatan.
Kebijakan pendelegasian sebagian kewenangan dari beberapa Bupati Walikota Kepada Camat sebagaimana terdapat dalam contoh berikut ini:
48
TABEL 2.1 PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATIWALIKOTA
KEPADA CAMAT
No Lokasi
Dasar Hukum Bidang Kewenangan
1 Kota Bandung
Keputusan Walikota
No. 13422001 19 Bidang Kewenangan meliputi
96 rincian kewenangan 2
Kota Surabaya Keputusan
Walikota No. 552001
15 Bidang Kewenangan meliputi 68 rincian kewenangan
3 Kota Ternate
Keputusan Walikota
No.272001 Masih menggunakan pola lama
tanpa ada rincian kewenangan yang didelegasikan
4 Kabupaten
Bandung Keputusan
Bupati No.212001
27 Bidang Kewenangan meliputi 109 rincian kewenangan
5 Kabupaten
Sumedang Keputusan Bupati No.
442001 9 Bidang Kewenangan meliputi
18 rincian kewenangan
6 Kabupaten Agam
Keputusan Bupati No. 1822001
1 Bidang Kewenangan yaitu pengelolaan pajak retribusi
daerah meliputi 12 rincian jenis pajak retribusi daerah
7 Kabupaten
Lampung Uatara Keputusan Bupati No.
2992001 23 Bidang Kewenangan meliputi
317 rincian kewenangan
2 Penarikan Kewenangan
Sebagian kewenangan pemerintahan yang telah didelegasikan oleh BupatiWalikota kepada Camat pada suatu saat dapat saja ditarik kembali. Adapun
alasan penarikan kembali kewenangan yang telah didelegasikan antara lain : 1. Kewenangan yang telah didelegasikan tidak dilaksanakan dengan baik;
2. Obyek sasaran dari kewenangan tersebut tidak ada di kecamatan bersangkutan. Misalnya kewenangan perijinan IMB untuk kecamatan yang
bercorak perkebunan, atau kewenangan pengelolaan kota untuk kecamatan yang bukan perkotaan.
3. Setelah dilaksanakan ternyata pendelegasian kewenangan yang dijalankan oleh camat justru menimbulkan ketidakefisienan dan ketidakefektifan;
4. Pelaksanaan kewenangan yang didelegasikan dampaknya telah meluas melampaui satu kecamatan, sehingga perlu ditarik kembali ke tangan Bupati
Walikota. 5. Adanya kebijakan baru di bidang pemerintahan sehingga kewenangan yang
selama ini dijalankan oleh Camat dengan berbagai pertimbangan kemudian
49
ditarik kembali dan atau dipindahkan pelaksanaannya kepada unit organisasi pemerintahan yang lainnya. Misalnya kewenangan di bidang pertanahan,
kependudukan, pemilihan umum dan lain sebagainya. Apabila pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati
Walikota kepada camat dilakukkan dengan Keputusan BupatiWalikota, maka penarikan kewenangannyapun harus dilakukan dengan Keputusan yang setingkat
yakni Keputusan BupatiWalikota. Penarikan kembali kewenangan yang didelegasikan harus dilakukan secara hati-hati dan cermat, jangan sampai
menimbulkan masalah di kemudian hari atau menimbulkan penolakan dari masyarakat yang dilayani.
50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan aplikasi model pengukuran dan evaluasi terhadap kemampuan potensi yang akan mendeskripsikan dan mengeksplanasikan
tingkat kekuatan atau pengaruh variabel yang diamati terhadap keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di unit terkecil dan terdepan untuk meningkatkan
penyelenggaraan pelayanan umum, pembangunan dan demokratisasi. Melalui pendekatan ini dapat diketahui secara obyektif dan mendalam
tingkat kemampuan potensi yang dimiliki kecamatan dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui pengukuran terhadap indikator dan sub indikator dari
berbagai variabel yaitu : demografi, orbitasi, pendidikan, kesehatan, prasarana ibadah, sarana olah raga, transportasi, komunikasi, penerangan umum, kesadaran
politik, keamanan dan ketertiban masyarakat, pertanian, perikanan, peternakan, ketenagakerjaan, sosial budaya, ekonomi masyarakat, sosial masyarakat, dan
aspek pemerintahan. Berdasarkan identifikasi terhadap tingkat kemampuan potensi tersebut,
dapat disusun berbagai alternatif desain pemekaran kecamatan, dan dapat ditentukan pilihan prioritas tindakan guna peningkatan potensi kecamatan.
3.2. Populasi dan Sampel
Unit analisis dalam penelitian ini adalah 31 tiga puluh satu kecamatan di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Satuan sampel yang menjadi obyek
penelitian ini adalah Camat. Penarikan sampel sebagai obyek penelitian dalam ukuran dan jumlah
yang representatif, dengan menggunakan teknik penarikan total sampling atau sampel jenuh, dimana setiap kecamatan diambil seluruhnya.