3. Uji toksisitas subkronis dan kronis
Pemeriksaan toksisitas diperlukan untuk mengetahui berapa dosis yang dapat menyebabkan keracunan sehingga dapat diketahui jumlah penggunaan dosis
yang tepat. Tingkat dosis yang dapat menyebabkan keracunan ditentukan dengan Letal Dosis 50 LD50. LD50 adalah dosis dari suatu bahan yang menyebabkan
50 kematian dalam suatu populasi. Dengan melihat hubungan efektifitas dosis dalam bentuk rasio LD50, maka dapat diketahui batas keamanan pemakaian suatu
zat atau obat. Semakin besar nilai indeks terapi suatu obat, maka semakin aman obat tersebut. Sebaliknya akan semakin berbahaya suatu obat jika indeks terapinya
kecil Depkes, 2000. Percobaan ini termasuk uji toksisitas jangka panjang, mencakup
pemberian obat secara berulang selama 1-3 bulan untuk percobaan sub kronis dan selama 3-6 bulan untuk percobaan kronis. Tujuan dari percobaan toksisitas jangka
panjang ini adalah menguji keamanan obat dengan melalui serangkaian percobaan terhadap hewan. Pada percobaan toksisitas ini segala perubahan berupa
akumulasi, toleransi, metabolisme dan kelainan khusus di organ atau sistem organ tertentu harus dipelajari. Dan pada waktu tertentu sebagian hewan harus dimatikan
untuk mengetahui pengaruh bertahap obat terhadap organ Lu, 1991.
D. Jantung
1. Anatomi jantung
Jantung adalah suatu organ yang merupakan bagian dari suatu sistem dalam tubuh manusia yang berperan dalam mekanisme untuk mempertahankan
homeostasis dari bahasa Latin, homeo = sama, tidak berubah; stasis = keadaan
seimbang. Fungsi utama jantung adalah mendorong darah agar dapat mengalir dengan lancer di dalam pembuluh pada sistem sirkulasi ke seluruh tubuh
Herman, 2009. Secara anatomis, jantung merupakan organ yang mempunyai rongga di
dalamnya. Rongga di dalam jantung ini terdiri dari empat ruangan, yaitu dua rongga ruang atrium di sebelah atas dan dua ruang ventrikel di sebelah bawah.
Secara fungsional, jantung manusia terdiri atas dua bagian yang terpisah, yaitu bagian kanan dan kiri. Jantung bagian kanan dan kiri masing-masing terdiri pula
atas dua ruang pompa yang berdenyut, yaitu atrium dan ventrikel. Jadi, secara fungsional, juga ada empat ruang pompa pada jantung, yaitu atrium kanan,
ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri Herman, 2009. Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat jika dibandingkan
dengan atrium, khususnya ventrikel kiri yang harus memompakan darah keluar ke seluruh organ tubuh melalui sirkuit sistemik Campbell, 2004.
2. Histologi jantung
Otot jantung atau miokardium terdiri atas 3 kelompok, yaitu otot atrium, oto ventrikel, dan serat-serat otot khusus yang mempunyai sifat konduksi selain
sifat eksitasi yang lazim dimiliki otot. Walaupun otot jantung termasuk otot yang tidak sadar lainnya, yaitu otot polos. Cara kontraksi otot atrium dan ventrikel
justru lebih mirip dengan cara kontraksi otot rangka yang termasuk otot sadar Herman, 2009. Pada gambar 2 memperlihatkan preparat organ jantung normal
dengan perbesaran 400x.