C. Toksikologi
1. Pengertian
Menurut Doull dan Bruce semua senyawa adalah racun, tidak satupun yang bukan racun, takaran atau dosis yang tepatlah yang membedakan racun dan
obat. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan, toksikologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh kuantitatif zat kimia atas sistem biologi,
dan yang paling terpenting bagaimana zat kimia tersebut berbahaya bagi sistem biologi Donatus, 2005.
2. Wujud dan sifat efek toksik
Wujud efek toksik sesuatu racun dapat berupa perubahan biokimia, fungsional, dan struktural. Berbagai perubahan ini memiliki ciri yang khas, yakni
terbalikkan atau tak terbalikkan. Jenis wujud perubahan biokimia tidak menunjukkan bukti secara langsung terhadap patologi organ, apabila mekanisme
homeostatis normal makhluk hidup masih dapat bekerja maka perubahan biokimia bersifat timbal balik Donatus, 2005.
Toksisitas subkronis merupakan salah satu jenis uji toksikologi. Uji ketoksikan subkronis adalah uji ketoksikan sesuatu senyawa yang diberikan
dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu, selama kurang dari tiga bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk
memperlihatkan apakah spektrum efek toksik tersebut berkaitan dengan takaran dosis Donatus, 2005.
3. Uji toksisitas subkronis dan kronis
Pemeriksaan toksisitas diperlukan untuk mengetahui berapa dosis yang dapat menyebabkan keracunan sehingga dapat diketahui jumlah penggunaan dosis
yang tepat. Tingkat dosis yang dapat menyebabkan keracunan ditentukan dengan Letal Dosis 50 LD50. LD50 adalah dosis dari suatu bahan yang menyebabkan
50 kematian dalam suatu populasi. Dengan melihat hubungan efektifitas dosis dalam bentuk rasio LD50, maka dapat diketahui batas keamanan pemakaian suatu
zat atau obat. Semakin besar nilai indeks terapi suatu obat, maka semakin aman obat tersebut. Sebaliknya akan semakin berbahaya suatu obat jika indeks terapinya
kecil Depkes, 2000. Percobaan ini termasuk uji toksisitas jangka panjang, mencakup
pemberian obat secara berulang selama 1-3 bulan untuk percobaan sub kronis dan selama 3-6 bulan untuk percobaan kronis. Tujuan dari percobaan toksisitas jangka
panjang ini adalah menguji keamanan obat dengan melalui serangkaian percobaan terhadap hewan. Pada percobaan toksisitas ini segala perubahan berupa
akumulasi, toleransi, metabolisme dan kelainan khusus di organ atau sistem organ tertentu harus dipelajari. Dan pada waktu tertentu sebagian hewan harus dimatikan
untuk mengetahui pengaruh bertahap obat terhadap organ Lu, 1991.
D. Jantung
1. Anatomi jantung
Jantung adalah suatu organ yang merupakan bagian dari suatu sistem dalam tubuh manusia yang berperan dalam mekanisme untuk mempertahankan
homeostasis dari bahasa Latin, homeo = sama, tidak berubah; stasis = keadaan