7. Pembuatan infusa daun sirih merah
Sebanyak 20 g serbuk daun sirih merah direbus selama 15 menit dengan 100 mL aquadest, pada suhu 90
C sambil sesekali diaduk. Setelah dingin, larutan disaring dengan kain flanel dan di tambahkan volumenya dengan aquadest hingga
100 mL. Konsentrasi infusa yang didapat adalah 20. Pemilihan konsentrasi 20 didasarkan pada tingkat serbuk yang bisa dibasahi oleh aquadest sebanyak 100
mL.
8. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang digunakan terdiri dari tikus jantan dan betina, galur Wistar
, umur 2- 3 bulan, berat badan 100 – 200 g, berjumlah 40 ekor 20 jantan
dan 20 betina disiapkan dan ditempatkan dalam metabolic cage. Setiap metabolic cage
berisi satu tikus. Tiga hari sebelum dilakukan perlakuan hewan uji diadaptasikan pada metabolic cage.
9. Pengelompokan hewan uji
Pada penelitian ini digunakan empat puluh ekor tikus, dibagi menjadi empat kelompok secara acak, yaitu satu kelompok kontrol dan tiga kelompok
perlakuan, masing-masing kelompok uji terdiri dari sepuluh ekor tikus lima jantan dan lima betina. Kelompok II sampai IV diberi perlakuan infusa daun sirih
merah dengan peringkat dosis berturut-turut, yaitu 1,38 ; 2,07 ; 3,105 gKgBB tikus. Kelompok I, yaitu kelompok kontrol kontrol diberi aquadest dengan dosis
15,252 gKgBB.
10. Prosedur pelaksanaan toksisitas subkronis
Sediaan uji berupa infusa daun sirih merah diberikan pada hewan uji sesuai dosis pemberian dengan kekerapan pemberian satu kali sehari selama 28
hari pada tikus jantan dan betina dengan tetap diberi makan dan minum. Pada awal masa uji yaitu pada hari I, darah semua tikus diambil melalui sinus orbital
mata, ditampung pada Eppendorf berisi heparin untuk diambil serum darah kemudian dilakukan pengukuran kadar SGOT darah tikus. Pengukuran kadar
SGOT darah dilakukan di Parahita Medical Lab. Pemberian infusa daun sirih merah dilakukan selama 28 hari pada setiap kelompok perlakuan sesuai dengan
peringkat dosis. Pada hari ke-29 darah semua tikus diambil melalui vena orbital mata, ditampung pada Eppendorf berisi heparin untuk diambil serum darah
kemudian dilakukan pengukuran kadar SGOT darah tikus. Pada hari ke-29 juga dilakukan pembedahan setengah dari hewan uji baik jantan maupun betina untuk
dilakukam pemeriksaan histopatologi. Kemudian pada hari ke-42 14 hari setelah 28 dilakukan pembedahan hewan uji yang tersisa untuk melihat reversibilitas.
11. Prosedur pembedahan
Pertama-tama disiapkan pot organ yang yag telah diberi label dan yang sesuai dengan nomor tikus yang akan dibedah dan telah diisi dengan formalin
10 untuk menyimpan organ. Kemudian, menyiapkan alat-alat bedah yang akan digunakan gunting bedah, pinset, papan bedah, pins, beker gelas. Beker gelas
digunakan untuk menampung NaCl 0,9 mencuci organ setelah dibedah. Setelah itu, tikus yang akan dibedah di dislokasi leher terlebih dahulu kemudian posisikan
tikus pada papan bedah menggunakan pins. Bedah dimulai dari bagian perut